Senin, 30 November 2015

Probolinggo .. Situbondo .. Banyuwangi..

Sebelum naik kereta. (Doc by Mula M)
Pada kesempatan kali ini, saya bersama (lagi dan lagi) kawan-kawan dari Backpacker Jakarta (BPJ), berkesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat indah nan eksotis yang berada di ujung Jawa Timur. Tepatnya di Probolinggo , Situbondo dan Banyuwangi itu sendiri.

Sebenarnya BPJ sendiri sudah berkali-kali kemari, namun mungkin saya merupakan satu dari sekian banyak yang mungkin baru pertama kali kesana.
ehehehe

Cekidot!

13 November 2015

Awal Perjalanan
Seperti yang telah direncanakan 2 bulan sebelumnya,  sekitar pukul 11.30 WIB, kami direncanakan sudah berkumpul di Stasiun Pasar Senen untuk berangkat pukul 14.00 WIB. Namun apa dikata, karena kondisi jalan yang tidak terduga, saya pun terlambat sampai stasiun dan harus "kejar-kejaran" sebelum Sholat Jum'at dimulai. Tapi Alhamdulillah masih kebagian ^^

Setelah absen singkat dan semuanya telah berkumpul, sekitar pukul 13.45 kami mulai memasuki peron untuk segera naik KA Kertajaya yang akan mengantarkan kami semua ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya.

Rame-ramena di gerbong restorasi (Doc by Selly S)
Sekitar lebih kurang 12 jam lamanya kami habiskan dengan ngobrol, makan, ngemil, dan sebagian sudah tertidur pulas. Untuk mengurangi kebosanan, beberapa dari kami pun memilih untuk bergerak ke gerbong restorasi dan "ketawa-ketiwi" sembari ngopi-ngopi disana. Fyi, di KA Kertajaya ini untuk segelas Hot Chocolate dihargai sebesar Rp 10.000,-/cup.

14 November 2015

Tiba di Stasiun Pasar Turi
Sekitar pukul 01.30 WIB, kami tiba di stasiun Pasar Turi, Surabaya. Hmm, udaranya agak sedikit panas yaa saat itu. Setelah sebagian pergi menunaikan Sholat Isya dan bersih-bersih sejenak, barulah kami menaiki elf yang sudah tersedia. Dimana grup BPJ part 3 akan menuju Air terjun Madakaripura dan grup 4 akan menuju Pulau Menjangan.

A. Air Terjun Madakaripura
Gerbang masuk Air Terjun Madakaripura
Sekitar pukul 05.50 WIB, kami tiba di pintu masuk Air terjun Madakaripura, yang mana artinya setelah menempuh sekitar 3,5 jam perjalanan dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Fyi, untuk memasuki kawasan Air terjun ini dikenakan biaya Rp 5.000,-/orang dan Rp 80.000,-/team jika ingin menggunakan jasa Guide. Jalan menuju Air terjun Madakaripura sudah cukup mudah, karena kita hanya akan tinggal melewati jalan aspal bercor yang terletak di sepanjang sungai. Diperlukan waktu sekitar 45 - 1 jam untuk mencapai Air terjun. Namun, tetap pastikan memakai alas kaki yang nyaman, karena di beberapa bagian nantinya kalian akan melewati track berbatu yang cukup licin (di sekitar Air terjun).

Jalanan bercor menuju Air terjun Madakaripura
Jalanan dibawah tampias air
Setelah melalui "Check Point" berupa jembatan yang mana artinya sudah sangat dekat dengan pintu masuk menuju Air terjun. Akan terdapat beberapa pedagang yang menawarkan jas hujan plastik seharga Rp 10.000,-. Silahkan beli jika kalian belum punya, dan langsung dipakai jika sudah punya. Kenapa? karena untuk menuju Air terjun, kalian akan basah-basahan melewati tampias air yang jatuh dari atas. Untuk yang tidak ingin repot membawa barang bawaan, bisa dititip di loker.

Ketika melewati jalanan seperti gambar di samping, harap sangat berhati-hati. Carilah jalanan yang sekiranya dangkal agar kalian tidak jatuh atau tercebur kedalamnya. Hati-hati juga dalam memilih pijakan batu, karena bisa saja batu yang kalian injak bergeser alias tidak kokoh. Nah, setelah melewati jalur ini, kalian harus sedikit memanjat ke atas untuk menuju cekungan dimana Air Terjun Madakaripura berada.

Air Terjun Madakaripura
Sayang seribu sayang, nampaknya karena efek dari hujan malam sebelumnya mengakibatkan air di Air terjun ini menjadi berwarna cokelat. Kira-kira seperti di atas inilah penampakannya.

Jika merasa lapar setelah puas mengeksplore Air terjun, di depan pintu masuk dekat dengan tempat parkir terdapat aneka warung yang menjual aneka makanan dengan harga yang bisa dibilang cukup terjangkau. Kebetulan saya makan nasi goreng pagi itu, seharga Rp 12.000,-/porsi. Jika ingin berbilas, terdapat berbagai macam bilik kamar mandi dengan air yang sedingin es di seberang dan sekitar warung. Ehhehehe

Menuju Situbondo, Isirahat Sejenak
Sekitar pukul 09.40 WIB, Perjalanan pun berlanjut menuju daerah berikutnya, yakni Situbondo. Perjalanan dibuka dengan melewati jalan-jalan di pinggir perkebunan dan beberapa jurang di sisi kami. Sekitar pukul 12.15 WIB ketika jam makan siang tiba, dan perut sudah mulai "berdemo", kami istirahat sebentar, makan siang sekaligus "memanjangkan kaki" di RM Setia.

RM Setia, Situbondo

B. Taman Nasional Baluran
Setelah "urusan perut" selesai, sekitar pukul 13.30 WIB, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya, yakni Taman Nasional Baluran yang terkenal sebagai "Afrika"nya Indonesia. Kenapa? karena yaa memang ketika sudah berada di dalamnya kalian tidak akan merasa seperti di Indonesia.. ehehhee..

Jalan menuju Taman Nasional Baluran

Sekitar pukul 15.15 WIB, kami sudah mulai memasuki wilayah menuju Taman Nasional Baluran, dimana ditandai dengan banyaknya pohon-pohon kering di pinggir jalan, bahkan bisa kalian juga barisan monyet yang berjajar di kanan kiri jalan layaknya joki yang sedang menunggu mobil. :P

Berfoto dengan fosil Banteng
Sekitar pukul 15.40 WIB, kami tiba di Pintu masuk Taman Nasional Baluran dan membayar tiket sebesar Rp 15.000,-/orang. Fyi, dari pintu gerbang menuju Savana Bekol harus ditempuh sekitar 10 Km lagi, sehingga kami pun kembali masuk ke dalam Elf untuk menuju Savana Bekol.

Savana Bekol sendiri cukup gersang, ditandai dengan lapisan tanah yang terpecah-pecah dan bolong kekurangan air. Namun pemandangan yang ditawarkan disini sangatlah sayang untuk dilewatkan, sehingga tidak aneh ketika pintu Elf dibuka kawan-kawan langsung "berebutan" mencari spot terbaik untuk mengabadikan pemandangan yang ada. Cekidot !

Suasana Savana Bekol

Landscape Savana Bekol


Foto rame-rame (Doc by Aditya R - Go Pro)

Backpacker Jakarta di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran

C. Pantai Bama
Menuju Pantai Bama, dicapai dalam waktu sekitar 10 hingga 15 menit dari Savana Bekol. Pantai Bama ini pun sebenarnya bukan merupakan salah satu destinasi tujuan kami. Tapi berhubung masih dalam 1 kawasan, tidak ada salahnya mampir. Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan di pantai ini dikarenakan juga hari yang sudah sangat sore dan matahari sebentar lagi akan terbenam.

Pantai Bama

Makan Malam ala Prasmanan di Grafika Restaurant
Restoran Grafika di pinggir pantai Banyuwangi
Sebelum meneruskan perjalanan menuju destinasi terkahir yakni Kawah Ijen, kami pun sepakat untuk makan malam ala prasmanan di restoran Grafika yang berada tepat di bibir Pantai Banyuwangi. Disarankan bagi kalian yang ingin berganti pakaian atau buang air besar, silahkan gunakan waktu seefektif mungkin di restoran ini. Kenapa?  karena di Pos Paltuding (pos terakhir sebelum nanjak Ijen) bisa dibilang kekurangan fasilitas Toilet. Untuk sekedar buang air kecil saja bisa mengantri sekitar 15-20 menit.

15 November 2015

D. Kawah Ijen
Tiba di Basecamp Paltuding
Setelah selesai makan dan beres semuanya, sekitar pukul 00.40 WITA (ya, entah kenapa waktu menunjukkan bahwa di titik tersebut kami berada di WITA). Kami bertolak menuju destinasi terakhir kami yakni Kawah Gunung Ijen, atau yang biasa disingkat dengan Kawah Ijen. Untuk menuju kesana, kami harus melewati jalanan menanjak berliku-liku, disertai dengan beberapa tanjakan yang cukup curam, sehingga elf yang kami tumpangi pun harus agak "mengantri" ketika menaikinya.Barulah sekitar pukul 01.03 WITA, kami tiba di Pos Paltuding. Cuaca di basecamp cukup dingin, jadi pastikan kalian memakai jaket yang tebal, sarung tangan, kaos kaki, serta pelindung leher agar diri kalian tetap hangat ya! 

Tepat pukul 03.30 WITA, setelah tiket sudah dibeli dan persiapan selesai, rombongan kami pun bergerak menuju jalur pendakian Kawah Ijen . Oiya, fyi saat ini untuk biaya masuk menuju kawah Ijen dikenakan Rp 7.500,-/orang dan guide Rp 150.000,-/team.

Alhamdulillah, cuaca saat itu sedang bersahabat, sehingga kami tidak terlalu kesulitan melewati jalur pendakian yang pelan-pelan semakin menanjak dan pastinya berdebu ini. Namun tetap harus berhati-hati ketika kalian sudah menemukan jalan berliku-liku dengan jurang menganga disebelahnya ya.

Untuk menuju Puncak Ijen, bisa dicapai dalam waktu 2 jam perjalanan santai. Dan jika ingin turun ke kawah, (manatahu masih keburu untuk melihat fenomena Blue Fire yang hanya ada 2 di dunia), pastikan kalian sudah memakai masker/Buff sebelum turun agar tidak keracunan Gas Belereng yang baunya sangat menyengat. Sembari dalam perjalanan turun, harap jangan terburu-buru dan jangan lupa berikan jalan terlebih dahulu jika nanti ada penambang yang lewat. Karena bisa repot jika sampai tertiban bongkahan belerang yang mereka bawa, mengingat beratnya sangat lumayan. Eheheh..

Kira-kira beginilah pemandangan di Kawah Ijen dan sekitarnya.. Cekidot!!

Jangan lupa beri jalan dulu jika berpapasan dengan penambang (Doc by Aditya R)

Sebagian kawan Backpacker Jakarta yang berfoto bersama (Doc by Selly Sukesi)
View Kawah Ijen dari dekat
Tepat di depan bibir Kawah, pastikan memakai masker yak! (Doc by Liza Minelli)

Kawah Gunung Ijen dengan warna danau kawahnya yang hijau tozca

Bagian atas sebelum mencapai Kawah
Kegiatan kami di Kawah Ijen dan sekitarnya ini bisa dibilang merupakan akhir dari perjalanan kami dalam menjelajah Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi tentunya. Berhubung di toilet Basecamp Paltuding sangat panjang antriannya, kami yang sudah turun pun segera bergerak menuju RM Setia di Situbondo untuk sekali lagi makan siang sekaligus numpang mandi dan bersih-bersih disana.

Perjalalan terakhir pun kami lanjutkan menuju Surabaya selama lebih kurang 4 jam untuk menaiki KA Kertajaya yang akan mengantar kami pulang ke Jakarta.

*Untuk Jasa sewa Elf (kapasitas 18 orang/mobil) dari Surabaya menuju tempat-tempat wisata tersebut dan kembali lagi ke Surabaya bisa menghubungi No. 0822 3340 0178 ( Bapak Sugeng ) dengan tarif sewa Rp 3.400.000,-/2hari/elf , mungkin bisa saja dinego kembali. Untuk Tips Sopir bisa dikasi sekitar Rp 150.000,-/sopir. Untuk sewa parkir tinggal menyesuaikan di tiap-tiap tempat yang kalian datangi.

Rincian Pengeluaran :
-Sharecost kelompok (included Tiket KA Kertajaya PP @Rp 90.000,-, Tiket Masuk Air terjun Madakaripura + Guide, Tiket Masuk Taman Nasional Baluran, Tiket Masuk Kawah Ijen, Sewa Elf, Tips Sopir, donasi sekret, dll ) : Rp 490.000,-
-Kopi : Rp 4.000,-
-Aqua : Rp 5.000,-
-Gorengan : Rp 1.000,-
-Makan siang di RM Setia, Situbondo  : Rp 28.000,-
-SC makan malam prasmanan di RM Grafica : Rp 20.000,-
-Sarapan Nasi Goreng & Teh manis hangat di Ijen : Rp 12.000,-
-Makan siang di warung seberang RM Setia : Rp 14.000,-
-Teh : Rp 5.000,-
----------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp 579.000,-*

*Biaya tersebut diatas tidak termasuk dengan Ongkos PP dari rumah masing-masing menuju Stasiun Pasar Senen, dan biaya-biaya lainnya yang tidak tercantum di list. 

Demikian informasi yang bisa saya berikan, semoga bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Sampai jumpa di Trip selanjutnya! (Doc by Aditya R)


Cheers,
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)
 

Senin, 16 November 2015

Sekilas Tentang Pulau Untung Jawa

Trip kali ini bisa dibilang sama sekali tidak direncanakan. 

Berbekal keikutsertaan saya dalam team perform Grupo Capoeira Brasil Indonesia pada acara Pemilihan Putra Putri Bahari 2015 yang rencananya diadakan di Pulau Untung Jawa, jadilah saya sekalian jalan-jalan dan "meng-eksplore" tentang Pulau yang berada di Barat Laut dari dermaga Marina Ancol tersebut.

Cekidot...

6 November 2015

Naik Speed Boat menuju Pulau Untung Jawa
Awal Perjalanan
Tepat pukul 13.30 WIB kami ber 14 yang memang sudah bersiap di kampus Universitas Paramadina segera bergerak menuju Dermaga Marina Ancol dengan menggunakan 1 mobil dan 2 unit taksi. Sesampainya di Ancol, kami sudah disambut oleh beberapa panitia dan tinggal menunggu giliran untuk naik dan berangkat dengan menggunakan Speed Boat. (Iya, Speed Boat, sesekalilah nyobain mumpung difasilitasi..ehehehe) .Waktu yang diperlukan untuk menuju Pulau Untung Jawa adalah sekitar 1 jam perjalanan.


Tiba di Pulau Untung Jawa
Sekitar pukul 16.15 WIB, rombongan kami tiba di dermaga Pulau Untung Jawa. Setelah puas berfoto-foto di dermaga dan sekitarnya, kami segera bergerak untuk menuju penginapan tempat kami akan beristirahat .

Dermaga Pulau Untung Jawa
Selamat Datang di Pulau Untung Jawa
Suasana Jalan di Pulau Untung Jawa
Losmen tempat kami menginap
Setelah selesai menaruh barang dan bersih-bersih sejenak di losmen, saya pun memutuskan untuk berkeliling melihat keadaan sekitar Pulau. Sekilas saya melihat, Pulau Untung Jawa merupakan salah satu Pulau Pemukiman cukup ramai penduduk yang berada dalam gugusan Kepulauan Seribu. Bisa dilihat dari banyaknya rumah penduduk yang berada di sepanjang jalan menuju penginapan. Untuk penginapan sendiri, kalian tidak perlu khawatir, karena disepanjang jalan dapat ditemui aneka penginapan berkapasitas 4-5 orang dengan biaya sekitar 200-300rb-an permalamnya. Contohnya seperti tempat kami menginap ini.

Silahkan jika ingin dicatat, manatahu ada yang butuh
Bicara soal infrastruktur , Pulau ini pun bisa dikatakan sudah cukup maju, ditandai dengan berbagai infrastruktur yang saya temui disini. Mulai dari adanya Puskesmas yang cukup besar dan modern, adanya ruang baca, aneka taman bermain anak dengan desain yang cukup unik,bahkan ada juga sanggar untuk tari bagi mereka yang ingin menyalurkan hobinya. Di dekat tempat kami menginap pun bisa ditemukan sebuah masjid yang cukup besar (saat itu beberapa bagiannya ada yang sedang direnovasi).

Bentuknya mengingatkan saya pada bangunan yang ada di Pintu 1 TMII
Puskesmas
Desain Taman Bermain anak yang unik, lengkap dengan ruang baca dan sanggar tari
Salah satu sudut dermaga yang lain

Pantai dengan cikal bakal Hutan Mangrove
Jika kalian bergerak ke arah satunya (yakni arah barat dari dermaga kedatangan), kalian bisa temui pantai yang dipinggirnya terdapat bebagai cikal bakal hutan mangrove, ada juga Aula gedung serba guna (tempat dimana kami akan tampil dan menjadi tujuan awal kami diundang kemari), bahkan disediakan pula bumi perkemahan bagi kalian yang ingin merasakan camping di tepi pantai.

Capek keliling pulau, kalian lapar ataupun haus? Tidak perlu khawatir karena disepanjang jalan, baik ke timur atau barat arah dermaga terdapat aneka pedagang baik yang kaki lima ataupun warung yang menjajakkan aneka makanan dan minuman. Saran saya, jangan lupa tanyakan harga dulu sebelum membeli ya.. ;)

Ingin membawa oleh-oleh maupun souvenir untuk orang-orang terkasih ? Disini juga banyak toko yang menjual aneka souvenir seperti kaos, celana, topi, gelang dan aneka kerajinan lainnya. Tinggal dipilih saja.

Semoga bermanfaat..

Cheers,
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow Instagram saya jika berkenan : @rezkirusian)


Senin, 02 November 2015

Trackking di Gunung Parang..

Satu lagi gunung di Purwakarta yang menarik untuk dikunjungi, yakni Gunung Parang. Mungkin beberapa diantara kalian sudah sering mendengar nama gunung ini dan kerap kali mengaitkan dengan kegiatan panjat tebing alias Rock Climbing. Tidak salah juga, karena memang ada spot khusus dimana kalian bisa mencoba Rock Climbing untuk mencapai Puncaknya.

Kali ini, saya bersama kawan-kawan dari komunitas Backpacker Jakarta (BPJ) berkesempatan untuk melakukan pendakian secara trackking disana.


17 Oktober 2015 

Awal Pertemuan
Berawal dari ajakan seorang kawan di BPJ (Yuti) , ikutlah saya ke sebuah pendakian dimana awalnya kami akan mendaki ke Gunung Bongkok di Purwakarta. Namun, apa daya harus menahan rasa kecewa dikarenakan hingga H-2 pun pendakian ke Gunung Bongkok masih ditutup. Jadilah pendakian dialihkan ke tetangganya, Gunung Parang. 
Maka, sekitar pukul 15.00 WIB, kami berkumpul di Stasiun Kereta Api Beos (Kota) sembari menunggu jam keberangkatan. Rupanya beberapa dari kami sudah tiba beberapa jam sebelumnya untuk mengantrikan tiket (makasi ya! you're rock guys ! ). Tepat pukul 16.35 WIB, kereta pun berangkat , dan perlahan-lahan mengantarkan kami menuju Purwakarta dimana Gunung Parang sudah menanti .

Tiba di Purwakarta
Suasana Purwakarta Malam itu
Sekitar pukul 19.30 WIB, sesuai jadwal kami tiba di Stasiun Purwakarta dan langsung berpencar untuk mencari makan sebelum berkumpul kembali sekitar pukul 20.30 WIB. Suasana malam di Purwakarta saat itu sedang sangat ramai. Sepertinya memang sedang ada Festival. Bisa dilihat dari ujung ke ujung dipenuhi oleh para pedagang yang menjajakkan aneka makanan, bahkan di salah satu bagian dibuat panggung untuk sarana hiburan rakyat.

Berhubung waktu terbatas dan bingung mau makan apa. Jadilah saya, Wiwit dan kang Dadan masuk ke sebuah warung lesehan dimana terdapat Sisha (rokok Arab) dibagian depan etalasenya. Ternyata makanan juga lama datangnya disini, dan kami baru selesai makan sekitar pukul 20.45 WIB dan agak terlambat untuk kembali ke  tempat berkumpul.

Berkunjung ke Taman Citra Resmi hingga "Digusur Satpol PP"
Sembari menunggu kedatangan salah seorang kawan yang rumahnya di Purwakarta (kaka Retno), kami sepakat untuk berkunjung ke Taman Citra Resmi yang berada tidak jauh dari Stasiun. Awal tujuannya ke taman ini adalah untuk melihat air mancur menari, tapi apadaya Taman ini pun sedang ditutup dan kami tidak bisa masuk ke dalam. Berhubung kami menunggu cukup lama, satu persatu mulai tumbang dan merebahkan badan di depan tulisan Taman Citra Resmi tersebut, dan sukses "digusur" oleh akang Satpol PP dengan alasan menghalangi jalan.. -,- Tapi gpp deh, toh pindahnya ga jauh juga kok. Ehehehe...

BPJ di depan Taman Citra Resmi (Doc by Dilla )

Terdampar setelah "digusur" Satpol PP

Menuju Basecamp Gunung Parang
Sekitar pukul 23.00 WIB kurang sedikit, setelah 2 mobil pick-up yang akan mengantarkan kami ke Basecamp Gunung Parang tiba, kami langsung bergerak menuju Basecamp Gunung Parang di desa Sukatani dimana kami akan beristirahat sejenak di Saung sebelum memulai pendakian esok paginya. Fyi, malam itu pun kami memakai jasa Sopir Pick Up yang sama dengan sewaktu kami ke Lembu di awal tahun. Bisa kontak Kang Wawan di 0838 1651 4583. Hanya saja, saat ini tarif naik menjadi Rp 500.000,-/mobil/PP.

Saung tempat kami beristirahat sejenak
18 Oktober 2015

Tiba di Basecamp Gunung Parang
Sekitar pukul 00.00 WIB, yakni setelah melewati sekitar 1 Jam 15 menit perjalanan, kami tiba di Basecamp Gunung Parang dan langsung disambut oleh Pak Duyeh selaku penjaga dan pengelola Gunung Parang. Oiya, Bagi kalian yang ingin naik kesini, saran saya lebih baik kabari beliau dulu di 0878 7988 2892 (SMS saja karena sinyal disana cukup sulit terima telp). Untuk simaksi dikenakan biaya Rp 10.000,-/orang. Nb : Bisa saja minta nego jika jumlah kalian banyak.

Setelah masing-masing sudah menemukan "kavling" yang nyaman untuk tidur, kami pun tidur. Meskipun, ada juga sih yang masih terjaga sembari main kartu dan akhirnya susah dibangunin pagi-paginya.. -,-

Memulai Pendakian
Mendengarkan arahan dari kaka-kaka "Cepeh"
Tepat pukul 03.00 WIB, kami dibangunkan oleh beberapa kawan yang memang sudah bangun terlebih dahulu dan langsung bersiap-siap. Mulai dari mengepak kembali barang-barang, memakai berbagai macam safety gear untuk pendakian, menitipkan barang yang sekiranya tidak dipakai, dan tak sedikit pula yang memilih untuk "menyetor" dulu agar tidak bergejolak disepanjang perjalanan. Ehehehhe. Maka setelah semuanya siap, sekitar Pukul 04.00 WIB kami berkumpul mendengarkan instruksi kaka-kaka "Cepeh", berdoa bersama dan memulai pendakian di pagi hari itu.

Seperti biasa, bagi yang bisa berjalan cepat dipersilahkan untuk jalan di depan, bersama dengan Bang Cahyadi selaku Cepeh, yang jalannya sedang-sedang saja di tengah, dan yang tidak bisa jalan cepat serta sekaligus jadi Sweeper biasanya berada di belakang. Yakni Saya dan Edi M Yamin.

Melewati jalan berbatu
Perjalanan dibuka dengan melintasi jalur bebatuan kecil menuju besar di tengah hutan yang terus menanjak (saya rasa sih memang minim "Bonus" alias jalan mendatar di sepanjang jalur Gunung Parang ini). Kemudian jalanan pun berubah menjadi sedikit berliku-liku.

Selama 15 menit di awal perjalanan, beberapa kali kami pun harus mengantri untuk naik ke atas. Karena memang jalan semakin terjal dan tetap mendaki undakan-undakan batu besar. Namun uniknya disini, disediakan tali rotan untuk menggapai ke atas. Tenang saja, sangat kuat kok untuk mengangkat beban badan kita ke atas. ^^

Ketika sudah tiba sekiranya di tengah perjalanan, jalur pun akhirnya ada juga yang sedikit landai, namun dengan jurang berada di tepiannya, jadi harap untuk sangat berhati-hati ya. Pastikan juga kalian mengenakan alas kaki yang nyaman dan safety agar kaki kalian tidak cedera nantinya.


Melintasi jalan berbatu yang terus menanjak

Salah satu Spot dengan banyak batu besar disekelilingnya (ini batu yang siangnya saya pakai untuk tidur sejenak.. :P )
Jika kawan-kawan sudah bertemu dengan Pos 3 yang berjudul "Tanjakan Taraje", artinya kawan-kawan sudah sedikit lagi mendekati puncak. Entah darimana dasar penamaan Pos 3 ini, tapi menurut saya namanya agak lucu dan nyeleneh. Karena seperti gabungan dari kata "Ntar Saja".. hahahhaa (malah dibahas). Tapi dalam bahasa Sunda, "Taraje" itu rupanya berarti "Tangga".

Nama Pos ini agak "nyeleneh" menurut saya..hahaha

Tiba di Puncak 1 Gunung Parang 
Kawan-kawan yang baru tiba di Puncak 1
Jika saya hitung untuk mencapai Puncak 1 dan Camping Ground Gunung Parang bisa ditempuh dalam waktu 2 hingga 2,5 jam. Bahkan bisa 3 jam bagi yang sangat santai. Pagi itu saya bersama Edi M Yamin dan Athar pun tiba di Puncak sekitar pukul 06.30 WIB, sekaligus menjadi penutup dari team kami yang tiba di Puncak. Pemandangan dari sini pun tidak kalah menarik, namun rasanya kurang jika belum menaiki Puncak keduanya yang jelas terlihat dari Puncak 1. Esimasi saya, dibutuhkan waktu sekitar 15 - 30 menit untuk melewati perjalanan menurun kemudian kembali naik untuk ala-ala Rock Climbing menuju Puncaknya . Sekali lagi, pastikan alas kaki kalian nyaman, dan tetap ekstra berhati-hati dikarenakan terdapat jurang yang cukup dalam di sebelah kanan ketika kalian melintasi jalanan penghubung menuju Puncak selanjutnya. Oh iya, jalanan penghubung ini pun sebenarnya juga sudah longsor, dan beberapa kawan saya yang tiba duluan pun sudah memasang Webbing sebagai pegangan untuk melintasinya.

View dari Puncak 1 Gunung Parang
Jalur yang harus dilewati melewati Puncak selanjutnya

Setelah sempat menurun, kemudian menanjak kembali, tiba di Pos 4, Tanjakan Gosali

Track terakhir menuju Puncak 2
Saat menaiki berbagai bebatuan seperti foto di ataslah dibutuhkan sedikit kemampuan berbau Rock Climbing, dimana kalian harus ekstra berhati-hati dalam memilih batu yang akan dijadikan tempat bepegangan maupun berpijak. Karena tak jarang, batu yang kalian pegang atau pijak bisa terlepas dari tempatnya dan bisa mengenai kawan kalian yang berada di bawah. Alhamdulillah, sekitar pukul 07.00 kurang sedikit, saya tiba di Puncak 2 Gunung Parang. Yeaaaay !!

Inilah beberapa pemandangan yang berhasil di"tangkap"

View Waduk Jatiluhur yang sedikit tertutup kabut

View Gunung Bongkok
View Gunung Lembu

Beberapa sesi Foto yang terjadi di atas sana
Puncak Parang, 983 mdpl
Biar ga dikata Hoax, nangkring dulu ah disini.. :P (Photo by Debi Harisona)
Backpacker Jakarta di Puncak Parang (Doc by Dilla)
Perjalanan Turun dari Puncak (Doc by :  Imelda Simbig)

Menyeberang kembali ke Puncak 1 (Doc by : Imelda Simbig)
Foto-foto kami di Puncak ini sekaligus menutup petualangan kami di Gunung Parang dan sekitarnya. Setelahnya, kami pun turun kembali menuju Basecamp dan dilanjut dengan beristirahat sekaligus bersih-bersih sejenak di rumah singgah Kaka Retno.

Di depan rumah singgah Kaka Retno, sudah kembali segar muka-mukanya (Doc by : Cahyadi Arif)

Terima kasih kepada Kakak-kakah Cepeh Bang Cahyadi dan Indanna yang sudah memungkinkan trip ini bisa terjadi, Edi M Yamin , dan kaka Yuti yang udah ngajak gw (meskipun akhirnya dia ga jadi ikut.. -,-) serta Kaka Retno yang rela rumah singgahnya "diobrak abrik".. hahaha. Dan tidak lupa kalian semua yang ikut bertualang seru selama di Gunung Parang dan sekitarnya ! :D

Rincian Pengeluaran (saya) :
-Sharecost : Rp 80.000,-
Included :
*Tiket Kereta Jakarta Kota - Purwakarta PP
*Sewa 2 Pick up dari Stasiun Menuju Basecamp dan ke Rumah Singgah
*Simaksi
*Sewa Saung sebelum mendaki

-Makan malam di dekat Stasiun : Rp 26.000,-
-Sate Maranggi : Rp 15.000,-
-Angkot dari Rumah Singgah menuju Stasiun : Rp 4.000,-
-Makan Nasi Goreng di Kota Tua : Rp 12.000,-
-Es teh Manis (2) : Rp 6.000,-
----------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp 143.000,- *

*Biaya tersebut di atas diluar dari Biaya Transportasi PP dari rumah masing-masing menuju tempat mipo Stasiun Kota Beos

Sekian dulu info yang bisa diberikan, semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.. Aamiin

Sampai Jumpa di Trip berikutnya ! (Doc by : Cahyadi Arif)

Cheers,

RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow Instagram saya jika berkenan : @rezkirusian)