Senin, 09 Januari 2017

Berlibur sejenak di Bandung

Bandung, sebuah kota yang sudah sangat familiar, terutama bagi masyakat Jakarta yang "hobi" berlibur kesana. Tidak salah memang, karena jaraknya yang juga cukup dekat, kira-kira 2 hingga 2,5 jam jika dicapai dengan kendaraan pribadi (Mobil), atau sekitar 3 jam jika naik Kereta Api.

Awal rencana, kami berencana untuk mengunjungi berbagai wisata yang tengah "naik daun" (emangnya ulet!) di daerah Bandung Selatan, yakni Rancaupas, Danau Situpatenggang dan Kawah Putih. Namun apadaya, terkadang yang namanya realita bisa jadi tidak sesuai dengan perencanaan. Kok bisa? Pantau terus yeee...


Sabtu, 10 Desember 2016
Sabtu sore, dengan menggunakan KA Argo Parahyangan dari Stasiun Gambir seharga Rp 80.000,-/orang, rombongan kecil kami yang berjumlah 6 orang ini pun berangkat menuju Bandung. Saat itu kereta agak telambat, sehingga kami baru tiba di Bandung setelah menempuh 3,5 jam perjalanan. 

Setelah menunggu sekian lama, dan motor sewaan tiba (dengan beberapa kondisi yang dirasa meragukan -,-), berangkatlah kami ke tujuan pertama kami, yaitu CARI MAKAN. Ya, jujur saat itu sudah hampir pukul 20.00 WIB dan kami belum makan malam.

Fyi, selama di Bandung ini, kami memang berencana untuk Explore dengan menggunakan motor agar lebih hemat dan terbebas dari aneka macet karena Long weekend. Tapi maaf saya tidak bisa merecommend di tempat sewaan kami kemarin karena 1 dan lain hal. Banyak kok jika mau cari rental motor di Bandung, tidak usah khawatir.


A. Kehidupan Tidak Pernah Berakhir

"Di depan pintu masuk restoran bernama unik
Inilah tempat pertama yang kami kunjungi saat menginjakkan kaki di Bandung. Rumah makan yang bernama unik ini berada di Jl.Pajajaran no.63, Pasir Kaliki, tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Bandung. Fyi, ini merupakan restoran vegetarian, jadi jangan harap bertemu daging dimari. 

Kenapa saya recommend kemari? karena memang tempatnya yang nyaman dan murahnya nyaris tidak masuk akal. Untuk paket Nasi putih + 4 lauk hanya dibandrol seharga Rp 8.000,-/porsi (belum pajak). Cocok banget lah untuk kantong Bekeper, eh Backpacker. Jika minumnya air putih, GRATIS.

Selamat makan..

Setelah selesai makan, kami berencana untuk main ke Alun- Alun Bandung sebelum Check Out ke Hotel, dan ketika menuju kesana lah sebuah insiden terjadi terkait motor yang kami sewa yang akhirnya membuat kami membatalkan semua itinery yang sudah direncanakan sebelumnya. But, the show must go on, tidak lama, kami tetap bisa kembali bersenang-senang di Alun-Alun Bandung.


B. Alun-Alun Bandung, Masjid Raya
Masjid Raya Bandung (Alun-Alun)

Jika parkir di depan, tepat didepan tulisan "Alun-Alun Bandung", dikenakan biaya Rp 5.000,-/motor. Suasana Masjid Raya kala itu masih sangat ramai. Masih banyak anak-anak yang bermain dengan riang gembira. Padahal waktu sudah menunjukka sekitar pukul 23.00 WIB. Oiya, jika ingin menginjak rumput sintetis yang menjadi halaman masjid ini, kalian wajib melepas sepatu ya. Ibarat kata seperti batas suci jika ingin sholat saja. Disini tidak banyak yang kami lakukan selain berfoto-foto dan sekalian mengatur ulang jadwal kami yang sempat berantakan. Ahahahaha
Sekitar pukul 00.00 WIB, kami sudah lelah ini segera menuju Hotel tempat kami menginap di daerah Buah Batu.

Disini pun sempat terjadi salah info, dimana seharusnya kami mendapat dua kamar untuk dua malam, dan ajaibnya hanya tercantum 1 kamar saja. Sehingga malam itu kami berbagai 1 kamar untuk 7 orang. Mantap! Tapi ya begitu, terkadang sebuah kesalahan bisa berbuah manis, karena merasa kesalahan ada di pihaknya (hotel) sehingga mereka berencana untuk mengembalikan separuh dari uang pembayaran yang telah dibayarkan. Setelah segalanya Clear, waktunya istirahat, mari tidur! :D


Minggu, 11 Desember 2016

C. Curug Dago 
Curug Dago menjadi tujuan awal kami di pagi hari yang cerah itu. Dengan mengambil arah menuju Simpang Dago (ada Mcd), kemudian berbelok ke kiri dan langsung ke kanan dan terus menuju ke atas (saat itu kami mengikuti petunjuk di Maps, karena memang tidak terlalu paham letaknya). Setelah melewati jalan komplek perumahan yang naik dan turun hingga bertemu dengan jalan kecil yang hanya bisa dilewati setidaknya 1 motor saja. Ikuti terus jalan hingga ada plang bertuliskan "Curug Dago" dan banyak parkiran motor.

Curug ini sepertinya belum terlalu terkenal, sehingga bisa dilihat pengunjung yang datang pun tidak terlalu ramai jika dibanding wisata Bandung yang lain.

HTM dikenakan Rp 12.000,-/orang, dan parkir Rp 5.000,-/motor. Setelah memarkirkan motor, kami pun siap menjelajah. Dari arah pintu masuk, segera ambil ke arah kiri dimana terdapat ayunan dan prosotan. Jalan akan berubah menjadi anak tangga yang cukup curam, hati-hati selalu dalam melangkah ya.

Setelah melewati beberapa puluh anak tangga yang menuju ke bawah, tibalah kami semua di Curug Dago. Cuug yang memiliki aliran cukup deras, sehingga tidak diperkenankan untuk berenang di dalamnya. Di sekitar curug ini bisa kalian temukan berbagai prasasti petilasan kerajaan Thailand yang dibungkus kotak berwarna merah.

Welcome to Curug Dago
Pose kami, dan dibelakang kami adalah prasasti yang saya maksud

D. Punclut

Salah 1 rumah makan di Punclut
Siapa tidak tahu punclut ? daerah dataran tinggi di Bandung yang mempunyai aneka rumah makan sederhana dengan porsi banyak dan harga murah? Ya, Punclut menjadi tujuan kami berikutnya karena hari sudah menjelang siang dan perut kami sudah kembali terasa lapar. Tak disangka perjalanan dari Curug Dago menuju ke Punclut dilewati dengan menerobos kemaceran akibat dari Long Weekend. Tapi enaknya motoran, kami bisa salip sana sini. Hehehe

Di sekitar Punclut ini banyak tersedia aneka warung makan dengan berbagai view yang menarik. Tapi saat itu kami memilih warung yang agak sepi dengan alasan ingin lebih bersantai dan bebas ngantri memesan makanan. Dan warung seperti di atas lah yang kami pilih.

Menu yang kami pesan
Bayangkan saja, dengan menu seperti di atas, belum lagi nambah minuman dan beberapa gorengan setelahnya, kami hanya menghabiskan Rp 144.500,- saja untuk jatah makan 6 orang. Artinya hanya sekitar Rp 24.000,-/orang. Murah banget........ Enak lagi....


E. Gunung Tangkuban Perahu

Kawah Gunung Tangkuban Perahu
Sebenarnya saya sudah berkali-kali kemari, tapi yaa apa danya suasana di gunung wisata yang berdekatan dengan Pemandian Air Panas Alami Ciater ini memang asik. Gunung Tangkuban Perahu merupakan destinasi terakhir kami di hari itu. Yang mana gunung ini merupakan gunung wisata, sehingga tidak perlu untuk mendaki terlalu lelah untuk bisa berada di puncaknya. Malahan bisa langsung parkir kendaraan, dan minum kopi atau makan Jagung dan sosis bakar di warung-warung sekitar. Ehehehehe.

Biaya masuk saat ini dikenakan Rp 30.000,-/orang dan Rp 17.000,-/motor (Maap saya lupa berapa jika mobil). Dan kalau tidak salah kena parkir lagi sebesar Rp 5.000,-/motor di dalam. Hadeeeeh... -,-"

Ngopi, makan jagung, seru banget rasanya.. (Doc by :Syarief)
Mendadak hujan pun turun dengan sangat deras (Doc by : Syarief)
Tidak banyak yang bisa kami lakukan saat itu selain berfoto ala kadarnya dan segera mencari tempat berlindung (cielaaaaah) di kala hujan turun. Minum kopi hangat dan makan jagung bakar menjadi pilihan kami saat itu sembari menunggu hujan sedikit reda. Oiya, bagi kalian yang hobi belanja, disekitar Gunung Tangkuban ini banyak terdapat pedagang kaki lima maupun kios-kios yang menawarkan aneka souvenir. Tapi saran saya, jangan lupa tanya dulu harganya sebelum membeli ya. Dan Gunung Tangkuban Perahu ini sekaligus menjadi penutup acara kami pada hari itu. Setelahnya, kami segera memulai perjalanan hujan-hujanan menuju Hotel dan makan malam di warung tenda sekitarnya.


Senin, 12 Desember 2016
Pagi itu sebelum waktu Check out hotel tiba, kami berencana untuk kembali mengunjungi Alun-Alun dan sekaligus bertemu dengan Uda Fahmiko yang memang sudah janjian disana. Bedanya kali ini kami parkir di Basement, dan melihat keramaian Alun-Alun Bandung dan sekitarnya pada pagi hari.


F. Karnaval di Alun-Alun Bandung

Seru-seruan di Karnaval Bandung (Doc by : Syarief)
Pagi itu sangat ramai di seputaran Alun-Alun Bandung, banyak Spot juga yang unik untuk dijadikan tempat berfoto, beberapa diantaranya adalah Monumen Asia Afrika yang ditandai dengan adanya Bola Dunia diatasnya, atau pun gerbang seperti foto saya disamping ini.

Sekilas suasananya mirip-mirip dengan kota Tua yang ada di Jakarta. Disepanjang jalan juga banyak terdapat "seniman jalanan" dengan aneka kebolehan dan kostumnya. Malah kita bisa temui berbagai macam wujud hantu seperti Kunti, dan Orang yang bisa mengambang. Seru lah pokoknya!

Saat memasuki gang dimana terdapat banyak stand-makanan dan hiburan, kami sempat juga mampir ke Stand Pesona Indonesia dan mendapatkan buku gratis. Dan pastinya berhubung belum sarapan, saya langsung mencari stand makanan, dan dapatlah stand yang menjual aneka makanan Timur Tengah. Dan baru tahu juga kalau Roti Cane itu = Roti Maryam.. gkgkgkgkkgkgk :D.

Di stand yang dijaga oleh Ibu berdarah Arab ini, saya beli Kebab Daging ukuran besar, seharga Rp 20.000,- , beberapa kawan pun ada yang membeli Roti Cane dengan kadar kemanisan tertentu (colek mbak Siti yang dibilang "kompleks" sama si Ibu.. hahahahaha)

Monumen Asia Afrika
Stand Pesona Indonesia
Stand Roti Cane is Roti Mariam.. :D
Karnaval Bandung ini menjadi destinasi terakhir kami selama beberapa hari liburan kami di Bandung, dan saat Uda Fahmiko datang, kami langsung duduk ngumpul di meja sembari isirahat, namun sayangnya tidak bisa terlalu lama juga kumpul karena memang waktu Check out Hotel sudah dekat, maka setelah makan siang bersama kami segera pamit.

Siang itu setelah membereskan urusan sewa motor (Makasi banget untuk mbak Siti dan Syarief yang rela bolak-balik) kami segera mengambil Grab-Car menuju simpang terminal bayangan Cileunyi untuk naik Bus Primajasa arah Terminal Lebak Bulus dengan tarif Rp 40.000,-/orang.


Rincian Pengeluaran (Pribadi) :
-Tiket Kereta : Rp 80.000,-
-Go-Jek berangkat : Rp 25.000,-
-Jajan Dunkin Donuts : Rp 31.800,-
-Makan malam di kehidupan  : Rp 15.500,-
-Sarapan Lontong : Rp 10.000,-
-Jajan Teh : Rp 4.500,-
-Kebab Daging : Rp 20.000,-
-Es Teh : Rp 5.000,-
-Pempek : Rp 36.000,-
-Bus Primajasa : Rp 40.000,-
--------------------------------------------------------------- +
Total : Rp 271.300,-


Rincian Pengeluaran (Kelompok) :
-Hotel Rp 960.000,- /6 : Rp 160.000,-
-Sewa Motor Rp 635.000,- /5 : Rp 127.000,-
-Charge Motor : Rp 75.000,-/5 : Rp 15.000,-
-Punclut : Rp 144.500,-/6 : Rp 24.000,-
-Parkir pemandangan sejenak : Rp 5.000,-/6 : Rp 834,-
-Curug Dago : Rp 70.000,-/6 : Rp 11.700,-
-Tangkuban Perahu : Rp 231.000,-/6 : Rp 38.500,-
-Makan malam : Rp 121.000,-/6 : Rp 20.200,-
-Bensin Motor : Rp 100.000,-/6 : Rp 17.000,-
-Parkir tambahan Tangkuban Perahu : Rp 15.000,-/6 : Rp 2.500,-
-Parkir Alun-Alun : Rp 15.000,-/6 : Rp 2.500,-
-Air mineral untuk bareng-bareng : Rp 15.000,-/6 : Rp 2.500,-
---------------------------------------------------------------------- +
Total : Rp 421.734,-/orang


Total Sementara : Rp 271.300,- + Rp 421.734,- = Rp 693.034,-
Biaya pengembalian hotel setelah dipotong untuk Grab Car+Antar Motor : Rp 42.000,-

Jadi Grand Total pengeluaran (saya) : Rp 693.034,- dikurangi Rp 42.000,- = Rp 651.034,-

Sekian, semoga bisa bermanfaat!

Cheers !

RPR - Sang Petualang
(Silahkan di-follow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

Sampai jumpa di Trip selanjutnya! (Doc by : Syarief)