Senin, 04 April 2016

Keindahan Geopark Ciletuh, Sukabumi

Bagi kawan-kawan yang berdomisili di sekitar Jawa Barat, atau mungkin Sukabumi, mungkin sudah pernah mendengar tentang "taman" yang satu ini. Berjarak sekitar 3,5 hingga 4 jam dari pusat kota Sukabumi, Geopark Ciletuh menyimpan berbagai macam keindahan alam berubah Curug, Puncak dan Pantai.

Masih dalam trip bersama komunitas Backpacker Jakarta (BPJ), kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi salah 1 surga tersembunyi yang ada di Sukabumi.

23 Januari 2016 
Mampir di Gunung Sunda
Plang Gunung Sunda
Setelah melewati sekitar 4 jam perjalanan, pukul 02.30 WIB kami yang berjumlah sekitar 57 orang tiba di dekat Masjid Raya Sukabumi (Cisaat). Berhubung masih terlalu dini hari, kami sepakat untuk mengunjungi Gunung Sunda yang tidak terletak jauh dari Masjid Raya Cisaat. HTM untuk menuju Gunung Sunda dikenakan sebesar Rp 2.000,-/orang. Tidak terlalu sulit jika ingin mencapai puncaknya, hanya dibutuhkan sekitar 15 menit dengan melewati jalanan beraspal yang bertangga dan sedikit menanjak. Pemandangan dari Puncak cukup indah, jika malam hari kita bisa melihat City Light kota Sukabumi. Menurut info dari kang Heru (Backpacker Sukabumi) yang  menjadi Tour Leader kami saat itu, di puncaknya ini sering ramai dipakai orang nge-camp pada tanggal-tanggal tertentu, bahkan bisa sangat ramai, misalnya saat menjelang Hari Raya, atau perayaan tahun baru.

Suasana puncak dengan latar belakang City Light

Menuju Geopark Ciletuh
Berfoto di Tugu Geopark Ciletuh
Setelah turun kembali, sekitar pukul 03.30 WIB kami kembali melanjutkan perjalanan dan tak lupa mampir di warung/rumah makan terdekat untuk mengisi kekosongan perut kami yang sudah "lapar" akan sarapan. Barulah sekitar pukul 09.00 WIB, tugu Geopark Ciletuh sudah terlihat. Beberapa kawan pun tidak lupa untuk berfoto bersamanya. Kebetulan lokasi tugu ini bersebelahan dengan mini market, sehingga kalian bisa sekaligus belanja cemilan, air minum dan kebutuhan lainnya sebelum benar-benar memasuki kawasan Geopark Ciletuh.










Tiba di Panenjoan
View dari Panenjoan
Hanya berselang 5 menit dari mini market terakhir yang kami temui, kami sudah tiba di Panenjoan (Bahasa Sunda dari Peninjauan), yakni sebuah tempat yang bisa melihat hamparan pemandangan luas yang hijau dan asri. Disini  banyak tempat-tempat untuk berfoto yang sayang jika dilewatkan, namun ada juga beberapa tempat yang agak ekstrim (meskipun hasilnya akan bagus). Jadi, tetap harus berhati-hati ya. Bagi kalian yang ingin sekedar ngopi atau makan ringan, disini terdapat beberapa warung dan tempat yang bisa dipakai untuk sekedar bersantai sejenak.

hati-hati ya jangan sampai jatuh !

Curug Awang
Tiba di parkiran menuju Curug Awang
Setelah puas berfoto-foto di Panenjoan, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Curug Awang, sebuah Curug yang jika sedang musim hujan dan air berlimpah, konon alirannya bisa memenuhi sepanjang tebing dan tampak seperti "Mini Niagara". Namun sayang, saat itu debit airnya sedang sedikit, sehingga aliran airnya tidak sederas biasanya.

Untuk HTM, sepertinya saya tidak menemukan adanya harga yang tertempel selain dengan membayar sebesar Rp 10.000,-/mobil dan Rp 5.000,-/motor. Kalaupun ada, mungkin tidak akan terlalu mahal juga harganya.

Untuk menuju Curug Awang, dibutuhkan waktu sekitar +/- 15-30 menit dari parkiran, melewati jalan bebatuan yang menurun, kemudian disambung dengan tangga tanah yang menurun untuk benar-benar mencapai tepat di depan Curugnya.

Tangga Aspal berbatu
Jalur tanah menurun menuju depan Curug Awang
dan setelah melewati jalur dengan keadaan seperti 2 foto diatas, tibalah kami di Curug Awang. Cekidot!

Welcome to Curug Awang a.k.a Mini Niagara

Curug Tengah
View dari atas Curug Tengah
Tidak jauh dari Curug Awang, terdapat pula Curug Tengah yang bisa dicapai dengan belok kanan ketika menemui pertigaan sebelum ke Curug Awang (jika dari arah tempat parkir), kemudian dilanjut dengan melintasi jalur di tengah persawahan sekitar 10-15 menit. Namun sayang saya tidak menemukan akses untuk kebawah, sehingga hanya bisa menikmati pemandangannya dari atas saja.


Puncak Darma
Trackking santai ke Puncak Darma
Demi mengejar Sunsets sore itu, kami sudah tiba di gerbang masuk Curug Cimarinjung dan Puncak Darma pada pukul 15.45 WIB. Namun kami akan menyisakan Curug Cimarinjung untuk keesokan hari dan pergi ke Puncak Darma sore itu. Untuk menuju Puncak Darma, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dengan melintasi jalur berbatu yang semakin menanjak, dan akan berubah menjadi jalur tanah dibeberapa titiknya. Jalurnya sudah sangat jelas, jadi tidak perlu takut tersesat. Meskipun jalur yang dilalui termasuk santai, namun saran saya pastikan kalian tetap menggunakan alas kaki yang nyaman.

Tidak perlu juga takut kehausan dan kelaparan, karena di atas banyak warung yang siap menanti dengan harga yang cukup terjangkau. Tapi, jangan lupa selalu bertanya dulu sebelum membeli yak!

Fyi, untuk HTM nya dikenakan sekitar Rp 5.000,-/orang, biasanya akan ditagih sebelum atau setelah kunjungan kita dari Puncak Darma. Kira-kira seperti inilah view yang saya dapat di atas sana..

View saat tiba di Puncak Darma
Sunsets di Puncak Darma
Malamnya kami menginap di Homestay yang terletak tidak jauh dari Pantai, yang kebetulan sudah dibooking-kan oleh Kang Heru (Makasi Kang!). Untuk tarif Homestay berkisar antara Rp 500.000,- hingga Rp 600.000,-/malam. Homestay yang kami sewa ini cukup besar, terdapat beberapa kamar, ruang keluarga, teras dan dapur lengkap dengan kamar mandi.

Sebenarnya, di kawasan Geopark ini banyak terdapat penginapan yang bisa disewa, tentunya dengan harga yang variatif, asalkan rajin-rajin bertanya saja.


24 Januari 2016
Curug Cimarinjung
Curug Cimarinjung
Keesokan paginya setelah sarapan, dan beres-beres barang sekaligus bersih-bersih homestay, kami beranjak menuju Curug Cimarinjung yang terletak bersebelahan dengan jalan masuk menuju Puncak Darma.Untuk menuju bibir Curug, kami harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Oiya hati-hati karena ada beberapa jalur yang agak licin berhubung sudah dekat dengan Curug. Untuk HTM, dikenakan sebesar Rp 3.000,-/orang.

Fyi, jika diantara beberapa Curug yang berada di kawasan Geopark Ciletuh, Curug inilah yang terbesar. Untuk mencapai the best view untuk berfoto, memang harus agak maju ke depan sembari menaiki bebatuan, tapi sekali lagi, saya ingatkan untuk ekstra hati-hati yak, karena jalanannya sudah sangat licin.


Landmark Geopark Ciletuh
Landmark Geopark Ciletuh
Belum sah rasanya jika berkunjung ke Geopark Ciletuh tanpa berfoto dengan tulisan yang menjadi Landmark Geopark Ciletuh ini. Terletak di bibir pantai yang berada di bawah Puncak Darma, disini pun ditawarkan jasa perahu bagi kalian yang mungkin ingin bermain-main di pulau yang berada dekat dengan Geopark Ciletuh. Untuk tarifnya saya kurang paham ya, karena kami juga tidak terlalu lama berada disana.


Curug Sodong
Curug Sodong yang merupakan destinasi terakhir kami di kawasan Geopark Ciletuh ini memiliki air terjun yang kembar. Alirannya pun cukup deras, sehingga cukup seru bagi kawan-kawan yang ingin mencoba berenang disekitarnya. Disini pun terdapat kamar ganti, musholla (meskipun sangat sederhana) dan aneka pedagang yang menjajakkan dagangannya. Untuk menuju ke Curug ini pun tidak perlu lagi trackking, karena memang sudah dekat sekali dengan tempat parkir.

Curug Sodong
Setelah dari Curug Sodong, maka berakhirlah petualangan kami di kawasan Geopark Ciletuh (Bonus Gunung Sunda), terima kasih buat Kakak-kakak Cepeh kaka Susan, Kaka Angga dan Kaka Ijal yang sudah menemani kami semua dan Kang Heru selaku guide lokal kami selama disana...

Fyi, bagi yang memerlukan jasa elf untuk ke kawasan Geopark Ciletuh, bisa menghubungi Bp.Abdul (yang punya elf) di 0812 9399 0098 , waktu itu kami dikenakan sekitar Rp 10.500.000,- (semoga tidak salah hitung karena coret-coretannya sudah hilang entah kemana.. -,-") untuk 3 elf selama 3 hari (Berangkat Jum'at malam, Minggu Malam sudah di Jakarta lagi), atau sekitar Rp 3.500.000,-/elf untuk 3 hari. Mungkin bisa menghubungi beliau langsung sekaligus nego jika memang berminat kesana.

Berikut rincian pengeluaran (saya) :
-Sharecost meliputi Elf PP, Homestay, Toll, Tips Supir, guide dan tiket masuk seluruh tempat wisata : Rp 299.500,-
-Teh dipucuk : Rp 3.600,-
-Kopi dan Kue pagi-pagi : Rp 5.000,-
-Sarapan Bubur : Rp 6.000,- 
-Es Krim : Rp 3.500,-
-Nasi Goreng : Rp 15.000,-
-Es Kelapa & manisan pepaya : Rp 8.000,-
-Kopi : Rp 3.000,- 
-Patungan beli ikan & Nasi : Rp 5.000,-
-Sarapan Lotek & Air minum : Rp 5.500,-
-Sisri : Rp 3.000,-
-Makan siang Karedok dengan ayam + minum : Rp 23.000,-
-Jajan : Rp 12.000,-
-------------------------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp 392.100,-*

*Tidak termasuki biaya dari rumah ke Mipo (Sekret BPJ) PP dan oleh-oleh...

Semoga informasi yang ada bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.. Aamiin

Cheers,
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

Salam dari Puncak Darma, Sampai jumpa di trip selanjutnya!