Minggu, 28 Desember 2014

Takana Jo Kampuang.... yuk ke Sumatera Barat !

Bicara tentang Sumatera Barat, banyak yang bisa kita explore selama disana,mulai dari keindahan alamnya, budayanya, kuliner, hingga peninggalan-peninggalan sejarah yang ada.

Alhamdulillah, selama 2011 menuju 2012, saya berkesempatan untuk tinggal di Bukittinggi dan sekitarnya selama lebih kurang 3 bulan lamanya, dan sedikit banyak saya bisa berkeliling berbagai tempat-tempat wisata yang ada disela-sela libur kerja.
Kebetulan, nenek saya orang Minang, dan mungkin "darah" Minangnya sampai juga ke saya, sehingga ketika menginjakkan kaki disana entah kenapa saya tidak lagi merasa asing dengan keadaan alam, kota, maupun interaksi dengan orang-orang yang ada disana.

Ada apa saja sih di Sumatera Barat ????
Yuk kita simak bersama-sama..

1. Air Terjun Lembah Anai - Tepi Jalan Raya Padang - Bukittinggi
Di sepanjang jalan dari kota Padang menuju Bukittinggi, kita akan melewati bukit dan lembah-lembah di mana di kanan-kiri banyak terdapat rumah makan dan jualan souvenir. Nah, namun istimewanya, di sudut jalan ini terdapat sebuah air terjun eksotik yang dinamankan Air Terjun Lembah Anai.


Penampakan Air Terjun Lembah Anai dari dekat
Spot air terjun ini tidak disarankan untuk mandi atau berendam , dikarenakan arus airnya juga sangat deras. Tapi cukup seru dan eksotik jika dijadikan objek foto. Tapi kalau mau foto sedekat foto saya di atas, siap-siap saja baju ganti ya, karena dijamin kalian langsung basah.
Harga tiket masuk sebesar Rp 2.000 / orang,- saat itu.

2. Sate Mak Syukur - Padang Panjang
Masih di antara Padang - Bukittinggi, ada sebuah daerah bernama Padang Panjang. Kawan-kawan harus coba mampir ke sebuah rumah makan bernama "Sate Mak Syukur". Rumah makan ini menyediakan sate padang asli ranah Minang dan rasanya tidak bisa anda cari di kota mana pun.

3. Bukittinggi
Tiba di Kota yang satu ini saya sarankan kawan-kawan menginap sehingga bisa mengeksplore segala keindahan yang ada di kota ini dengan maksimal. Bukan promosi, tapi saya bisa rekomendasikan untuk menginap di Hotel Bagindo yang letaknya cukup strategis. Dekat dengan berbagai objek wisata sehingga esoknya bisa berkeliling dengan berjalan kaki, dekat dengan berbagai rumah makan sehingga tidak perlu khawatir akan kelaparan, dekat dengan supermarket dan harganya juga terjangkau.

Saat itu saya kena Rp 250.000 / malam per kamar, included sarapan, 2 tempat tidur, kamar mandi dengan Bath Tub, Air Panas, dan kamarnya cukup luas, sehingga 1 kamar untuk 4 orang pun saya rasa cukup. Oiya, hotel ini tidak dilengkapi dengan AC, dikarenakan malam hari di kota Bukittinggi sangat sejuk udaranya.

Interior dalam Hotel Bagindo

Hotel Bagindo

Bukittinggi merupakan salah satu kota wisata terkenal yang berada di ranah Minang, Sumatera Barat, ada apa saja disana ?

A. Jam Gadang
Jam Gadang, Bukittinggi
Belum lengkap rasanya jika kawan-kawan berkunjung ke Bukittinggi tanpa berfoto di depan sebuah menara jam yang menjadi icon kota Bukittinggi ini. Untuk menuju kesini dari Hotel Bagindo bisa dicapai dengan berjalan kaki selama lebih kurang 10 menit atau naik angkot dengan biaya Rp 2.000,- hingga Rp 3.000,-/orang. Di sekitar jam gadang banyak sekali bisa anda temukan pedagang-pedagang yang menjual berbagai souvenir khas Bukittinggi, mulai dari kaos, topi, gantungan kunci, dll. Pesan saya, jangan ragu untuk menawar yak ! hehehe. Disini pun ada kuliner unik yang bisa kawan-kawan coba, namanya "Burger Talua". Konsepnya seperti Burger (roti isi) pada umumnya, hanya saja tidak diisi dengan daging, melainkan dengan talua dadar (telur dadar).

B. Pasa Ateh (Pasar Atas)
Ini merupakan surga belanjanya kota Bukitinggi. Bagi kawan-kawan yang muslim, disini terdapat banyak sekali pedagang yang menjajakkan mukena, baju koko dengan motif khas ranah Minang, dengan harga yang terjangkau dan bisa ditawar pula pastinya.

Di bagian depan pasar, kalian bisa temukan berbagai macam kerajinan tangan dan souvenir khas Ranah Minang yang pastinya bagus untuk anda bawa pulang dan hadiahkan pada sanak saudara.

Di bagian tengah pasar, anda bisa temuin berbagai kuliner khas ranah minang, salah satunya adalah Nasi Kapau.

Jika mau bersabar sedikit dan berjalan ke bagian belakang pasar disini terdapat sejenis "Pasar Bekas" dimana jika beruntung, kalian bisa mendapatkan berbagai macam produk "Branded" bekas dengan harga yang sangat miring. Tinggal pintar-pintar saja menawarnya.

C. Janjang Ampek Puluah ( Tangga 40 )
Bagi kawan-kawan yang penggemar batu cincin, permata, di sepanjang tangga ini banyak sekali dijajakkan berbagai macam batu alam, batu permata yang sangat bervariasi jenisnya. Bahkan kalian bisa menyaksikan langsung proses pembuatan, pemotongan dan pemolesannya yang masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana.

D. Taman Panorama, Lobang Jepang
Berjalan menjauhi Pasa Ateh dan Jam Gadang, sekitar 15 menit kalian bisa temukan sebuah taman Panorama dimana terdapat salah satu peninggalan jaman Jepang yang masih abadi hingga sekarang, yakni Lobang Jepang.

Saat itu, untuk masuk ke dalam taman Panoramanya dikenakan biaya Rp 3.000/orang dan Rp 5.000,-/orang untuk masuk ke Lobang Jepang.
Untuk masuk ke Lobang Jepang, disarankan menggunakan guide lokal agar tidak tersasar selama di dalam, karena memang Lobang Jepang yang ada disini sangatlah panjang dan terbesar di Indonesia. Tarif guide pun bisa ditawar.

Selamat Datang di Lobang Jepang !

Menuju ruang penyiksaan yang katanya paling angker

Tangga masuk ke dalam Lobang Jepang

View Ngarai Sianok dibagian belakang














E. Museum Perjuangan Kemerdekaan
Berada tidak jauh dari taman Panorama, bagi anda yang suka berkunjung ke Museum, disini terdapat pula Museum Perjuangan Kemerdekaan yang menceritakan tentang perjuangan memperebutkan kemerdekaan Indonesia,
Di dalam museum ini terdapat berbagai macam koleksi antik peninggalan jaman penjajahan Belanda

Berbagai macam senapan
Roket, Granat
Potret Bung Hatta
Peluru Meriam VOC


F. Benteng Fort de Kock
Benteng Fort de Kock

Berjarak sekitar 1 Km dari jalanan pusat kota Bukittinggi, terdapat sebuah benteng peninggalan jaman Belanda yang dulu dijadikan benteng pertahanan Belanda guna berlindung dari gempuran rakyat Minangkabau, tepatnya pada Perang Paderi 1821 - 1837. Benteng ini berdiri di atas bukit dan dikelilingi oleh 4 buah meriam di tiap sudutnya.Sekarang Benteng ini banyak digunakan sebagai tempat piknik keluarga.

G.Kebun Binatang Bukittinggi
Antara Benteng Fort de Kock dan Kebun Binatang dihubungkan oleh jembatan layang bernama "Limpapeh" yang membentang di atas jalan raya kota Bukittinggi.

Di atas jembatan Limpapeh

Buaya

Sejenis Rusa tutul
H.Martabak Mesir dan Teh Talua
Jika sudah tiba malam hari, di depan hotel saya menginap suka banyak jajanan malam, salah satunya adalah Martabak Mesir khas ranah Minang yang dapat kita beli dengan harga Rp 13.000 untuk satu telur dan Rp 20.000,- untuk dua telur.

Jika kalian mencoba nongkrong di beberapa warung pinggir jalan, kalian bisa juga mencoba minuman yang bernama "Teh Talua" (Teh Telur), dimana konon katanya minuman berfungsi untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina, terutama untuk orang-orang yang sudah menikah. hehehe

Teh Talua
I. Koto Gadang, Kerajinan Perak & View Gunung Marapi
Koto Gadang bisa dicapai selama kurang lebih 30 menit menggunakan mobil dengan menuruni lembah menuju Ngarai Sianok.
Dimana disini dapat kita lihat berbagai macam arsitektur bangunan khas ranah Minang yang unik, dan ada pula Masjid Tapi Nurul Iman yang mempunyai gaya arsitektur klasik dan berdiri megah di dekat bangunan adat tersebut.

Selain bangunan yang unik, kawan-kawan yang suka perhiasan pun bisa berkunjung ke tempat pengrajin perak yang asli buatan tangan dan terdapat banyak di sekitar Koto Gadang.

Masjid Tapi Nurul Iman

Rumah adat di Koto Gadang
Jika kita bergerak lebih jauh menuju daerah yang mulai banyak rumah dan perkebunan, kebetulan ada rumah kawan saya juga yang tinggal di daerah Ngarai Sianok ini, maka kita bisa menemukan view Gunung Marapi yang berdiri kokok di kejauhan dengan hamparan sawahnya yang menguning.

Damainya bersantai disana di kala sore hari menjelang
J. Ngarai Sianok, Bukik Takuruang, Spot tersembunyi
Bergerak ke sisi lain bukit menggunakan kendaraan, maka kita akan menemui sebuah bukit yang seakan-akan seperti terkurung dengan aliran sungai deras di bawahnya, ya namanya "Bukik Takuruang".
Bukik Takuruang

View dari cafe yang menghadap langsung ke Bukik Takuruang
Bagi kawan-kawan yang ingin bersantai atau pun menginap sambil menikmati keindahan pesona Bukik Takuruang, kalian dapat berjalan sedikit ke atas dan menikmati sebuah Cafe yang juga menyediakan kamar untuk menginap untuk para pelancong yang ingin beristirahat. Bahkan, kamar ala bulan madu pun ada ! hehe

Ada satu spot yang tidak sengaja saya temukan sewaktu berkunjung ke sekitar Bukik Takuruang dan sekitarnya, spot ini agak masuk ke dalam dan jalan yang dilalui semakin sempit. Namun, kira-kira seperti inilah penampakannya :

Spot yang agak tersembunyi, tapi oke bangeeeet !!
4. Danau Maninjau dari Puncak Lawang
Dapat dicapai melalui jalur utara dengan melewati kota Bukittinggi. Waktu itu saya berdua kawan naik motor menuju kesana. Hanya saja, kami melihatnya dari atas (Puncak Lawang) sehingga tidak sempat merasakan "serunya" Kelok Ampek-Ampek (44 ). Hawa udara di Puncak Lawang sangat sejuk, sehingga pasti lambat laun kita akan merasa kedinginan. Disini pun juga banyak warung-warung yang menjual makanan & minuman untuk kita duduk bersantai sembari menikmati pemandangan yang ada. Danau Maninjau ini berada pada ketinggian 459 mdpl.

Danau Maninjau

Danau Maninjau dilihat dari Puncak Lawang
5. Danau Singkarak, Ikan Bilih
Terletak di antara 2 kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Tanah datar. Danau ini merupakan danau kedua terbesar di pulau Sumatera setelah Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Memiliki ketinggian 362,5 mdpl. Uniknya di danau ini hidup sejenis ikan kecil yang tidak bisa hidup di tempat lain selain hanya di danau ini, orang setempat menyebutnya "Ikan Bilih". Bagi kawan-kawan yang ingin menikmati Danau Singkarak dari dekat, dapat merapat ke pinggir sembari minum kopi menikmati indahnya ciptaan yang Maha Kuasa.. hmm sedaaap !!!

Danau Singkarak

Kelakuan salah seorang Driver yang absurd..hahaha

Sebenarnya, masih banyak lagi lokasi-lokasi wisata di Sumatera Barat yang belum saya kunjungi, seperti Lembah Harau yang merupakan Grand Canyon-nya Indonesia, Pantai Air Manis tempat legenda Malin Kundang si anak Durhaka, dan 2 kota budaya yakni Payakumbuah dan Batusangkar.

Sayang sekali, karena keterbatasan waktulah saya belum sempat berkunjung kesana..

Mungkin lain waktu..hehehe

cheers,

RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

 

Selasa, 16 Desember 2014

Pesona Danau Toba, Danau terbesar di Indonesia

Hai kawan-kawan semua..
Saya kembali lagi..
Kali ini dengan membawa kisah perjalanan ketika saya mengunjungi salah satu kota di Sumatera Utara, negerinya orang Batak, yakni Medan. Horas bah!! ^^

Berawal dari keinginan Bapak saya untuk mengunjungi makam orang tuanya yang bertempat di Medan, akhirnya membawa saya untuk mengunjungi kota tersebut pada 12 Desember 2014 silam.

Jujur, secara garis keturunan saya bukanlah orang Batak, namun berhubung keluarga saya banyak yang menikah dengan orang Batak , jadilah saya banyak mempunyai saudara berdarah Batak, dan Medan merupakan salah satu kota yang biasa kami tuju ketika Lebaran tiba.

Untuk postingan kali ini, mungkin sedikit banyak akan membahas tentang keluarga saya di Medan, dikarenakan memang petualangan kali ini saya "ditemani" oleh mereka semua.

Ok, here we go !!


12 Desember 2014

Berhubung pesawat dijadwalkan berangkat sekitar pukul 17.00 WIB, ditambah kekhawatiran macet di jalan karena ini hari Jum'at,  jadilah saya bersama Bapak saya berangkat dari rumah menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta sekitar pukul 14.15 WIB.

Sembari jalan, kami pun sempat mampir ke Jl.KH.Ahmad Dahlan untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk sanak saudara di Medan (tidak enak juga kalau berkunjung dengan tangan hampa..hehe)

Pukul 16.15, tibalah saya beserta Bapak di Terminal 1C Bandara Internasional Soekarno Hatta, dan langsung melakukan proses check in agar bisa segera bersantai sembari minum kopi. hehehe. Kebetulan untuk ke Medan ini saya baru mencoba naik maskapai "Kota Nyambung".

Pemandangan di luar jendela saat menuju Medan

Alhamdulillah, jadwal penerbangan malam itu tepat waktu sehingga kami pun langsung lepas landas menuju Bandara Internasional Kualanamu, Medan tepat pukul 18.00 WIB.

Perjalanan menuju Medan ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.

Disambut oleh sanak saudara di Medan
Tiba di Bandara Kualanmu Medan sekitar Pukul 20.00 WIB, kami pun langsung disambut oleh sanak saudara yang berada di Medan. Kebetulan saat itu yang datang ke bandara adalah kakak-kakak dan adik dari Bapak. Ada juga yang langsung terbang dari Batam karena memang sudah berencana untuk berkumpul bersama di Medan saat kami datang.

Rasa-rasanya sudah lama sekali saya tidak menginjakkan kaki di tanah Medan ini. Hehehe

Berhubung kami hanya makan sedikit di pesawat, kami pun langsung meluncur dengan mobil sewaan menuju rumah makan terdekat untuk mengisi bahan bakar perut kami yang sudah mulai "demo" dari tadi.

Tidak lain tidak bukan, restoran Padang lah yang kami cari. hehehe

Makan malam ketika tiba di Medan

Acara malam itu, bisa dibilang lebih banyak berkunjung ke tempat saudara-saudara yang berdomisili di Medan, dimulai dengan mengunjungi rumah Bang Ivan, kemudian ke tempat Om Heri (adik Bapak urutan ke 8 dari 9 bersaudara), dan terakhir ke Kakak Bapak yang urutan no.1, yakni Pakwo Jubhar Rusli.

Fyi, Bapak saya ini 9 bersaudara, dan rata-rata tinggal di Medan, Batam dan Banda Aceh, makanya saya senang sekali jika berkunjung ke 3 kota besar tersebut, karena rumah saudara banyak tersebar disana..hehehe

Mengunjungi rumah Pakwo Jubhar Rusli (di tengah baju putih)


Malam itu, kami pun bermalam di rumah Makwo Yusna, guna persiapan stamina untuk acara di esok hari.


13 Desember 2014

Pagi itu, kami pun langsung bersiap-siap karena si pak Supir travel (Pak Aswanto) akan menjemput kami pada pukul 07.00 WIB.

Acara pagi ini, yakni berkunjung ke makam Nenek (Jl.Sungaiskambing) dan Kakek saya (Jl.Alat) yang berjarak sekitar 30 menit di antaranya. Dulu ketika Nenek saya meninggal, saya pun tidak sempat berkunjung ke Medan dikarenakan sedang kuliah, jadi inilah kali pertama saya mengunjungi makam beliau sejak 2008 silam.

Dan kakek saya, M.Rusli, seumur hidup saya belum pernah bertemu dengannya, dikarenakan beliau meninggal 3 tahun sebelum saya lahir.

Noerseha binti Mandoego

M.Rusli Binti Ali Ibrahim

Rusli bersaudara, ki-ka: Yulizar (no.4), Teuku Rusian (no.6), Yusnaini (no.2), Yusmiati (no.7), Herianto (no.8), Yunensi (no.5)

Halo Kakek Rusli.. akhirnya saya bisa berkunjung kesini..

Setelah selesai acara Ziarah pagi itu, kami pun segera memulai perjalanan panjang kami Danau terbesar di Indonesia, yang mana juga menjadi pesona dan daya tarik bagi turis-turis mancanegara maupun domestik, yakni Danau Toba.

Danau ini bisa diakses dari kota Parapat yang berjarak sekitar 4-5 jam lamanya jika ditempuh dengan menggunakan mobil.

Perjalanan menuju Parapat ditempuh melewati jalan yang umumnya berliku-liku melewati hutan dan perbukitan (seperti jalan di Sumatera pada umumnya), dengan belokan-belokan yang pastinya bisa membuat kepala pusing dan perut terasa mual bagi yang tidak biasa.

Sepanjang mata memandang kita bisa melihat hamparan kebun Kelapa Sawit dan Karet yang bisa dibilang merupakan komiditi utama di Pulau Sumatera ini.

Becak Motor, kendaraan "Khas Kota Medan"

Kebuh Kelapa sawit yang begitu luas

Hamparan kebun Karet

Jalan berliku menuju Parapat

Dan akhirnya, setelah melewati sekitar 4,5 jam perjalanan,  Eng In Eng !!

Danau Toba pun sudah mulai terlihat !!

Pesona keindahan Danau Toba dari atas bukit tempat kami ngopi sejenak..

Di dekat kami ngopi, lucunya banyak sekali monyet-monyet liar seperti yang pernah saya temui ketika melewati lembah-lembah menuju Lembah Anai Bukittinggi, maupun pantai pasir putih yang berada di Pangandaran.

Akhirnya terjadilah adegan-adegan seperti ini, cekidot !

Foto bareng sama si monyet

lucunya, mereka suka kue bolu..

Lanjut, kami segera masuk ke kawasan wisata Danau Toba dengan membayar sebesar Rp 20.000,- untuk parkir mobil ( hanya bayar sekali, selanjutnya mau keluar masuk berapa kali pun tidak usah membayar lagi karena spion mobil sudah diberi tanda)

Danau Toba International Cottage Parapat
Atas usul dari pak Aswanto, kami pun menginap di Danau Toba International Cottage Parapat yang berada agak di atas bukit, sehingga view-view indah bisa didapat dengan mudah dengan berkeliling cottage.

Untuk fasilitas yang ada, di Cottage ini terdapat kolam renang yang view-nya menghadap langsung ke danau Toba, Restoran untuk sarapan di pagi hari, ruang pertemuan dan areal parkir yang cukup luas.

Berhubung mendekati Hari Raya Natal, harga yang ditawarkan untuk 1 cottage berisi 2 tempat tidur, TV, lemari, kulkas, ruang tamu, beranda depan, tempat parkir mobil, dan kamar mandi ini tergolong mahal, mencapai Rp 615.000,- / malam.
Kira-kira dalam 1 cottage bisa lah untuk 4-5 orang.

Ini view-view yang bisa didapat dari sekitar Cottage :

View dari bagian atas Cottage
Indahnya Danau Toba
Salah satu spot asik untuk berfoto



















Ketika hari sudah mulai sore, kalau tidak salah waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB saat itu, saya bersama makwo Nen dan Pak Aswanto segera menuju ke dermaga untuk menyeberang menuju Pulau Samosir (Tomok).

Sementara Bapak saya, Makwo Yusna, Makwo Yulizar dan Bunda Yusmiati beristirahat di cottage karena sudah terlampau lelah. Untuk menyeberang menuju Tomok (P.Samosir) bisa dicapai dengan menggunakan jasa kapal feri yang banyak bersandar di dekat dermaga dengan biaya Rp 10.000,- / orang / sekali jalan.

Perjalanan menuju Pulau Samosir (Tomok) pun ditempuh selama lebih kurang 45 menit, dan inilah foto-foto kami di atas kapal saat itu :

Pak Aswanto, driver kami selama di Medan

Bagian belakang kapal (sebelum jalan )

Bagian depan kapal

GCB Indonesia, Mestre Itabora dapat salam dari Danau Toba !!


Sampai di Pulau Samosir ( Tomok ), kami pun langsung berfoto di tugu batu yang menggambarkan pembagian dari masyarakat Batak

Welcome to Pulau Samosir (Tomok)
Peta Danau Toba dan Pulau Samosir

Suasana di Pulau Samosir (Tomok) ini benar-benar sudah ramai dan sepanjang jalan dipenuhi oleh lapak-lapak para pedagang yang menawarkan barang dagangannya. Mulai dari makanan dan minuman, kaos, kemeja dan celana, serta berbagai macam kerajinan tangan yang umum seperti gantungan kunci, tas, dompet, miniatur rumah adat Batak, kain ulos, dll yang semuanya bermotif adat Batak.

Dari arah dermaga, saya ambil lurus dimana kami masuk menuju lorong yang di kanan kirinya pun penuh lapak para pedagang, kemudian ketika ada pertigaan saya ambil ke kanan dan tibalah kami di...

Plang wisata budaya Sigale-Gale

Berbagai rumah adat Batak

Di kawasan wisata budaya ini, terdapat sebuah boneka yang konon katanya bisa menari, tapi kalau saya perhatikan lebih dekat sih lebih mirip seperti boneka wayang  yang terdapat di tanah Jawa. Di belakang boneka ini, terdapat berbagai macam kain Ulos yang bisa dijadikan wardrobe untuk berfoto dengan sumbangan seikhlasnya pada kota yang telah disediakan.

Kalau dia nengok juga, beneran saya kabur !!

Kembali ke pertigaan sebelumnya, saya pun bergerak untuk ke tempat wisata berikutnya, dimana disini terdapat Makam Raja Sidabutar


Makam Raja Boru Sidabutar

Perjalanan pun berlanjut, dan sepertinya saya hampir menemui ujung dari lorong ini, dimana jalan selanjutnya adalah jalanan yang mendaki untuk menuju bukit / puncak yang ada di Pulau Samosir ini. Tapi berhubung waktu yang sudah semakin menipis dan sudah hampir malam, saya tidak melanjutkan perjalanan ke atas. Di sebelah kiri sebelum pertigaan terakhir ini bisa kita lihat ada museum Batak. Sayangnya, saya tidak mengabadikan foto disana dan langsung berburu souvenir sembari perjalanan pulang menuju Parapat.

Pukul 18.30 WIB, kami pun kembali menuju penginapan di Parapat dengan menggunakan kapal Fery yang sama.

Tiba di Parapat sekitar pukul 19.15 WIB, saya langsung kembali ke kamar, mandi, bersih-bersih dan bersiap untuk mencari makan malam bersama Bapak dan saudara-saudaranya yang lain.

Oiya perlu diingat, terutama bagi kalian yang muslim, di sekitar Parapat ini memang banyak rumah makan, dan bisa dibilang sangat mudah jika ingin mencari makan. Tapi harap diteliti dulu benar-benar, karena dikhawatirkan mengandung Babi. Begitulah cerita dari Bapak Supir yang mengantar kami.

Akhirnya kami pun singgah di rumah makan Aceh dan sekaligus menutup petualangan saya di hari itu.


14 Desember 2014
Pagi itu, setelah bersiap-siap check out, kami pun langsung sarapan di restoran atas yang mempunyai view langsung ke Danau Toba.

Restoran ini juga dilengkapi dengan 2 kolam renang dan ruang gantinya sehingga menambah keindahan di pagi hari itu.

Selesai sarapan, tak lupa kami pun langsung mencari spot untuk berfoto dengan background Danau Toba,
kira-kira seperti inilah jadinya ..

Sarapan pagi itu
Photo Sessio, cheers!!
Foto bersama di pagi itu sekaligus mengakhiri petualangan saya beserta keluarga di Danau Toba, Pulau Samosir dan sekitarnya berhubung kami juga harus mengejar pesawat untuk kembali ke Jakarta. Selama perjalanan menuju Medan dan Bandara Kualanamu, ini beberapa toko oleh-oleh yang saya rasa recommended untuk dikunjungi :

- Roti Ganda (mohon maaf saya lupa alamatnya, karena tidak tertera juga di plastiknya, tapi yang jelas terletak di ruko-ruko dekat Pematang Siantar)
menjual berbagai macam Roti dan selai srikaya yang khas. Roti yang dijual disini dalam ukuran besar dan bisa diraih dengan kisaran harga Rp 7500 - Rp 15.000. dan selai sriyana 1 kg seharga Rp 50.000,- , ada juga ukuran segelas air mineral seharga Rp 25.000,-

- Bika Ambon Zulaikha (Jl.Mojopahit No.62, telp 061-4528181) ( Jl.Mojopahit No.96 D E F, telp 061-4552881) Medan - Indonesia
Menjual berbagai macam oleh-oleh, dan yang menjadi ciri khasnya adalah Bika ambon yang masih fresh seharga Rp 50.000,-, dengan masa berlaku 3 hari.

Bolu Meranti ( Pusat : Jl.Kruing No.2-K, Medan telp 061-453 8217) (Cabang : Jl.S.M.Raja no. 19B, Medan (Seberang Hotel Garuda Plaza)
Menjual berbagai macam bolu aneka rasa (Strawberrry, Blueberry, Pandan, Mocha, Keju, with topping, dll) dengan harga satuan Rp 50.000,- / netto 600 gram.

Oiya, bagi yang ingin jalan-jalan di medan dan sekitarnya, jika tidak ingin ribet naik turun angkot atau bus, ditambah jika jumlah kalian banyak, saya sarankan lebih baik charter mobil saja, jadi kalian bisa explore tempat-tempat yang kalian suka tanpa adanya batasan waktu .

Ini no.driver yang saya pakai, namanya pak Aswanto (0812 652 1515 ), tarif Rp 500.000 - Rp 600.000 / per 12 jam, sudah termasuk tol, bensin, parkir.
Excluded : makan si supir selama perjalanan.

Orangnya baik dan ramah, jadi saya rasa beliau akan selalu siap menemani kawan-kawan yang ingin jalan-jalan selama disana.
Beliau selalu stand by di Bandara Internasional Kualanamu.

Finally, perjalanan saya selama di Medan dan sekitarnya ini diakhiri dengan delay selama 1 jam sebelum kembali ke Jakarta.
Dimana seharusnya saya berangkat pukul 18.50 dari Medan, alhasil berangkat pukul 20.00 WIB, dan Alhamdulillah tiba dengan selamat di Jakarta pukul 22.00 WIB.

Anyway, sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca sekalian yang masih setia membaca berbagai tulisan saya, semoga informasi yang ada dapat memberi gambaran dan In sya Allah bermanfaat..

Cheers..

RPR - Sang Petualang
(silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)