Melenceng jauh dari edisi per"gunung"an yang sering saya posting sebelumnya. Sebenarnya ini merupakan postingan lama saya tentang pengamatan kecil-kecilan yang saya lakukan selama naik turun angkot/kendaraan umum di Ibukota Jakarta, khususnya bus. Namun, seiring dengan info-info terbaru yang saya dapat, postingan ini pun saya perbaharui kembali dengan fenomena yang update saat ini.
Tidak tahu kenapa hal yang 1 ini pasti dan selalu muncul.
Parahnya lagi, saat ini seperti sudah ada yang mengatur. Ibaratnya, ada oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari kerja keras mereka "ngamen" di jalan.
Tebak apa?
Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan para pengamen, peminta-minta, maupun "atlet sulap dadakan" yang suka muncul di bus kota.
Naaaaah, untuk mempermudahnya, saya akan menjabarkannya satu persatu, silahkan disimak..
Para pengamen ini pun, teryata bisa terbagi dalam beberapa jenis :
A. Pengamen sopan dan solo career (sendiri) : tipe yang 1 ini tipe pengamen yang paling asik ,tutur bahasanya bagus, dan berpakaian rapi. Biasanya sebagian dari mereka memainkan lagu-lagu yang sedang hits di ibukota, seperti lagu-lagu Wali, Bondan, Ungu, Kerispatih, dsb. Dalam penampilannya, mereka membawakan sekitar 2-3 lagu, diawali dan diakhiri pula dengan salam, misalnya "Assalamualaikum" atau salam sejahtera bagi mereka yang beragama lain.
Tipe pengamen ini tidak memaksa jika tidak dikasi uang, dan mereka juga tidak rese. Jadi klo emang lagu dan cara mainnya bagus, ngasi berapa pun dijamin ridho lah.. :)
fyi : Beberapa dari mereka saya rasa sangat stylish dalam berpenampilan, sehingga saya rasa musisi ibukota pun bisa kalah dalam soal gaya. Hehehe
B. Pengamen dalam format band : tipe pengamen yang 1 ini biasanya datang dengan bergerombol, jumlahnya antara 2-4 orang. Instrumennya bisa berupa gitar, keyboard, biola, dan selalu disertai dengan drum yang bisa dibongkar pasang.
Dilihat dari penampilan biasanya juga sangat musisi sekali. Dalam sekali pertemuan biasanya membawakan 2-3 lagu, dan bisa ditemui di bus dengan trayek yang agak panjang seperti misalnya Blok M - Pulo Gadung, ataupun Blok M - Cawang, dan begitu pula sebaliknya.
Jika anda beruntung, mereka pun bisa ditemui di Bus Metro Mini 610 yang mengarah ke Pd.Labu, ataupun 72 yang mengarah ke Lebak Bulus.
Mengapa saya katakan beruntung ? karena memang mereka bisa menjadi "penghibur" kita di kala macet Jakarta yang semakin parah.
C. Pengamen wanita bertas branded : Naaaah, saya sering bertemu pengamen yang 1 ini saat pulang dari Blok M menuju rumah, Pd.Indah dan sekitarnya. Pengamennya "berwujud" seorang ibu-ibu, umurnya mungkin sekitar 40 tahunan, beliau ngamen menggunakan botol seperti bekas y*k*lt yang diisi dengan pasir, kemudian dikecrek-kecrek deh.. hahaha
Yang bikin saya heran , setiap ngamen, ibu ini selalu menggunakan tas bermerk, dan ganti-ganti. Bisa Levi's, Louis Vuitton, atau Guess. Saya sih kurang tahu itu asli apa palsu, tapi bisa jadi KW lah ya? Kalian yang menilai sendiri deh.
D. Pengamen tukang tipu : Pengamen yang 1 ini agak-agak kurang ajar. "Cover" nya sih seperti orang yang tidak bisa ngomong alias gagu. Dia menggunakan gitar ukulele, dan sepanjang lagu nyanyinya cuma "unanu unanu unanu".. ituuuuu terus... atau versi lainnya "Enjoim enjoim enjoim" dan biasanya membuat orang-orang yang melihat menjadi iba. Padahal, waktu saya coba iseng-iseng mengikuti dia (karena rasa penasaran yang tingkat tinggi kali yaa?). Saya cukup kaget, karena tahu-tahu dia ngomong ke temennya "woy bang!! mau kmana lo??" Paraaaaaaah, ternyata dia sebenarnya bisa ngomong dong??!!! ckckckck -,-
E. Pengamen tukang dumel : yang 1 ini sering saya temui di dekat perempatan Blok m. "cover"nya pria berumur sekitar 30 tahunan, berbaju lusuh, megang rokok Samsu, dengan kalimat favoritnya sebelumnya mulai menyanyi " misi om tante, numpang ngamen buat nyari makan" , diucapkan dengan suaranya yang serak-serak berat. Tapi saya akui suaranya ternyata cukup bagus..heheh.
Tapi yang jadi masalah, setelah dia selesai nyanyi, coba saja kawan-kawan tidak ngasi, pasti sebentar lagi dia bakal ngedumel dan mengata-ngatai kita..seperti "tolong yah, saya disni bukan orasi kayak anak punk!!".. tapi kalau kawan-kawan ngasi, dia bakal muji kita habis-habisan, "terima kasih, om yang baik hati, berjiwa sosial, pendengar musik !!".
F. Pengamen tipe anak punk : Ini dia tipe yang bikin kita jadi malas naik angkot atau naik bus. Saya pun jika tahu mereka akan naik, mending tidak naik dulu. Setelah mereka turun, barulah saya naik.
Mereka ini biasanya masuk secara bergerombol, bisa 2-4 orang, mengenakan setelan anak punk yang kalau menurut saya sangat absurd dan tidak jelas. Tindikan dimana-mana, tato, paku payung, dan celana-celana yang ngepres abissss...
Umumnya mereka membawakan lagu-lagu sindiran terhadap pemerintah. Tapi cara nyanyinya mah kasar, tidak ada intonasinya sama sekali. Bagi kawan-kawan yang paham musik, lebih baik tutup telinga deh !!!
Yang bikin kita tambah malas, setelah nyanyi biasanya mereka akan berkata seperti ini, "Bapak Ibu, kami disini mencari makan, bukan mencari kesombongan anda, tolong hargai suara kami.. anda manusia, kami pun manusia.. seribu dua ribu tidak akan membuat anda jatuh miskin, apalah artinya itu untuk anda semua.. lebih baik tolong menolong daripada saling menodong", hargai suara kami seperti kami menghargai anda semua, kesombongan kalianlah yang sering membuat kami menjadi gelap mata."
Ujung-ujungnya, jika tidak dikasih pasti mereka tidak akan meninggalkan kalian begitu saja, minimal mengejek atau berkata "Pelit luh!"..
Ujung-ujungnya, jika tidak dikasih pasti mereka tidak akan meninggalkan kalian begitu saja, minimal mengejek atau berkata "Pelit luh!"..
G. Pengamen anak bocah di bawah 10 tahun : Ini yang saya rasa paling bikin miris. Jika dilihat secara fisik, badannya saja masih kalah sama roda bus metro mini.
Mereka biasanya naik turun bus sendiri atau berdua, dan membawakan lagu-lagu hits masa kini, tapi yang paling sering saya dengar sih lagu "Bang Toyib" nya Wali, atau "Butiran Debu".. dan tidak tahu kenapa tiap pengamen di bawah 10 tahun yang dateng selalu bawain lagu itu.. ( janjian kali yeeeh??? ckckck ).
Kocaknya sebenarnya anak-anak ini menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan, sayangnya karena mereka (mungkin) tidak biasa latihan nafas, sehingga saat masuk reff lagu sering turun 1 oktaf gitu deh nadanya.. hehehehehhe
H. Pengamen berwujud banci : buru-buru ngasi saja deh klo bertemu yang seperti ini sebelum dia mulai mencolek.. hiiiiii !!!
I. Pengamen dangdut dadakan : Pengamen ini biasanya berwujud Bapak-Bapak atau Ibu-ibu dengan membawa mesin seperti pemutar musik dan sepasang mikrofon. Bisa dibilang sih beliau ini tinggal lipsync saja mengikuti lagu yang keluar. Umumnya yang dibawakan adalah lagu dangdut, atau kroncong.
J.Pengamen kombinasi gitar dan biola : Ini dia tipe pengamen yang paling saya suka dan menurut saya yang paling "berkelas" diantaranya kawan-kawannya. Kenapa? karena mereka lebih sering membawakan lagu-lagu klasik yang mayoritas bersifat instrumental. Bahkan oleh beberapa dari mereka, saya pun pernah mendengar mereka membawakan lagu "Canon" yang pastinya sering kita dengar saat wisuda. Hehehe.
Formasinya, mereka maksimal terdiri dari 2 orang, dan salah satunya gitar. Jadi berasa lagi menonton konser dadakan saja deh.. :)
K. Pengamen Bertopi : Kalau kata Bang Napi, "Waspadalah-waspadalah !!", tipe pengamen yang seperti ini cukup meresahkan. Saya pun sempat menjadi korban "kejahilan" tangan mereka sewaktu pulang kantor dulu. Jadi mereka ini biasanya berformasi 2-4 orang. Dan lucunya, mereka semua kompak mengenakan topi.
Pembukaannya hampir sama seperti si anak punk, istilahnya sekarang "Orasi", nah di akhir orasinya, mereka akan menyodorkan topi-topi mereka tersebut secara "bersamaan". Iya, secara "bersamaan". Secara refleks, pasti kita akan menepis dan berusaha menyingkirkan topi-topi tersebut. Disaat itulah salah seorang dari mereka akan beraksi dan merogoh kantong baju atau tas kita. Jika tidak berhasil, maka mereka pun akan buru-buru turun sebelum atau ketika aksinya ketahuan.
Untuk tipe yang satu ini saya menemukannya di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Harap sangat berhati-hati ! karena mungkin saja mereka masih sering berkeliaran. Terutama di jam-jam ramai orang pulang kantor.
L. Si Kaki Buntung : Mereka biasanya digendong sama temannya, dan tidak tahu kenapa, jumlahnya juga banyak.. biasanya berwujud bocah umur di bawah 10 tahun, dan rupanya lusuh banget.
K. Pengamen Bertopi : Kalau kata Bang Napi, "Waspadalah-waspadalah !!", tipe pengamen yang seperti ini cukup meresahkan. Saya pun sempat menjadi korban "kejahilan" tangan mereka sewaktu pulang kantor dulu. Jadi mereka ini biasanya berformasi 2-4 orang. Dan lucunya, mereka semua kompak mengenakan topi.
Pembukaannya hampir sama seperti si anak punk, istilahnya sekarang "Orasi", nah di akhir orasinya, mereka akan menyodorkan topi-topi mereka tersebut secara "bersamaan". Iya, secara "bersamaan". Secara refleks, pasti kita akan menepis dan berusaha menyingkirkan topi-topi tersebut. Disaat itulah salah seorang dari mereka akan beraksi dan merogoh kantong baju atau tas kita. Jika tidak berhasil, maka mereka pun akan buru-buru turun sebelum atau ketika aksinya ketahuan.
Untuk tipe yang satu ini saya menemukannya di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Harap sangat berhati-hati ! karena mungkin saja mereka masih sering berkeliaran. Terutama di jam-jam ramai orang pulang kantor.
L. Si Kaki Buntung : Mereka biasanya digendong sama temannya, dan tidak tahu kenapa, jumlahnya juga banyak.. biasanya berwujud bocah umur di bawah 10 tahun, dan rupanya lusuh banget.
Parahnya, saya tidak ingat kapan waktunya, tapi saya pernah bertemu dengan 4 anak yang buntung kakinya sama-sama di kaki kanan.
Kalau kita pikir baik-baik, "lah?? buntung kok bisa kompakan gitu sih??"
Buat kawan-kawan yang bertemu dengan orang-orang macam ini, up to you aja yah mau ngasi atau tidak.. Wallahu alam sih.. ;)
M. Pesulap Dadakan : Biasanya mereka masuk berdua atau bertiga. Berwujud mas-mas dan mempunyai kata-kata sambutan favorit " Bang Markum kecebur empang", terus temennya jawab "apaan tuh bang?".. "Assalamualaikum para penumpang".
Mereka akan membuka dengan berkata "lapar tuan.. lapar nyonya.. banyak sodara-sodara kami yang gelap mata sampai menodong, merampok, bahkan membunuh.. ada juga yang sampai rela menjual harga dirinya. aki-aki ga pakai celana, kalau rejeki ga akan kemana, semoga dibalik kerapihan tuan dan nyonya masih ada jiwa-jiwa sosialnya untuk membantu kami anak jalanan"
Selanjutnya mereka bakal melakukan aksi nyilet-nyilet diri mereka sendiri dengan silet. Ujung-ujungnya sih mereka agak-agak maksa juga mintanya.. karena diakhiri dengan "apalah artinya seribu dua ribu untuk anda" (hampir sama seperti si anak punk di atas).
Yups, inilah sekilas informasi buat kawan-kawan semua, terutama yang sering naik kendaraan umum. dan mohon maaf sebelumnya, disini saya tidak ada maksud untuk menyudutkan profesi tertentu. Hanya untuk sekedar sharing.
Jika ada penulisan yang tidak baku atau apa, mohon dimaafkan. Karena memang dalam tulisan ini saya ingin sedikit berbahasa informal. (Biar ga kaku boss !! )
Semoga bermanfaat !!!
Note : Maaf tidak bisa menampilkan foto tentang "wujud" pengamen-pengamen tersebut, karena demi keselamatan saya juga saat "meneliti" mereka. Hehehe
cheeers !! :D
RPR- Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar