Kamis, 20 November 2014

Bersantai sejenak di Gunung Munara

07 November 2014

Berawal dari obrolan singkat saya dengan beberapa kawan di BPJ (Backpacker Jakarta) tentang Gunung Munara, sebuah gunung (atau lebih tepatnya bukit karena tingginya tidak sampai 2000mdpl) yang berada di desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, akhirnya membawa saya untuk mencoba menjelajah Gunung tersebut pada 7 November 2014 lalu.


Setelah kontak dengan "kuncen" Munara (Herdy Benk-Benk) sekaligus membicarakan ongkos untuk kesana sehari sebelumnya, berangkatlah saya menuju Bogor dengan menggunakan Commuter Line pada tanggal 7 November 2014 malam.


Setelah turun dari kereta, saya bertemu dengan Danna (kawan saya di BPJ) yang ternyata berada pada kereta yang sama. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB dan saya bergegas untuk keluar dari peron kereta menuju tempat Meeting Point yang sudah ditentukan.


Bertemu kawan-kawan baru di depan Stasiun Bogor
Disana, kami bertemu dengan peserta lain, sekaligus berkenalan dan memulai berbagai macam obrolan untuk mencairkan suasana (biar akrab gituh..hehe)

Oiya, Sharecost yang kami kumpulkan disini adalah Rp 50.000,-/ orang (kisaran untuk ke Munara Rp 39.000,- sampai Rp 50.000,- seorang ) sudah termasuk segalanya mulai dari tarif angkot bolak-balik, tips supir, dan biaya administrasi untuk masuk ke Gunung Munara.
Kebetulan saat itu sudah diatur oleh Herdy selaku Tour Leader kami selama perjalanan, sehingga kami hanya tinggal tahu beres saja.

Setelah menyelesaikan administrasi dan angkot datang, berangkatlah kami ber-19 menuju desa Kampung Sawah dimana tujuan kami sudah menunggu.

Ban bocor
Namun, terkadang, bukanlah sebuah petualangan jika tidak ada "hambatannya". Belum lama angkot berjalan ban kiri belakang kami kempes, setelah diganti ban dan angkot siap berjalan lagi, ban pun kembali kempes, namun di ban yang berbeda. Hal tersebut membuat sang sopir berinisiatif untuk mengganti mobil supaya tidak ada masalah lagi saat jalan.

Ternyata, masalah pun belum selesai sampai disitu, saat memasuki area hutan, gantian lampu yang tidak menyala sehingga membuat suasana jadi agak "mencekam" saat itu.


Pos Perizinan Gunung Munara
8 November 2014

Sekitar pukul 00.45 WIB, tibalah kami di pos perizinan Gunung Munara.

Setelah berisitirahat sebentar dan packing ulang  barang-barang yang akan dibawa, barulah pukul 01.23 WIB kami memulai perjalanan menuju Puncak Gunung Munara (niatnya sih sekalian liat sunrise..hehehe)

Perjalanan dibuka dengan jalur melewati rumah-rumah warga yang jalanannya bertanah merah (untung saja saat itu tidak hujan sehingga tidak licin), kemudian disambung dengan melewati jembatan yang tidak ada pegangannya menuju hutan bambu.

Setelah mencapai hutan bambu, jalan mulai terasa sedikit mendaki dan melewati batu-batu dan terus naik ke atas, hingga kami menemukan plang "Kramat Gunung Menara" (Munara dalam bahasa Sunda) seperti di bawah ini.

Plang Kramat
Melihat tulisan di atas ini, bisa saya simpulkan bahwa Gunung Munara termasuk sebagai gunung yang sering dijadikan daerah petilasan ataupun ziarah para tokoh-tokoh jaman dulu. Bahkan mungkin juga dijadikan tempat untuk mencari "ilmu".

Berhubung suasana saat itu cukup gelap, jadi saya tidak bisa melihat berbagai macam Goa dan objek wisata lainnya seperti Goa petilasan Soekarno, Batu Menara, dan tapak Kabayan yang ada di gunung ini.

Puncak Gunung Munara
Tepat pukul 02.23 WIB, yaitu setelah 1 jam berjalan (diiringi dengan istirahat 1x), kami pun tiba di Puncak Gunung Munara dan segera memposisikan diri untuk berfoto dengan plang Puncak. Tapi sampai hari ini saya pun masih ragu dengan tinggi Gunung ini sebenarnya. Ada yang bilang 1.119 mdpl, ada juga yang menyebut hanya 387 mdpl.




Puncak Gunung ini terdiri atas beberapa bongkahan batu-batu besar dan beberapa pohon yang saya rasa lumayan sebagai tempat berlindung saat matahari mulai naik di siang hari.

Bisa saya bilang, suhu di Puncak tidaklah dingin, jadi dengan bermodalkan jaket tipis saja juga tidak masalah.

Setelah mencari "lapak" masing-masing untuk beristirahat sembari menunggu datangnya "sunrise", kami pun segera mengisi perut dengan memasak Indomie dan pastinya Kopi sebagai kawan saat kami bebincang malam..hehehe.
Tapi ada juga kawan-kawan kami yang tiada henti-hentinya berfoto di berbagai sudut Puncak (padahal gelap juga gituh.. -,- )

Sekitar pukul 05.30 WIB, barulah yang ditunggu-tunggu muncul dengan indahnya, sehingga terciptalah berbagai foto-foto di bawah ini :

Selamat Pagi dari Puncak Gunung Munara

Rebutan nyari spot buat foto

Ini kawan gw si Danna

Menikmati fenomena Sunrise

Setelah "kenyang" foto-foto dan makan, kami pun segera beranjak turun sebelum matahari terasa sangat terik, dan barulah di perjalanan saya menemui berbagai macam objek yang tidak bisa saya lihat ketika malam hari.

Salah satunya ada batu tinggi menjulang yang disebut dengan batu menara adzan yang konon katanya dulu dipergunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, kemudian ada Goa Soekarno yang pernah dijadikan petilasan bung Karno untuk bersemedi, dan tapak Kabayan yang besarnya sekitar 2 kali kaki manusia dewasa normal.
Sayangnya ketiga tempat tersebut tidak saya foto ---,---

Tidak jauh dari ketiga objek tersebut, kami juga mengunjungi Goa yang dulunya sempat djadikan tempat Petilasan Sultan Maulana Hasanuddin Banten (Putra Sunan Gunung Jati) dan kemudian berfoto lagi di depan plang Gunung Munara.

Suasana turun dari Puncak

Goa Petilasan Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Berfoto di Batu besar plang Situs Gunung Munara (dekat warung)

Kemudian, perjalanan kembali dilanjutkan, dan spot terakhir yang kami kunjungi adalah Puncak Batu Belah. Tapi, berhubung saya sudah agak lelah saat itu, jadinya saya tidak melanjutkan hingga ke batu paling atas, tapi yang seru, diantara batu belah terdapat Goa yang bagus untuk dijadikan tempat foto, kira-kira seperti inilah pemandangannya saat itu :

View dari Batu Belah (tidak sampai atas tapinya)

Goa Batu Belah

Oh iya, dibawah sedikit, setelah melewati berbagai tangga batu, terdapat Goa yang disebut sebagai kandang kuda, seperti ini rupanya :

Goa Kandang Kuda


Alhamdulillah, sekitar pukul 10.30 WIB, kami semua tiba kembali di pos perizinan dan segera beristirahat sejenak sembari menunggu angkot yang akan menjemput dan mengantar kami kembali ke Stasiun Bogor.

Barulah sekitar habis Dzuhur, kami segera bertolak ke Stasiun Bogor untuk kembali ke rumah masing-masing. Kembalinya kami ke Stasiun Bogor bisa dibilang menutup petualangan kami hari itu.

Bisa dibilang, team saya kali ini merupakan team yang paling narsis, karena sepanjang jalan penuh dengan foto-foto, bahkan di peron serta di dalam KRL pun tidak pernah berhenti untuk berfoto dan mengabadikan segala moment yang ada.
Benar-benar super eksis, tapi saya salut karena mereka ga ada yang jaim..hehe

Sebelumnya juga saya ucapkan terima kasih kepada kawan saya Herdy Benk-Benk beserta team Ants-nya yang sudah mau mengantar kami semua kesana.

Dan inilah beberapa foto yang saya anggap paling menggambarkan kekompakan dan kehebohan kami saat itu (sayang formasi sudah tidak lengkap karena sudah ada yang pulang duluan).
Yah anggap saja sebagai ekspresi kegembiraan dan keceriaan kami yang sedih karena sebentar lagi harus berpisah (cielaaaaah...hahaha)

cekidot!

Rusuh di pinggir Rel

Rusuh di pinggir Peron

Rusuh di dalam KRL

Oke, mungkin segitu dulu ceritanya kali ini, sampai jumpa lagi di lain kesempatan...
Pastinya, di destinasi yang jauh lebih seru!!
hehehe

Sekali lagi, saya pribadi mengucapkan terima kasih banyak juga untuk kawan-kawan yang masih setia membaca blog saya..
Semoga informasi yang ada dapat bermanfaat buat kawan-kawan yang ingin ke Gunung Munara.


Cheers,
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

 

Minggu, 09 November 2014

Menghadapi Pencopet "berkedok" Pengamen

Pernah KECOPETAN ?

Cukup dijawab dalam hati saja yaa, karena saya yakin rasanya pasti ngenes saat barang kita raib diambil orang.

Bagi orang-orang yang sering bepergian dengan menggunakan kendaraan umum, macam bus, kereta, dll nya harus sangat waspada terhadap barang-barang yang kita bawa, karena lengah sedikit saja, bisa-bisa barang tersebut akan langsung "berpindah tangan" alias diambil orang.


Kali ini, saya mau "sharing" sedikit tentang beberapa kejadian yang saya alami, dan Alhamdulillah saya pun menemukan solusi "cerdik" yang In sya Allah bisa mencegah terjadinya kasus kecopetan tersebut di kemudian hari. Yuk disimak !


KRONOLOGIS KEJADIAN
Beberapa waktu lalu, sepulang dari kantor dan singgah di terminal Blok M untuk berganti bus, (tidak ada maksud untuk menjelekkan suatu tempat, tapi memang pada kenyataannya sering juga terjadi disana) saya langsung mengambil bus 610 jurusan Blok M - Pd.Labu, dan dengan alasan agar bus cepat jalan, saya ambil di dekat pintu keluar peron.

Tidak lama saya duduk, masuklah 4 orang pemuda, dimana keempatnya memakai topi dan mengucapkan kata-kata yang pastinya sering anda dengar :

 "Lapar Tuan Lapar Nyonya, Bapak Ibu, Mas-mas, Mbak-mbak sekalian, kedatangan kami disini tidak ingin berbuat keonaran, bla bla bla kami berharap dibalik kerapihan anda sekalian masih tersimpan jiwa-jiwa sosial bagi kami anak-anak jalanan. Bukan kesombongan anda yang kami butuhkan, melainkan uluran tangan anda, apalah artinya seribu-dua ribu, tidak akan membuat anda jatuh miskin, lebih baik kami meminta daripada kami harus menodong anda !! "


merasa sering mendengar kalimat tersebut saat naik bus kota ?

Tak lama, mereka pun akan langsung menyodorkan topi untuk meminta uang anda dan uniknya keempat pemuda tersebut secara beurutan menengadahkan topi kepada anda, bahkan mereka meletakannya hampir mengenai wajah.


Saya pun sudah memberi uang receh yang saya punya, karena saya paham orang-orang seperti ini jika tidak diberi tidak akan langsung pergi tanpa berusaha keras dulu (memaksa).
Anehnya, mereka pun tidak kunjung pergi meskipun sudah saya beri uang.


Barulah, setelah mereka pergi, dan akan membayar ongkos bus, saya menyadari bahwa uang yang terdapat di saku kiri saya sudah raib dicopet oleh mereka. Satu yang saya ingat, ternyata topi-topi yang mereka sodorkan ke muka itulah yang mereka gunakan sebagai kamuflase untuk menutupi gerakan tangannya saat merogoh atau membuka retsleting tas kita.


Kejadian kedua, masih di terminal yang sama, kejadiannya baru kemarin tanggal 8 November 2014 saat saya pulang dan memang harus melewati terminal Blok M. 
Setelah saya naik Bus 72 jurusan Blok M - Lebak Bulus, lagi-lagi masuk 2 pemuda dengan menggunakan modus yang sama, tapi Alhamdulillah kali ini tidak ada barang saya yang hilang, tapi hanya retsleting yang terbuka sedikit.


Ini ciri-ciri mereka agar anda bisa lebih waspada  :

1. Umumnya berkelompok, selalu 2-4 orang
2. Bergaya seperti anak punk, baju compang camping, celana ketat, terdapat tindikan dan tatto dalam jumlah banyak, namun terkadang bisa juga memakai kemeja flanel motif kotak-kotak
3. Tidak memakai gitar (karena memang niat mereka bukan ngamen, tapi MENCOPET )
4. Seluruhnya memakai topi


SOLUSI
Serba salah memang jika kita melihat modus kejahatan baru ini, "pencopet berkedok pengamen/orator". Mungkin anda akan sempat berpikir, "Jika saya bawa kendaraan pribadi malah bikin macet, terjebak macet dll, sedangkan naik kendaraan umum malah keamanan tidak terjamin"


Kabar baiknya, saya punya solusi yang bisa membuat mereka "mati kutu" saat akan menjalankan aksinya, trik ini bisa ditiru oleh siapa saja, dan tidak perlu menghabiskan energi sedikitpun saat berhadapan dengan mereka.

Saya tegaskan, kita tidak perlu melawan mereka dengan meneriaki atau menggunakan kekerasan untuk mengusir mereka, karena percayalah, saya yakin itu bukanlah pilihan bijaksana.

Sejenak, jika anda beruntung mungkin mereka akan merasa malu dan langsung keluar, namun jika anda sial, bisa saja mereka memanggil komplotannya untuk mencegat anda suatu saat di jalan dan menimbulkan masalah bar (Saran saya, ga usah nyari masalah deh sama orang-orang kayak gini, ga penting !! )


Cara mengatasinya, jika anda betul-betul tidak ingin berjumpa dengan mereka, dan jika anda berniat naik bus seperti metro mini 610, 72, 69, 74, 71, saya sarankan anda jalan sedikit hingga mencapai taman sepeda yang terletak di depan pintu masuk Blok M Square, dan langsung naik dari sana, karena umumnya mereka hanya "beroperasi" dari dalam terminal hingga bus akan berangkat.


Namun jika apesnya anda harus naik bus di depan terminal dan bertemu dengan mereka, silahkan trik sederhana ini dicoba..


Carabiner ukuran kecil
Pernah lihat benda mungil di atas? 
Ya, itu adalah CARABINER, salah satu alat yang digunakan oleh para pendaki untuk kegiatan panjat tebing.
Saat ini Carabiner sangat mudah didapat, anda dapat menemukannya di berbagai toko perlengkapan Outdoor dengan harga yang relatif terjangkau, dan pastikan beli yang ada "kuncinya" biar makin oke. Jangan lupa, beli yang ukuran kecil saja agar tidak terlalu mencolok. hehe


Bagaimana cara menggunakannya?
Anda dapat menggunakan alat tersebut di tas bagian depan tas, atau pun tempat-tempat dimana anda menyimpan barang-barang penting seperti dompet, handphone dan barang-barang penting lainnya


Teknisnya, buka kunci Carabiner dengan memutarnya seperti sekrup dan masukkan ke dalam lubang retsleting anda.
Misalnya, pada tas saya pribadi, saya letakkan pada retsleting tas bagian depan, karena memang itu bagian yang paling mudah dibuka oleh para pencopet.

Letakkan Carabiner pada retsleting yang sekiranya paling mudah dibuka

Masukkan Carabiner ke dalam lubang

Setelah masuk, kawan-kawan hanya tinggal mengaitkan Carabiner ke dalam lubang retsleting yang satu lagi, dan kemudian menguncinya.
Lakukan selalu ketika kawan-kawan berada di luar ruangan, terutama saat akan menaiki berbagai macam kendaraan umum,  sehingga tercipta kondisi seperti ini :



Dengan trik sederhana ini, In sya Allah bisa membuat kita terhindar dari resiko kehilangan barang akibat kecopetan, setidaknya bisa membuat mereka (para pencopet) keki karena kesulitan membuka tas kita dan merasa malu karena niatnya sudah ketahuan..

Ingat kata bang NAPI,
"KEJAHATAN BISA TERJADI BUKAN HANYA KARENA ADA NIAT DARI PELAKUNYA, TAPI JUGA KARENA ADANYA KESEMPATAN.. WASPADALAH.. WASPADALAH !!"

So, jangan pernah memberi mereka (para pencopet) kesempatan maupun celah sedikit pun !!


Semoga bermanfaat..

Salam,

RPR- Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)