Latihan One Hand Stand :P |
Saya kembali lagi..
kali ini dengan membawa tema cerita yang agak berbeda dari sebelum-sebelumnya, yakni mengenai "Pantai, Laut, dan Pulau" yang baru-baru ini saya kunjungi bersama kawan-kawan dari komunitas Backpackers Jakarta (BPJ).
Ok, let's the story begin...
Berawal dari "keisengan" saya hadir di Kopdar BPJ yang diadakan di dekat patung Ikada (Monas) tanggal 18 Oktober 2014 silam, dilanjut dengan Kopdar di Taman Suropati tanggal 22 November 2014 (untuk pembentukan kelompok dan membahas teknis), akhirnya membawa saya menuju ke sebuah Pulau yang terletak dalam gugusan Kep.Seribu, yakni Pulau Air.
Jujur saja, meskipun sudah sering berkelana, tapi saya masih termasuk "newbie" dalam "menginjakkan kaki" di wilayah Kep.Seribu (padahal jaraknya termasuk dekat dari Jakarta).
Maka dari itu saya sangat excited saat BPJ mengumumkan akan mengadakan trip ke Pulau Air.
Petualangan saya kali ini bisa dibilang seperti "Bedol Desa".
Kenapa? dipastikan total peserta yang ikut mencapai 60 orang, dan dari berbagai macam latar belakang. Jadi sudah bisa kebayang lah yaa akan seperti apa "rusuhnya" disana? hehe
Serunya lagi, saat memutuskan untuk bergabung, nyaris 99 % peserta belum saya kenal. Paling saya hanya kenal Bang Derry selaku koordinator acara dan Indanna Zulfah yg pernah sama-sama ngetrip ke Gunung Munara di Bogor.
Sisanya? Saya "nyicil" kenalan saat Kopdar di Taman Suropati dan melalui sebuah grup di Whatsapp yang dijamin bikin baterai cepat habis..T-T
28 November 2014
Kumpul di Kota Tua |
Berdasarkan hasil Kopdar tanggal 22 November 2014 yang bertempat di Taman Suropati, kami sepakat untuk bersama-sama "begadang" di Kota Tua Jakarta guna menghindari keterlambatan tiba di Muara Angke pada Sabtu pagi tanggal 29 November 2014.
(fyi, kapal dijadwalkan akan berangkat pukul 07.00 WIB )
Di Kota Tua inilah kami mulai mengenal satu sama lain sedikit demi sedikit dikarenakan memang banyak yang belum saling kenal. Ujung-ujungnya sih ga bisa tidur juga malam itu (Karena keasikan ngobrol dan nyamuk yang ga bisa diajak kompromi.. )
29 November 2014
Usai menunaikan sholat Subuh di masjid dekat Kota Tua, rombongan pun segera berangkat menuju Muara Angke dengan "menyarter" bus. Kalau tidak salah seorang dikenakan biaya Rp 4.000,- . Alhamdulillah semua bisa masuk, meskipun suasana sudah seperti ikan pepes.. hehehe
Sampai di Muara Angke ! |
Pasar Becek bin bau amis yang kami lewati |
Setelah perjalanan sekitar 30 menit, tibalah kami di depan Pintu Pemukiman Nelayan Muara Angke.Berhubung saat itu macet (padahal masih jam 06.00 WIB), kami pun harus berjalan menyusuri pasar nelayan yang super becek dan bau amis untuk menuju pom bensin tempat kami akan bertemu dengan kawan-kawan lain yang tidak ikut begadang di Kota Tua.
Langsung Nangkring di atas kapal |
Sebagian yang berada di sisi lain kapal |
Jadwal keberangkatan kapal pagi itu cukup "ngaret", dikarenakan kapal baru berangkat saat waktu sudah hampir menunjukkan pukul 08.00 WIB sehingga kami harus menunggu cukup lama dari pukul 06.30 WIB.
Sekilas ketika saya melihat ke belakang, muatan kapal kami termasuk penuh , sehingga kami yang sudah duduk di luar tidak bisa lagi untuk masuk ke dalam.
Alhamdulillahnya, cuaca saat itu cukup cerah, ombak tidak terlalu besar, angin sepoi-sepoi, sehingga membuat kami sangat leluasa untuk berfoto.. ^^ V
Ini sebagian foto kehebohan kami selama berada di atas kapal :
Bagian depan kapal |
Raut Muka kegembiraan |
Sekitar pukul 09.46 WIB , kapal kami singgah di Pulau Pari untuk menurunkan beberapa penumpang, kemudian dilanjut menuju ke Pulau Pramuka dimana kami akan berganti dengan kapal yang lebih kecil untuk menuju tujuan kami, Pulau Air.
Satu jam setelahnya, kami tiba di Pulau Pramuka, dan langsung disambut oleh Bapak-Bapak Satpol PP dan Polres yang langsung menggeledah barang-barang bawaan kami, terutama para cowok.
Note : saya sarankan jangan membawa barang macam-macam seperti miras, narkoba, dllnya. Bahkan rumornya pisau lipat gunung pun akan disita juga (jika ketahuan).
Sekilas saya perhatikan, ada beberapa kawan yang benar-benar digeledah secara detail, mulai dari cek KTP, cek tiap barang bawaan, bahkan sampai kado yang dibawa pun harus dibuka, namun ada juga yang hanya dicek sebentar lalu disuruh lanjut (saya salah satunya)
Tiba di Pulau Pramuka |
Biota laut di Pulau Pramuka |
Ternyata masih di Propinsi DKI Jakarta ? |
Setelah melewati berbagai pemeriksaaan dari Bapak-Bapak Satpol PP, kami segera berganti pakaian guna siap-siap ber-Snorkling ria, dan tak lupa makan siang untuk mengisi "kekosongan" perut kami yang sedari pagi sudah "demo". T-T
fyi, makan siang di Pulau Pramuka ini masih termasuk murah harganya. Dengan kombinasi Nasi + Tempe Orek + Telor Balado + Kentang hanya habis Rp 10.000, - saja.. ^^
Lanjuuuut !!!!
Sekitar pukul 12.30 WIB kami bertolak menuju Pulau Air.
Seperti inilah kapal yang kami pakai untuk ke Pulau Air |
Berhubung kali ini menggunakan perahu yang lebih kecil dengan muatan yang cukup banyak, ombak menuju Pulau Air pun lebih terasa dan membuat kami serasa terombang ambing di lautan. Ibaratnya, seperti naik Kora-kora di wahana Dunia Fantasi lah.. :D
Tak jarang, air laut beberapa kali terciprat ke muka kami sehingga menambah keseruan kami di atas kapal.
Sesampainya di Pulau Air, kami pun langsung mendirikan tenda dan merapikan barang-barang (karena barang-barang tersebut akan kami tinggal selama kami Snorkling).
A Place of Nowhere.. sisi lain Pantai Pulau Air yang masih sunyi |
Kelompok VI - Kak Boru, Restu, Bang Derry, Danna, Martha, Wulan, Irwan, Novi, Rezki (si Fara kemana yak? ) |
Perjalanan menuju tempat Snorkling pun dimulai !
Melintasi lautan yang berwarna hijau tozca dengan deburan ombaknya yang tenang membuat kami semakin terhanyut dalam suasana lautan saat itu. Tiada lagi suara bising-bising maupun polusi asap kendaraan bermotor yang umumnya selalu kami terima di kota-kota besar..
What a paradise !!
Spot yang pertama, berada tidak terlalu jauh dari tempat kami Camp, disini kita bisa melihat berbagai macam terumbu karang beserta ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari.
Jika anda bisa berenang, saya sarankan anda untuk menjelajah tempat ini tanpa menggunakan life jacket, sehingga anda benar-benar bisa merasakan berada di dasar dan merasakan indahnya biota laut di dalam sana.
Untuk Spot kedua, kami agak berbalik arah saat menuju kesana, namun sayangnya, spot kedua ini terlalu dalam, sehingga yang bisa kami lakukan hanya bernarsis ria sembari bermain-main tanpa sadar terus terbawa ombak dan menjauhi kapal. hahhaa
Berikut gambaran suasana Snorkling saat itu :
Seru-seruan terbawa ombak |
Inilah saya.. |
Terumbu karang jelas terlihat |
Suasana di dekat kapal |
Main ombak di Spot kedua |
Ketika hari sudah mulai gelap dan langit sudah terlihat mendung, kami segera kembali ke Camp untuk membersihkan diri kami dan menyiapkan makan malam (berhubung perut sudah kembali terasa lapar karena asik ber- Snorkling ria .. hehehe )
Salah satu moment seru ketika duo Edi "saling memandikan" |
Suasana mandi sore itu terasa sangat seru , ibaratnya kami mandi sudah seperti di pos pengungsian saja, saling memandikan, guyur-guyuran, dan pastinya ketawa ketiwi.. :P Sayang, saya tidak sempat mendokumentasikan moment-moment seru tersebut, dikarenakan lagi sibuk mengantri giliran mandi juga.. hahaha..
Setelah merasa cukup bersih-bersihnya, saya pun segera kembali ke tenda guna menyiapkan makan malam bersama kawan-kawan yang nantinya akan kami makan bersama saat acara malam nanti.
Dapur kelompok VI |
Setelah adegan masak - memasak selesai, kami segera berkumpul di tengah dengan beralasakan matras untuk kemudian menyantap makan malam bersama sekaligus mencicipi "hasil karya" tiap kelompok. Suasana malam itu bisa dibilang juga tidak kalah heboh. Karena sebelum makan pun, dibuka dengan joget-joget oleh kawan-kawan kami yang bisa dibilang kebanyakan energi.. heheheheh
Joget-joget sore sebelum makan |
Suasana Makan |
Tukang Nasi uduk keliliing :P |
Setelah acara makan bersama, acara pun kemudian dilanjut dengan "Tukar kado". Dimana dalam acara ini kami semua diwajibkan membawa kado dengan minimal harga Rp 10.000,- dengan dibungkus koran untuk nanti akan diambil secara acak.
Pengumpulan kado |
Persiapan prosesi pengambilan kado |
Acara tukar kado ini pun berlangsung dengan seru, dengan tiap peserta yang hadir maju ke depan dengan memperkenalkan diri beserta domisili tempat tinggal, kemudian dilanjut mengambil kado.
Foto mengelilingi api unggun |
Games "Neng ayo Neng, Bang ayo Bang" |
"Kehebohan" pun terus berlanjut mulai dari mulai bernyanyi bersama sembari mengelilingi api unggun, menyanyikan lagu lokal, daerah, barat hingga akhirnya muncul permainan " Neng Ayo Neng, Bang Ayo Bang" yang semakin membuat suasana malam itu semakin seru, meskipun ujung-ujungnya agak - agak "menjurus" bahasanya. hahaha paham lah kalian.
Berhubung sudah merasa terlalu lelah, saya pun lebih banyak diam malam itu dan memutuskan untuk tidur lebih awal.
Dan seingat saya, acara nyanyi-nyanyi dan joget-joget tersebut baru benar-benar bubar pada pukul 04.00 WIB !! wooow, kalian luar biasa !!!.. hahhaha
30 November 2014
Pagi-paginya, sekitar pukul 05.00 WIB, kami bangun dan berjalan ke sisi lain pantai untuk menyaksikan fenomena Sunrise.
Kamehameha Sunrise |
Sembari jalan di tepi pantai ini (cielaaah), saya perhatikan banyak terdapat vila-vila kecil yang seperti sudah tidak terurus, padahal saya pikir letaknya asik sekali tepat di dekat bibir pantai. Menurut info dari abang-abang kapal, vila-vila tersebut katanya baru dibersihkan jika yang punya ada rencana untuk main kesitu saja..
Di pinggir pantai ini, banyak juga spot-spot seru yang bagus untuk dijadikan spot berfoto, cekidot!
Pantai yang masih terasa sunyi |
Sisi lainnya |
Mari berfoto |
Berfoto di spot dermaga |
Jika mau berjalan sedikit lagi menyusuri bibir pantai (dengan sedikit melewati pembatas berupa ranting-ranting), maka kita bisa menemukan spot-spot seperti ini, cekidot !
Salah satu spot eksotik yang saya temukan |
Dan, jika bersabar sedikit lagi menyusuri jalan yang merupakan sambungan dari sungai, kawan-kawan bisa menemukan spot dengan air yang berwarna gradasi seperti ini, tapi dengan resiko harus rela basah-basah sedikit pastinya...hehehe
Setelah puas berfoto-foto kami langsung bergegas kembali ke Camp untuk menyantap sarapan pagi dan langsung bersih-bersih sekaligus packing dikarenakan matahari sudah mulai meninggi dan kami pun masih ada tujuan lain yang harus dicapai sebelum akhirnya kembali ke Jakarta.
Setelah semua beres, bergeraklah kami menuju penangkaran hiu yang berada terapung di tengah-tengah kepulauan Seribu.
Perjalanan menuju tempat penangkaran hiu, dicapai dengan cukup singkat, tidak sampai 30 menit kami pun sudah tiba di dermaganya dan langsung berkeliling menjelajah lokasi, ada pula yang sibuk mencari spot untuk berfoto-foto.. hehehe
Dan inilah foto kami bersama,
Setelahnya, kami bergerak kembali ke kapal dan menuju Pulau Panggang untuk transit dengan kapal yang lebih besar guna menuju pelabuhan Muara Angke.
Seperti biasa, di Muara Angke pun kapal tidak langsung jalan, sehingga cukup waktu bagi kami yang ingin jajan dan bersantai sejenak di dermaga.
Sekali lagi, bukan BPJ namanya jika tidak heboh, kami pun kembali menggelar lapak di bagian belakang kapal, duduk melingkar dan kembali mendendangkan lagu-lagu sembari menggoyang agar suasana siang itu tetap hidup meskipun badan terasa sangat lelah.
Semangat pagi BPJ !! |
Perjalanan menuju tempat penangkaran hiu, dicapai dengan cukup singkat, tidak sampai 30 menit kami pun sudah tiba di dermaganya dan langsung berkeliling menjelajah lokasi, ada pula yang sibuk mencari spot untuk berfoto-foto.. hehehe
Suasana di penangkaran hiu dalam bentuk panorama photo |
terlihat beberapa anak hiu berenang kesana kemari |
Dan inilah foto kami bersama,
Backpackers Jakarta "ngeksis" di Penangkaran Hiu |
Setelahnya, kami bergerak kembali ke kapal dan menuju Pulau Panggang untuk transit dengan kapal yang lebih besar guna menuju pelabuhan Muara Angke.
Seperti biasa, di Muara Angke pun kapal tidak langsung jalan, sehingga cukup waktu bagi kami yang ingin jajan dan bersantai sejenak di dermaga.
"Ngamen" lagi di atas kapal |
Merasa mata masih terasa ngantuk, saya langsung "ngabur" ke bagian dalam kapal untuk mencari lapak yang bisa dipakai untuk tidur.
Sekitar jam 11.00 WIB, kapal pun berjalan menuju pelabuhan Muara Angke, dan saat itu saya berpikir inilah akhir dari perjalanan Trip Pulau Air kami semua.
Namun, ternyata alam berkata lain, baru kira-kira melewati setengah jam perjalanan, kapal kami pun berkali-kali dihantam oleh ombak yang cukup besar sehingga kemiringan sudah mencapai 45 derajat. Suasana cukup mencekam saat itu, karena di dalam orang-orang mulai banyak yang menyebut asma Allah dan satu persatu mulai mengenakan life jacket guna bersiap untuk kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Untungnya, saat itu saya berada di bagian atas, sehingga rasa mual dan pusing tidak terlalu berasa.
Ketika pulang, salah seorang kawan saya (Elde) bercerita tentang percakapannya dengan sang Nakhoda saat ombak besar tersebut menghantam, kira-kira begini penggalan percakapannya :
Elde (E) : Pak, kondisi seperti ini sudah sering terjadi ya?
Nakhoda (N) : Wah, saya baru pertama nih mengalami seperti ini mbak (muka pucat)
Begitu mendengar kalimat sang Nakhoda, saya yakin seyakin-yakinnya kawan saya itu pasti tidak berkata apa-apa. Kenapa? Nakhodanya saja sudah merasa tidak yakin, apalagi kami yang hanya penumpang? T-T
Karena merasa tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan, sekitar pukul 12.00 WIB kami pun kembali menuju ke Pulau Panggang. Disini, kami sempat beradu argumen tentang jadwal kepulangan kami, ada yang berani untuk pulang hari ini, ada juga yang memilih untuk menunda kepulangan sembari menunggu keadaan cuaca menjadi lebih bersahabat.
Akhirnya saya beserta 49 orang lainnya memutuskan untuk tetap pulang saat itu juga, dengan keadaan muatan kapal yang lebih penuh dari sebelumnya, dan sulit mendapatkan tempat untuk duduk (boro-boro deh mau tiduran kayak di kapal sebelumnya), dan 10 orang sisanya memutuskan untuk menunggu kapal berikutnya.
Posisi saya di kapal kedua |
Benar saja, di kapal kedua yang akan mengantarkan kami ke pelabuhan Muara Angke / Kali Adem ini pun juga tidak terlepas dari hantaman ombak besar seperti sebelumnya.
Kapal oleng ke kiri dan ke kanan, bahkan beberapa kali air laut pun sempat masuk melalui bagian belakang kapal, hanya saja bedanya kali ini sang Nakhoda terlihat lebih ahli dalam memecah ombak sehingga kapal tidak oleng dalam waktu yang lama.
Posisi kami semua saat itu, rata-rata berada di bagian dek bawah, sehingga "goyangan" ombak menjadi lebih terasa daripada di kapal sebelumnya dimana saya berada di atas.
Beberapa dari kami yang masih terjaga, saya perhatikan mukanya pucat, entah menahan rasa mual atau memikirkan hal yang tidak-tidak. Ada yang memilih untuk tidur guna menyikapi rasa mualnya, ada yang sudah siap-siap berganti celana menjadi celana renang dan ada juga katanya yang sudah saling bermaaf-maafan seakan-akan yakin maut akan menjemput sebentar lagi.
Di beberapa bagian kapal, saya perhatikan juga ada sekelompok muda mudi yang sudah tidak sanggup berkata dan hanya bergandengan tangan sembari berpelukan satu sama lain.
Di sisi lainnya, ada juga sekelompok Ibu-ibu yang seperti sedang Tabligh Akbar dan tak henti-hentinya menyebut asma Allah.
Melihat berbagai macam kondisi yang ada di kapal saat itu,
sekali lagi, alam kembali "mengajarkan" kepada kami semua bahwa manusia hanyalah zat kecil dan tidak berdaya, terlebih jika alam sudah "mengamuk".
Berhubung tempat sudah tidak muat, saya pun tetap saja "bertengger" di dekat pintu masuk dimana air dan angin dengan bebasnya berkali-kali menghantam wajah saya. Asin choy !!!! -,-
akhirnya saya pun merasa tidak kuat berdiri dan memutuskan untuk duduk "nyempil" di antara kawan-kawan yang sedang tidur.
Anehnya, baru sebentar duduk, saya sudah merasa saya mual, bahkan melebihi mual saat berdiri dan Eng Ing Eng, Jackpot sebanyak 2x... -,-" (lambaikan tangan ke kamera menahan "Jackpot")
Saran : Kalau sudah berdiri, terus duduk di kapal oleng --> BAD IDEA !!
mendingan berdiri atau duduk sekalian tanpa berubah posisi !!
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB dan kota Jakarta mulai terlihat dari kejauhan, kawan-kawan kami pun kembali bangun dan (pastinya) kembali ceria . Padahal kalau diingat tiga jam yang lalu, jangankan bercanda, ngobrol saja sudah tidak terpikir saking mualnya.hehehe
Tak lama, saya pun juga mendapat kabar dari Irwan bahwa kelompok sisanya juga sudah akan merapat ke Kali Adem sebentar lagi.
Bagus lah, akhirnya kami bisa tetap pulang bersama-sama meskipun awalnya berbeda kapal.
dan inilah foto kami semua saat kembali tiba di Kali Adem,
Tiba dengan selamat di Pelabuhan Kali Adem |
Satu hal yang terpikir oleh saya saat itu, Alhamdulillahi Robbil alamin, kami semua masih selalu dijaga oleh-Nya, dan bisa dibilang Trip kali ini menjadi salah satu Trip BPJ juga yang paling seru (kata si Edi M Yamin..hehe)
Tiada kata yang pantas terucap selain maaf untuk segala kesalahan baik kata atau pun perbuatan yang mungkin terjadi selama kita ngetrip bareng. Tentunya Terima kasih banyak kepada Bang Derry yang sudah berbaik hati mengkordinir segala keperluan Trip ini sehingga acara bisa berjalan lancar dari Jum'at malam hingga Minggu sore saat kita kembali ke rumah masing-masing.
Thanks buat Edi M Yamin selaku Admin BPJ yang ikut juga dalam trip ini, Thanks juga buat bro Abdul Mutakin yang foto-fotonya banyak beredar di blog ini, dan mungkin foto-foto punya kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu disini.
Oiya, sebagai informasi , ini rincian biaya yang terjadi (versi saya) :
- Sharecost Rp 152.000,-
*Sewa Kapal Ferry Muara Angke - P.Pramuka (berangkat), P.Panggang - Kali Adem (Pulang)
*Sewa perahu kecil (Antar - jemput, Snorkling)
*Keamanan & Kebersihan Pulau
*Sewa Alat Snorkling
*Sewa guide Snorkling
*Beli nasi putih (makan malam)
- Sharecost logistik : Rp 20.000,-
- Patungan beli Aqua Galon dan air bilas : Rp 8.500,-
- Makan siang di pulau Pramuka : Rp 10.000,-
- Carter Bus & Angkot Kota tua - Muara Angke PP : Rp 9.000,-
- Ongkos Busway Blok M - Kota PP : Rp 7.000,-
- Biaya tidak terduga : Rp 10.000,-
-----------------------------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp 216.500,-
Mungkin cukup sekian dulu, semoga informasi yang ada dapat memberi manfaat, kurang dan lebihnya saya mohon maaf..
Cheer,
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)
RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar