Selasa, 18 Agustus 2015

Jalan Santai di Kebun Raya Cibodas

Saya yakin, banyak diantara kawan-kawan pasti sudah sering mendengar tentang Taman Nasional Gn.Gede Pangrango beserta Curug Cibereumnya.. tapi apakah kawan-kawan sudah tahu tentang Kebun Raya Cibodas beserta isinya ?

Dari beberapa kawan yang melihat foto saya, ternyata banyak yang tidak tahu dimana letak Kebun Raya Cibodas, padahal setiap mereka akan menanjak Gn.Gede atau Pangrango, atau hanya sekedar ingin ke Curug Cibereum, pasti akan melewati gerbang menuju Kebun Raya Cibodas. (Mungkin karena kebanyakan dari mereka memulai pendakian di waktu Subuh kali yaaa..sehingga gelap dan tidak terlihat.. -,-" )


Oke, cerita dimulai..

8 Agustus 2015
Berawal dari ajakan seorang sahabat (Ferdinand "Si Anak Rumahan"), tetiba saya tertarik untuk meng-explore Kebun Raya Cibodas yang secara letak memang tidak jauh dari kota Jakarta.

Pukul 08.00 WIB kurang, kami berlima yang terdiri dari Saya, Bang Ferdinand, Dewi, Fani, dan mbak Dewi (ini bukan salah tulis, tapi memang ada 2 orang yang bernama sama.. :P ) sudah berkumpul di Terminal Kp.Rambutan yang mana menjadi "mipo" kami pagi itu. Ketika melihat bus Marita melintas, langsung saja kami naik setelah menyepakati harga dengan keneknya. Dikenakan sebesar Rp 25.000,-/orang.

Perjalanan menuju Puncak saat itu termasuk macet, karena memang kami berangkat di waktu Weekend dimana orang-orang Jakarta juga banyak yang berlibur ke daerah Puncak. Akhirnya, perjalanan yang harusnya bisa dicapai dalam waktu 2-2,5 jam harus dicapai dalam waktu 4 jam.

Tiba di Pertigaan Cibodas
Bagi kalian yang takut terlewat jika naik Bus, pastikan setelah melewati Restoran Rindu Alam II kalian segera bersiap-siap, karena artinya sebentar lagi kalian akan sampai. Pertigaan Cibodas ditandai dengan adanya pertigaan besar dengan jalanan menanjak di sebelah Kanan, dimana ada papan besar bertuliskan jalan masuk menuju Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Ditandai juga dengan adanya Alfamart tepat di seberang jalan masuk. 

Dari pertigaan Cibodas kalian tinggal naik angkot warna kuning dengan membayar Rp 5.000,-/orang. (Ga usah pake nanya lagi, tinggal naik dan langsung bayar sesuai jumlah pas turun yeee..)

Begitu masuk di kawasan Cibodas, hati-hati bagi kalian yang tidak bisa menahan diri untuk belanja, karena dipastikan disini banyak barang-barang yang sangat menggoda untuk dibeli.. mulai dari kaos, alat-alat perlengkapan perjalanan, pernak pernik, makanan, hingga oleh-oleh.

Mari makan siang..
Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB lewat, kami pun melipir ke sebuah rumah makan yang berada di area parkir tepat depan Kantor Taman Nasional Gn.Gede Pangrango. Di rumah makan ini kalian  bisa memesan Menu andalan berupa Nasi Goreng dengan Teh manis hangat cukup dengan Rp 16.000,- saja. Suasananya juga nyaman, dan tidak terlalu ramai. Jika ingin sekedar istirahat sembari tidur-tiduran pun di atas disediakan ruang untuk menginap. (Manatahu kalian kemari berangkat dari Jum'at malam dan ingin merasakan rasanya bangun pagi di Kebun Raya Cibodas..hehehhe )

Setelah selesai mengisi "bahan bakar", belum sah rasanya jika kalian main ke Cibodas tapi belum berfoto dengan plang di bawah ini, cekidot !

Selamat datang di Cibodas ..

Gerbang Masuk Kebun Raya Cibodas
Untuk menuju Kebun Raya Cibodas, kalian tinggal berjalan lurus dari arah Kantor hingga menemukan jalan terbelah dua, dimana ke kiri adalah Gerbang masuk Kebun Raya Cibodas, dan ke kanan adalah pintu masuk menuju Taman Nasional Gn.Gede Pangrango.

Untuk masuk kesini, tinggal membayar uanga sebesar Rp 9.500,- saja per orang. Menurut saya pribadi, ini sangatlah MURAH dibanding dengan apa yang akan kalian temukan di dalam.


Daftar Harga Karcis Masuk Kebun Raya Cibodas

Peta Kebun Raya Cibodas, biar pada tahu ada apa saja di dalam sana.. hehehe
Bagi kalian yang berjiwa petualang dan ingin menikmati sejuknya udara dan angin sepoi-sepoi ala pegunungan, saya sarankan berjalan kaki saja selama menjelajah di dalam Kebun Raya ini. Memang akan capek, tapi kalian akan jauh merasa lebih puas daripada dengan mengendarai mobil dan hanya mengikuti jalur mobil.

Berikut adalah beberapa tempat yang kami kunjungi saat kesana :

A. Curug Cibogo
Untuk menuju kemari, bisa dicapai dalam waktu kurang lebih 10 menit, dengan berjalan ke sebelah kiri setelah memasuki Gerbang Utama Kebun Raya Cibodas, kemudian berbelok ke kanan ketika menemui bangunan dimana akan terlihat dari kejauhan tempat untuk kegiatan Outbond. Tinggal lurus ikutin jalan yang ada, hingga terdengar suara deras air di sebelah kanan dan kalian menemukan jalan bebatuan yang mengarah ke bawah. Terus saja ikuti jalan menurun hingga kalian bisa melihat Curug Cibogo di kejauhan Jangan ragu untuk menggunakan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) jika kalian merasa hilang arah. Lebih mudah lagi jika bertemu Satpam yang memakai motor.

Air Terjun Mini sebelum Curug Cibogo

Curug Cibogo dari jauh

Penampakan Curug Cibogo dari dekat
Curug Cibogo bisa dibilang cukup kecil dan jika sedang ramai, akan sulit untuk mendapatkan view yang bagus jika ingin berfoto disana. Kami pun hanya sekedar berfoto-foto dan langsung melanjutkan ke destinasi berikutnya, karena waktu itu sedang ramai disana. Tapi Alhamdulillah saya berhasil mengabadikan satu gambar (foto di atas) dimana Curug tersebut kosong, walaupun jeda waktunya sangat sempit.

B. Taman Sakura
Awalnya saya pun heran, bagaimana caranya bisa ada bunga sakura disini? Sedangkan habitat aslinya adalah di negeri Jepang sana. Terlepas dari ini beneran sakura atau tidak (karena memang saya tidak tahu juga bentuk yang aslinya disana seperti apa ), tapi tetap menarik untuk difoto. Letaknya pun tidak jauh dari Curug Cibogo, tinggal bergerak sana ke arah sebaliknya.

Bunga Sakura yang ada di Kebun Raya Cibodas

C. Kolam Besar
Kalian bisa mencapainya dengan berjalan mengikuti jalur mobil dari Curug Cibogo menuju ke atas, dan segera berbelok ke kanan ketika melihat ada jalan berbatu untuk memotong jalan. Dimana nanti di ujung jalan kalian akan menemui bukit yang hampir serupa dengan bukit teletubbies yang ada di Bromo, dan jika berjalan lagi, kalian akan temuin sebuah kolam besar yang dikelilingi oleh Taman dimana banyak orang Camping atau sekedar duduk makan siang bersama. Bahkan beberapa orang disini sibuk terlihat membakar daging  (Sampai- sampai rela membawa gas elpiji 3kg, lengkap dengan pemanggangnya ! ) untuk keperluan masak memasak.

Kolam Besar
Tidak bermaksud untuk rasis, tapi saya jadi merasa agak miris ketika melihat pemandangan yang terhampar di sepanjang perjalanan saya di Kebun Raya Cibodas ini, puncaknya ketika melewati Taman dengan Kolam besar ini. Kenapa ? Karena Kebun Raya sebagus ini, pengunjungnya lebih banyak didominasi oleh para expatriat yang rata-rata berasal dari Timur tengah. Terkadang saya berpikir, kok jadi berasa seperti di negara lain yak ? Silahkan direnungkan sendiri yak.. -,-"

D. Curug Ciismun
Menuju destinasi selanjutnya, kami melangkah ke arah atas melewati tangga bebatuan dan mengambil belok kiri ketika melihat ada Musholla di pertigaan. Ikuti jalan bebatuan yang ada dan akan semakin menurun,namun harap berhati-hati juga karena batu-batu akan semakin terjal dan pastinya agak licin jika basah karena hujan.
Jalan bebatuan yang akan semakin menurun

Warung terakhir sebelum Curug Ciismun

Curug Ciismun sudah terlihat dari kejauhan
Curug Ciismun
Begitu sampai dibawah dan menemukan pertigaan, kalian ambil belok kanan, terus saja ikuti jalan hingga terlihat tanda-tanda seperti foto saya di atas (bertemu dengan warung yang bertuliskan Ciismun, yang mana artinya kalian sudah dekat menuju Curug Ciismun). Pemandangan Curug Ciismin saat itu lumayan cukup ramai dengan pengunjung, sehingga saya pun gagal untuk mendapatkan view foto yang bagus (karena dimana-mana mata memandang selalu penuh dengan orang.. -,-). Tapi cukup puas lah karena bisa sekedar duduk-duduk santai sembari main air ketika tiba di curug. Bagi kalian yang sudah terlanjur basah-basahan dan ingin bilas, tenang saja karena tidak jauh dari Curug terdapat bilik untuk bilas dan berganti pakaian.

Jika sudah puas bermain air dan berfoto-foto dengan Curug Ciismun, saatnya melanjutnya dengan destinasi berikutnya, yakni Jalan Araucaria.


E. Jalan  Araucaria
Untuk mencapai jalan ini, kalian tinggal berbalik menuju arah dimana kalian menemukan Musholla yang terletak di pertigaan (yes, artinya kalian harus kembali dulu naik ke atas.. :P). Bedanya, jika arah datang dari Curug Ciismun, dimana sekarang Musholla berada di kanan kalian, ambil belok kiri. Inilah yang namanya Jalan Araucaria.
Kenapa dinamakan demikian? sepertinya dikarenan disepanjang jalan ini kalian akan menemui Pohon Araucaria yang berderet rapih hingga mengantarkan kalian ke destinasi berikutnya. Bahkan beberapa batang pohon tersebut ada yang berukuran raksasa.
Cekidot!

Jalan Araucaria

Beberapa batang Araucaria berukuran raksasa

Ternyata berasal dari Australia !



F. Guest House
Di ujung jalan ini, kalian akan menemukan beberapa Guest house (penginapan berupa Villa) yang sepertinya bisa disewakan. Namun saya kurang tahu pasti kemana harus bertanya jika ingin menyewa dan berapa harga per-malamnya. Tapi saya rasa, andaikata kawan-kawan punya dana lebih, pasti seru juga jika menginap disini. Karena tidak jauh dari Guest House tersebut terdapat area rumah kaca dan halaman luas yang seperti seru untuk dipakai bermain atau sekedar berkumpul keluarga.

Penampakan salah satu Guest House

G. Rumah Kaca
Tidak jauh dari Guest House, kawan-kawan bisa melihat adanya rumah kaca jika berjalan sedikit ke belakang. Namun sayang seribu sayang, sewaktu kami kesana , kami hanya bisa melihat koleksi dari rumah kaca tersebut dari luarnya saja dikarenakan sudah tutup (mungkin karena hari sudah terlalu sore juga). Selintas, bisa kita saksikan bersama di dalam rumah kaca ini terdapat aneka koleksi tanaman kaktus dengan berbagai macam bentuk. Dan di bagian belakangnya terdapat berbagai macam koleksi bunga seperti Anggrek Bulan, Alamanda, dan Mawar Albino.

Tampak depan Rumah Kaca

Aneka macam koleksi kaktus

Bunga Anggrek (Anggrek bulan bukan ya?)

Bunga Mawar Albino

Bunga Alamanda

Tampak Rumah Kaca bagian dalam

H. Taman Lumut
Jika berjalan menuju arah parkiran yang tidak jauh dari Guest House, nanti kalian akan menemukan plang arah yang menunjukkan arah menuju Taman Mulut dan Bunga Bangkai. Saat itu, pintu menuju Taman Lumut pun sudah ditutup, dan kami hanya bisa foto-foto pemandangan yang ada dari luar pagar saja. Menurut saya pribadi sih, tidak terlalu menarik juga, karena hanya seperti hiasan batu-batu yang banyak ditumbuhi lumut saja.

Taman Lumut tampak depan

Taman Lumut tampak samping

I. Bunga Bangkai
Letaknya bersebelahan dengan Taman Lumut, hanya saja saat kami kesana kemarin bunganya sedang ditutup dengan kain hitam (sepertinya belum mekar juga) dan dilapisi pagar, sehingga tidak memungkinkan untuk difoto.


J. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI

Gedung Balai Konservasi
Sembari mengikuti jalur mobil yang akan membawa kita kembali ke gerbang utama tempat kita masuk, di sebelah kiri nanti akan terlihat sebuah gedung Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas. Berhubung hari itu sudah cukup sore, kami pun tidak bisa masuk ke dalamnya, dan cukup berfoto di luar bangunan saja. Mungkin jika kesana siang hari kawan-kawan bisa mencoba langsung masuk ke dalam bangunan dan mencari tahu apa saja informasi yang ada disana.

Balai Konservasi ini sekaligus menutup perjalanan singkat kami di Kebun Raya Cibodas. Dan bagi kalian yang ingin beli oleh-oleh, tidak jauh dari gerbang utama akan banyak para pedagang yang siap menawarkan aneka macam oleh-oleh mulai dari Kue Moci, buah strawberry, dan masih banyak lainnya. Tapi pastikan, ditawar terlebih dahulu yaaa harganya.


Sekedar info pengeluaran saya saat itu :

- Ongkos Bus Marita PP Jakarta - Cibodas : Rp 25.000,- (berangkat) + Rp 20.000,- (pulang) =
Rp 45.000,-
- Angkot Kuning PP : Rp 10.000,-/orang
- Makan siang (Nasi Goreng + Teh Manis hangat) : Rp 16.000,-
- Tiket masuk Kebun Raya Cibodas : Rp 9.500,-/orang
- Makan malam (Mie Goreng Telur & Teh Manis Hangat) : Rp 14.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------- +
Total :  Rp  94.500,-

Biaya di atas tidak termasuk dengan ongkos dari rumah masing ke terminal Kp.Rambutan PP dan biaya-biaya pribadi lainnya seperti jajan, ataupun belanja oleh-oleh.

Semoga informasi yang ada bisa bermanfaat...


Sampai jumpa di trip selanjutnya !! "We-fie dengan Curug Ciismun" (doc by Kamera Ferdinand)

Cheers,
RPR- Sang Petualang
(Silahkan di follow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)


Minggu, 09 Agustus 2015

Track Ajib si Mungil Guntur..

"Perjalanan" saya kali ini awalnya untuk mengikuti acara Halal Bihalal yang diadakan oleh saudara-saudara saya di Langkah Para Petualang Indonesia (kita singkat saja jadi LPP ). Berhubung moment-nya bertepatan seminggu setelah hari raya Idul Fitri 1436 H.. ^^

Tujuan kami kali ini adalah Gunung Guntur, yang memiliki  ketinggian 2.249 mdpl, merupakan gunung yang bisa dibilang "mungil" karena diapit oleh Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray yang berdiri kokoh didekatnya.

So, let's the story begin... 

24 Juli 2015

Memulai Perjalanan
Malam itu, kami ber 9 , ditambah Kang Chuy yang ternyata juga jalan dari Jakarta sudah berkumpul di Terminal Kp,Rambutan sekitar pukul 21.00 WIB. Kami pun kedatangan dua orang kawan baru yang tidak sengaja berkenalan di terminal, yakni Bang Komeng dan Bang Aswin sehingga menambah Total jumlah kami menjadi 12 orang

Setelah nego harga dengan beberapa kenek, tercapailah harga Rp 55.000,-/orang untuk tujuan Jakarta - Garut (Terminal Guntur ). Maka, setelah memastikan semua barang-barang sudah terangkut dan kawan-kawan naik, berangkatlah kami ber 12 menuju Garut.


25 Juli 2015 

Tiba di Garut
Perjalanan malam itu terasa sangat singkat, karena Jakarta- Garut yang normalnya bisa ditempuh dalam 4-5 jam, hanya dicapai dalam waktu 3,5 jam saja. Mantap kang supiiiiir !!! prok prok prok....
*belum lagi ditambah adanya film laga "Undisputed" yang diputar di dalam bus, "sukses" membuat saya tidak bisa tidur -,-"

Siap-siap sebelum berangkat
Sesampai di Garut, kami langsung disambut oleh Ivan Bapenk dan Kang Irwan "Wiro Sableng" yang memang sudah menunggu disana. Setelah selesai belanja kebutuhan logistik, kami pun segera melipir ke "Saung" untuk segera beristirahat untuk persiapan pendakian nantinya.

Pagi harinya setelah bersiap-siap dan melakukan berbagai re-packing, kami pun bersiap untuk bertolak menuju Pos perizinan Gunung Guntur dimana kawan-kawan kami yang lain sudah menanti disana.


Gunung Guntur yang sudah menanti kami
Pendakian dimulai
Sesampai di Pos Perizinan, hal pertama yang kami lakukan selain menemui kawan-kawan kami adalah... mencari SARAPAN !! karena yaa, kami memang belum makan sama sekali (Baca : Belum bertemu NASI) selain kue pancong dan aneka gorengan yang disuguhkan di Saung.. ehehehehe..

Maka, setelah semuanya selesai, sekitar pukul 08.00 WIB, kami pun segera bersiap untuk "mencicipi" track ajib Gunung Guntur..

Foto sebelum berangkat di pos perizinan, ga lengkap nih..

dan perjalanan pun dimulai...
Jalur awal yang kami lewati lebih banyak didominasi oleh pasir berbatu dan debu, jalannya masih agak landai, namun sedikit demi sedikit terus menanjak. Bisa kalian saksikan juga nanti di sebelah kiri banyak terdapat kontraktor pengangkut pasir, yaa karena memang disini dijadikan lahan untuk tambang pasir. Nanti akan ada beberapa jalan percabangan, namun jangan khawatir, yang penting tetap ikuti saja papan arahan yang sudah ada.

Gundukan pasir besar di sepanjang jalan

Mulai memasuki jalur hutan
Setelah melewati jalan yang luas dimana banyak terdapat gundukan pasir berbatu yang besar, jalanan akan dilanjut memasuki hutan dengan jalan yang semakin menyempit. Jika haus, nanti akan kalian temukan pipa dimana airnya bisa kalian ambil untuk minum. 

Melewati jalur hutan, harap waspada ketika memegang pohon atau melewati dahan-dahan yang agak melintang, dikarenakan banyak terdapat semut besar dalam jumlah yang banyak.

Jalur hutan

Melewati dahan-dahan yang melintang
Curug dekat Pos1
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 09.22 WIB, tibalah kami di Curug yang berada tidak jauh dari Pos 1 Gunung Guntur. Silahkan bagi yang ingin sekedar mandi-mandi atau ingin menyegarkan diri disini, namun pastikan barang bawaan kalian ada yang jaga yaa.. Karena disini cukup ramai, dan bukan tidak mungkin bisa terjadi kemalingan.

Curug di dekat Pos 1, entah apa namanya...
Jalan Berbatu Besar
Setelah melewati Curug ini, kami pun bergerak ke sebelah kiri dimana akan bertemu dengan jalan bebatuan besar dan pastinya akan semakin menanjak. Saya sarankan untuk jauh lebih berhati-hati ketika melewati bebatuan besar ini, karena selain batunya besar, ada beberapa bagian tanah juga yang mudah merosot.

Jalan berbatu besar yang terus menanjak
Setelah melewati jalan berbatu yang terus menanjak ini, jalan akan semakin terbuka bahkan minim pepohonan sehingga jika siang hari akan terasa sangat panas melewati padang savana tersebut. Jika kalian perhatikan dengan jelas di sebelah kiri, akan tampak bekas lahan-lahan yang terbakar akibat kebakaran beberapa hari sebelumnya. Jika sudah melewati bekas-bekas kebakaran ini, artinya sebentar lagi akan mencapai Pos 3, dimana terdapat sumber air yang jernih untuk minum atau sekedar menyegarkan diri setelah berkutat dengan pasir dan debu. Hehehehe

Padang Savana yang panasnya sangat terik saat siang hari, bisa dilihat bekas kebakaran di kiri dan kanan jalan.
Pos 3 Pamulangan

Akhirnya sampai juga di Pos 3 !! (doc.Fikri-LPP Garut)
Sesampainya di Pos 3 Pamulangan, kami langsung disambut oleh para baraya LPP yang memang sudah tiba dan nge-camp sejak malam sebelumnya. Disana pun juga sudah tiba beberapa kawan saya dari LPP Jakarta. Berhubung memang sudah cukup lelah, kami pun segera mencari posisi yang "asik" untuk memasang Flysheet sembari memasak makanan demi mengisi kekosongan perut kami. Sekaligus, pergi ke sumber mata air untuk mengisi kembali persediaan air dan menyegarkan diri. Segeeeeeeer !!!!

Di Pos 3 ini, kami beristirahat cukup lama, karena memang niatnya sore nanti ketika matahari sudah turun kami akan melanjutkan perjalanan menuju Puncak 1 untuk kemudian Camp disana. Sembari menunggu waktu keberangkatan, saya pun "mutar" keliling tenda  para sedulur LPP sembari bersilaturahmi selepas Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

Sekitar pukul 16.00 WIB, kami pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Puncak Satu. Jalur yang kami lewati sekilas terlihat seperti mendaki tanjakan cinta yang ada di Gunung Semeru (bagi yang pernah pasti tahu), seakan-akan terlihat dekat, tapi ternyata jauh dan seperti tidak sampai-sampai. Selain itu, jalannya juga harus agak zig-zag agar tidak merosot. Satu hal yang pasti, semakin ke atas nanti kemiringannya akan semakin curam, dan mendekati puncak harus lebih berhati-hati dikarenakan akan ada batu-batu yang berjatuhan dari atas. Harap waspada selalu jika mendengar ada yang berteriak "Awas, Batu !". Lihat dulu arah jatuhnya, baru menghindar.

Jika hari sudah semakin gelap, segera siapkan Headlamp, dikarenakan menjelang Maghrib kabut akan turun dan membuat jalan semakin tidak terlihat.

Puncak 1
Alhamdulillah, setelah melewati 2,5 jam perjalanan, saya dan kawan-kawan pun tiba di Puncak 1. Oiya, harapa waspada, karena di Puncak 1 ini masih sering berkeliaran BABI HUTAN. Semalam itu pun kami bertemu seekor yang sedang mondar mandir tidak jauh dari tempat kami mendirikan tenda.

Setelah mendirikan tenda, kami pun segera memasak makanan dan segera menghangatkan badan dengan memasak air. Karena ya memang sudah memasuki jam makan malam juga. Udara di Guntur saat musim kemarau ini cukup dingin, jadi pastikan kalian mengganti pakaian yang basah saat tiba, memakai jaket, kaos kaki dan sarung tangan, serta tidur dengan Sleeping Bag demi menghindarkan dari kejadian yang tidak diinginkan.


26 Juli 2015
Di pagi hari yang cerah itu, saya pun terbangun dan langsung keluar tenda untuk melihat suasana sekitar. Dan ternyata benar kata kawan-kawan saya yang pernah kesini, memang indah pemandangannya .Bila diperhatikan, terlihat di kanan kiri saya sudah banyak kawan-kawan sesama pendaki yang mulai mengabadikan berbagai gaya mereka dengan fenomena Sunrise yang sebentar lagi akan terjadi.

Inilah hasil yang saya dapat di pagi itu...

My Silhoutte (captured by Agustin Bheyo)

Dimana-mana orang sibuk foto-foto

akhirnya sang mentari muncul

Kawah Gunung Guntur, bisa terlihat siluet di belakangnya adalah Gunung Cikuray















Dari Puncak 1 ini, kita bisa melihat dengan jelas Puncak 2 yang berdiri kokoh dibelakangnya. Untuk menuju kesana, ketika saya hitung diperlukan waktu sekitar 15-20 meni dengan melewati jalan menanjak, berbatu dan pastinya berpasir. Sembari berjalan, sering-seringlah menengok ke belakang jika tidak ingin menyesal, karena memang pemandangannya cukup memanjakan mata.

View pemandangan perjalanan menuju Puncak 2
Puncak 2
Sampai di Puncak 2, di sekeliling dapat kami lihat banyak juga orang yang camp, meskipun memang jika dibandingkan dengan Puncak 1, luas lahannya sangatlah kecil, dan bisa dipastikan jika siang akan terasa panas sekali karena memang tidak adanya pepohonan. Tapi, tampaknya saya paham kenapa mereka memilih untuk camp disini..

View dari Puncak 2 :

Lautan awan yang bercampur dengan kabut

Jalan menuju Puncak 3

Orang-orang bersantai sembari mengabadikan pemandangan

Berfoto sejenak di Puncak 2 (doc by Kamera Gemi Tasli)

Terlihat Gunung Cikuray di kejauhan
Bagi kawan-kawan yang ingin berfoto dengan plang "Top of Mt.Guntur 2.249 mdpl", pergilang ke Puncak 3 yang hanya berjarak sekitar 5-10 menit dengan menuruni dan kemudian menaiki lereng yang terlihat jelas dari Puncak 2. Namun saat itu entah kenapa saya cukup puas berada di Puncak 2, jadi tidak terlalu kepengen ke Puncak 3.

Setelah puas berfoto-foto, kami pun segera kembali turun ke tenda untuk menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh kawan-kawan kami . Makasi banget lho yaaa... semoga berkah.. kalian luar biasa !!

Suasana sarapan di pagi itu

Ketika hari sudah semakin panas, maka kami pun segera siap-siap packing untuk turun dimana jalur yang akan kami lewati untuk turun nanti akan sedikit berbeda dengan saat kami naik.

Perosotan Pasir Ala Guntur..
Turun dari Puncak 1, kami memilih jalan yang agak melipir ke kanan dimana akan ditemui track pasir yang curam. Pilihanya saat itu hanya 2, duduk merosot ala main perosotan dengan resiko celana robek atau setengah berdiri dengan posisi seperti Ski Salju.
Saya pun memilih opsi kedua dengan resiko sepatu bisa saja jebol sesampainya dibawah. hahahaha

Namun apapun opsi yang kalian pilih, bisa dipastikan muka, rambut dan segala apapun yang kalian kenakan akan penuh dengan debu.. :P

Sayangnya keseruan di track perosotan pasir ini tidak sempat saya abadikan dikarenakan memang sedang fokus dengan jalur yang ada di depan saya. Tapi enaknya, dengan melewati jalur ini, perjalanan yang harusnya 2,5 jam menuju Pos 3 bisa dipangkas menjadi 1,5 jam saja. :D

So, dengan berakhirnya jalur perosotan pasir ini sekaligus menutup petualangan seru kami di Gunung Guntur. Setelah selesai makan dan bersih-bersih di sumber mata air pos 3, kami pun melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Basecamp. Namun kali ini dengan jalur yang sedikit berbeda tapi bisa sampai dengan lebih cepat.

Jalur turun yang kami lewati

Sampai jumpa di petualangan berikutnya.. (doc by Kamera Septia Endang)

Rincian pengeluaran :

- Biaya acara Halal Bihalal  : Rp 100.000,-/orang
Included :
*Kaos Acara
*Sticker
*Slayer
*Tiket masuk Gn.Guntur
-Tiket Bus Jkt - Garut : Rp 55.000,-
-Logistik Kelompok : Rp 15.000,-
-Sewa Angkot PP : Rp 20.000,-/orang
-Sarapan pagi dibagi rata : Rp 5.000,-/orang
-Makan malam : Rp 25.000,- 
-Bus Pulang Garut - Jakarta : Rp 60.000,- 
-------------------------------------------------------------------------------------- +
Total : Rp 280.000,-

*Sisanya adalah biaya-biaya lain seperti jajan dan cemilan pribadi, serta ongkos dari rumah masing-masing menuju Terminal Kp.Rambutan dan sebaliknya yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Sampai jumpa lagi di petualangan berikutnya.. Semoga informasi yang ada dapat bermanfaat..
Terima kasih

Cheers,

RPR - Sang Petualang
(silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)