Senin, 21 Juli 2014

Menggapai Puncak Dewi Anjani 3.726 mdpl

Pada tgl 24 Mei 2014, Alhamdulillah saya berkesempatan untuk pergi ke Lombok, tepatnya mengunjungi Gunung yang menurut cerita dari kawan-kawan saya sesama pendaki gunung sebagai "Gunung terindah" di Indonesia.

24 Mei 2014
Berhubung saya mendapat info dari mbak Herni bahwa pesawat kami dimajukan jadi pukul 17.30 WIB, sekitar pukul 14.00 saya sudah sampai di bandara.

Saran saya : jika kalian memiliki uang berlebih (bisa dengan menabung sebelumnya), lebih baik gunakan Pesawat untuk menuju Lombok. Karena selain lebih menghemat waktu (karena saya yakin kalian yang kerja pasti harus irit-irit jatah cuti), lebih menghemat tenaga juga sebelum kalian memulai pendakian. Untuk harga tiket pesawat, sudah banyak penerbangan langsung dari Jakarta - Lombok, kalian bisa cek sendiri di website beberapa maskapi penerbangan.

Dalam perjalanan kali ini, banyak juga kawan-kawan baru yang memang baru saya kenal, yaitu mbak Herni yang bisa dibilang sebagai "Mak"nya anak-anak, beliau sangat energik, dan memiliki jiwa pemimpin yang kuat, Bayu yang heboh dan menjadi "Badut" kami selama perjalanan, Anggoro si "kalem", Azizah "Ijaaaaah!!!", Erwin yang secara fisik terkesan sangar namun memiliki hati yang lembut , Citra si "Umi Pipik KW 1",  Rizky "si Misterius , namun sering menjadi tempat saya dalam bertukar pikiran selama di Rinjani dan sisanya adalah kawan-kawan yang saya temui pada pendakian sebelumnya, yakni Bang Andy, Sisca, Utte, Lia, Kak Ros.

Setelah selesai mengepak segala barang logistik dalam 1 carier yang dibawa oleh Bayu, mulailah kami masuk ke dalam Check Point Bandara dimana kami akan menaruh semua barang-barang kami ke dalam bagasi pesawat.

Suasana Packing Barang di Bandara Soetta

Karena satu dan lain hal yang disebabkan oleh adanya penumpang yang terlambat boarding, jadilah pesawat kami mengalami delay sekitar 30 menit.. Lumayan deh manyun.

Dan barulah sekitar Pukul 18.00 WIB, pesawat yang kami tumpangi lepas landas menuju Bandara Internasional Lombok.. Horeeeee !!!
Gambaran Bagasi Kami
Alhamdulillah, setelah melewati perjalanan kurang lebih 1,5 jam lamanya, kami mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Lombok, dan segera berjumpa dengan kawan kami yang berangkat dari Surabaya, yaitu Rizky.
Setelah selesai mengecek dan mengambil bagasi serta bawaan , kami segera berjalan menuju bagian depan bandara untuk segera menaiki elf yang akan mengantar kami ke Basecamp Gn.Rinjani. Tak lupa saya pun segera berfoto dengan "Tulisan Selamat Datang" di bandara tersebut. Kata orang sih "No photo = Hoax!"

Mendarat di Lombok
Menurut saya pribadi, udara di Lombok saat itu termasuk panas, anginnya pun terasa kering (meskipun sudah malam, dan waktu menunjukkan pukul 22.00 WITA).

Oleh karenanya, kami pun tidak ingin berlama - lama dan segera mengepak barang di atas kendaraan setelah bertemu dengan kendaraan kami. Disini pun kami berkenalan dengan 2 orang kawan baru, yaitu Bayu dan Ega yang kemudian bergabung bersama kami dalam satu team pendakian ke Rinjani.

Perjalanan cukup panjang dengan jalan yang berbukit naik turun pun kami tempuh pada malam itu menuju Basecamp Rinjani, tak lupa kami pun sempat mampir ke minimarket dan restoran terdekat untuk memesan makanan (tak terasa perut mulai kembali lapar..hahaha)

fyi, bagi kalian yang ingin menggunakan jasa travel untuk menjemput ke bandara menuju Basecamp Rinjani dan sebaliknya (atau bahkan ingin pergi ke daerah-daerah lain setelahnya), bisa menghubungi Bang Taufik di 0818 0364 4654 , beliau adalah orang Basecamp, dan sekaligus menyediakan travel penjemputan. Waktu itu kami dikenakan tarif Rp 900.000,-/sekali jalan. Untuk tarif saat ini silahkan saja langsung nego dengan dia. Jika kalian belum membeli gas (karena di pesawat tidak akan diizinkan membawa gas), bisa juga nitip melalui bang Taufik.

Sekitar pukul 01.00 WITA, tibalah kami di depan Basecamp Rinjani yang saat itu sudah dipenuhi oleh para pendaki yang tampaknya sudah kehabisan tempat untuk camp di dalam Basecamp.
Atas informasi dari kawan kami yang juga merupakan porter di Rinjani, yaitu Rasyid. Kami pun bermalam di Homestay nya dengan biaya Rp 30.000/orang per malam untuk beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan di pagi hari.

25 Mei 2014
Dini hari, sekitar pukul 06.00 WITA, kami segera bangun, sarapan, dan segera mengepak kembali barang-barang, dan memisahkan mana yang sekiranya akan dibawa oleh porter demi memperingan "beban kami", mengingat jalur Rinjani via Sembalun ini juga lumayan "Dahsyat".

Berfoto depan Homestay
Setelah naik Mobil bak terbuka selama kurang lebih 15 menit, kami tiba di Pos Perizinan (Basecamp) Gunung Rinjani dan segera melakukan registrasi peserta..
Dimana waktu itu biayanya adalah Rp 5000,-/hari untuk wisatawan domestik. Berhubung 3 hari, jadi kami membayar sebesar Rp 15.000,-/orang.

Tampak Gunung Rinjani berdiri kokoh dibelakang kami
Gerbang masuk pendakian Gunung Rinjani
Gunung Rinjani ini juga menyediakan jasa porter untuk membantu membawa barang-barang bawaan kalian seperti tas, Carier, tenda, air dll dengan maksimal beban 25 kg/orang, dan dikenakan tarif Rp 150.000,-/porter/hari. Saat ini (2015) harganya bisa sekitar Rp 200.000,-/porter/hari (untuk pemesananan orangnya bisa juga meminta bantuan dari Bang Taufik). Dan tentunya, setelah segala urusan registrasi selesai, maka segera dimulailah perjalanan kami di Gunung Berapi no.2 tertinggi se-Indonesia ini.. Gunung Rinjani 3.726 mdpl kami dataaaaang !!!!!!
Sebelum memulai pendakian
Perjalanan awal Gunung Rinjani dibuka dengan jalanan sedikit berpasir dengan tumbuhan rerumputan disekelilingnya. Tak lama, sampailah kami di depan "tempat" yang dirasa wajib juga untuk difoto.
yaitu gerbang masuk Taman Nasional Gunung Rinjani.


Gerbang Masuk Taman Nasional Gunung Rinjani
Perjalanan dilanjut dengan melewati padang savana yang cukup berliku seperti ular dan naik turun, kebetulan cuaca saat itu sedang agak mendung, jadi panasnya sinar matahari tidak terlalu berasa.  
Padang Savana


Hingga setelah berjalan lebih kurang sekitar 1-2 jam lamanya, kami tiba di Pos II dan memutuskan untuk berisitirahat sekaligus makan siang, mengingat waktu juga sudah menunjukkan pukul 13.30 WITA.

Dengan segera kami membuka makanan yang sempat kami beli sebelum memulai perjalanan, dan memotong buah-buahan dengan dibantu oleh para porter. Hmm, sejuknya udara siang itu. Tak lupa pun kami berfoto bersama mengabadikan moment istirahat sekaligus makan siang yang belum tentu bisa terulang itu ;)



Berfoto setelah makan siang bersama
Berikutnya, kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos III, yang dimana menurut mbak Herni jalannya semakin menanjak, dan lebih banyak bukit naik turun. Medannya pun masih sama, berupa hamparan savana luas yang ditumbuhi rumput-rumput dan ilalang di kanan kirinya, hanya saja semakin terasa naik turunnya. Sampai pada suatu titik kami banyak melewati sungai bekas aliran lahar dan nampaknya sudah lama membeku.


Sungai bekas aliran lahar yang sudah membeku
Ketika hari sudah sore dan menjelang gelap, kami yang lelah ini pun memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos III dan melanjutkan perjalanan pada esok harinya. "Ibu2" pun segera menyiapkan bahan masakan selagi pada laki-laki sibuk membangun tenda. Kira-kira seperti inilah suasana kebersamaan yang tercipta saat kami bermalam di Pos III

Para Porter
Tebing Curam yang akan kami lalui nantinya
Ibu2 lagi sibuk masak



26 Mei 2014
Keesokan paginya, sekitar pukul 09.00 WITA, kami melanjukan perjalanan menuju pos selanjutnya. Dimana yang menjadi tujuan kami hari ini adalah Pos Pelawangan Sembalun. Perjalanan kami lansung disambut oleh tebing-tebing curam yang seakan tiada habis tanjakannya meskipun

Berfoto sejenak sebelum meneruskan perjalanan pagi itu
Sudah dinaiki satu demi satu, dan akhir dari segala bukit ini menuju Pos Pelawangan Sembalun adalah yang saat ini dikenal sebagai "Bukit Penderitaan", yaitu bukit yang terdiri dari 4 gundukan naik dan turun. Sehingga, ketika melewati bukit ini kita akan merasa seperti "dikerjain" oleh alam.

Namun bagi kami yang bisa dibilang "banci tampil" di kamera, bukit-bukit yang terasa berat ini pun tidak terasa satu demi satu terlewati karena kami selalu menghabiskan waktu istirahat kami dengan "berfoto". hehehe
Kata Bapak-Bapak yang lewat "AB Three dan Managernya"

Bukit Penderitaan
Naik Gunung saja ngantri


Setelah melewati bukit penderitaan yang terus naik ini, akhirnya kami tiba di Pos Pelawangan Sembalun, kalau saya hitung-hitung sekitar 3 hingga 3,5 jam mungkin. Dan hal pertama yang saya lakukan adalah langsung berbaring sembari beristirahat  sejenak.

Akhirnya tiba di Pos Pelawangan Sembalun
Tak disangka, tidak lama setelah kami bergerak menuju tempat dimana tenda kami sudah didirikan oleh para porter (Makasi bang!! Makasi om porter!! hehe ) saya bertemu dengan kawan seperjuangan sewaktu mendaki Gunung Semeru bulan Oktober 2013 silam.

Memang sih, kami sempat janjian akan bertemu di Rinjani, namun tidak nyangka beneran akan bertemu disini..haha cekidot!

Bersama kawan seperjuangan saat di Semeru

Berhubung waktu kami untuk melaksanakan Summit masih lama (yaitu direncanakan pada pukul 01.00 WITA), kami pun menghabiskan sore itu dengan berfoto-foto berlatar belakang Danau Segara Anak yang masih sebagian tertutup kabut..

Itulah puncak yang akan kami naiki.
another View yang menunjukkan laut

Danau Segara Anak Mulai terlihat
Kegembiraan di sore hari itu


"Catch the cloud"
Duduk-duduk santai di sore hari
Setelah puas berfoto-foto dengan bermacam gaya dan pose, kami pun segera merapat pada satu "lapak" yang sudah didirikan para porter untuk memasak makan malam, berhubung udara pun sudah mulai dingin kala itu, kami pun masuk ke dalam lapak dan duduk secara berdekatan.

Menyiapkan makan malam
Sehabis makan, bercengkrama dan ngobrol-ngobrol ngalor ngidul mengisi malam indah berbintang itu, kami pun segera tidur sekitar pukul 20.00 WITA demi mempersiapkan Summit di esok pagi.

27 Mei 2014

Menyiapkan sarapan pagi
Malam itu, saya sudah memasang alarm tepat pukul 00.00 WITA, dan benar saja, saat baru merasakan tidur nyenyak sejenak, alarm saya sudah berbunyi, dan sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Itu artinya sudah akan memasuki penghujung petualangan kami di gunung "terindah" ini. Saya  tidak langsung keluar tenda, dikarenakan suhu yang cukup dingin disertai dengan angin kencang. Setelah sudah mulai terbiasa, barulah saya memberanikan diri keluar tenda untuk menemui kawan saya yang lain.

Sarapan kami lakukan dengan singkat, yaitu berbagi minuman sarapan bernergi saja, dan setelah pembacaan doa memohon keselamatan yang kebetulan dipimpin oleh saya, perjalananan menuju puncak Rinjani pun kami mulai.

Sepanjang jalan, terlihat kawan-kawan kami sesama pendaki tengah sibuk mempersiapkan diri untuk melakukan Summit juga, ya bisa dibilang kali ini pendaki yang berada di gunung Rinjani termasuk padat (dikarenakan ini termasuk musim liburan panjang sehingga banyak yang mengambil cuti).

Meskipun kami berangkat secara bersama-sama, namun tidak bisa dipungkiri saat dalam perjalanan, seleksi alam akan terjadi, dimana mereka yang terbiasa bergerak cepat macam mbak Herni, Lia, Azizah, Bayu (Gondrong) akan langsung bergerak cepat di depan, diikuti oleh Kak Ros dan Anggoro yang santai namun pasti, sedangkan saya, Utte, Sisca dan Citra yang terbiasa santai berada di barisan tengah. Di belakang saya, ada Dimas, Ega, Bang Andy dan Bayu (Bayu Satria) yang dimana mereka terbiasa menjadi Sweeper alias Team SIFUT, dan di paling belakang lagi ada Bro Erwin yang tengah sibuk merekam segala gambar.

Sangat disayangkan, kawan saya yang bernama Rizky tidak bisa ikut kami menuju Puncak dikarenakan kaki beliau sakit dan tidak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan saat itu.

Bisa dilihat, inilah gambaran suasana malam itu, udara dingin disertai dengan angin yang cukup kencang yang mengantarkan kami menuju singgasana Dewi Anjani.

Perjalanan Dimulai.
Istirahat sejenak
Mulai memasuki gundukan pasir
Jalanan yang terus dan menerus menanjak
Bisa dibayangkan kencangnya angin yang berhembus?
Caldera Danau Segara Anak dari tempat saya berpijak




Muka yang nyaris beku karena kedinginan

Sunrise yang begitu indah




Top of Rinjani, Singgasana Dewi Anjani 3.726 mdpl
Alhamdulillah.. segala puji bagi Allah, pada tgl 27 Mei 2014, sekitar pukul 06.30 WITA, satu persatu kami pun berhasil menginjakkan kaki di atas puncak tertinggi Gunung Rinjani 3.726 mdpl, singgasana dewi Anjani.

Jujur kami sangat terharu. Kenapa ? karena jika melihat beberapa bulan ke belakang sebelum menuju keberangkatan, sudah banyak sekali kejadian maupun kasus yang berkali-kali hampir membuat acara ini gagal terlaksana.

Namun, berkat "tangan-tangan malaikat" dari kawan-kawan saya yang pantang menyerah, meskipun dengan apa adanya, acara kami ini bisa terwujud dan termasuk sukses.. Alhamdulillahi rabbil alamiin.. ^^

Citra

Dedicated to all my brothers & Sisters in LPP

Indahnya saat berada di atas sana..
Akhirnya ada juga foto barengnya.

Perlu diketahui, suasana puncak Rinjani saat itu sangat ramai oleh pendaki, dan untuk sekedar berfoto pun kami harus saling tunggu menunggu dan gantian dengan pendaki yang lain.

Setelah puas berfoto, kami pun segera beranjak untuk turun dikarenakan udara yang sudah mulai memanas dan pasir yang berhembus semakin banyak. Inilah beberapa foto saya dalam perjalanan turun yang sekaligus mengakhiri cerita petualangan saya di Gunung Rinjani.

Saya ucapkan terima kasih banyak untuk kawan-kawan yang telah berkenan membaca tulisan saya ini, semoga dapat membawa manfaat..

cheers !!

RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow Instagram saya jika berkenan : @rezkirusian)

Bertemu kawan lama, Mahesa Danu
Perjalanan turun, dimana hari sudah mulai panas..
Danau Segara anak pagi itu, dilihat dari punggungan menuju Puncak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar