Minggu, 09 Agustus 2015

Track Ajib si Mungil Guntur..

"Perjalanan" saya kali ini awalnya untuk mengikuti acara Halal Bihalal yang diadakan oleh saudara-saudara saya di Langkah Para Petualang Indonesia (kita singkat saja jadi LPP ). Berhubung moment-nya bertepatan seminggu setelah hari raya Idul Fitri 1436 H.. ^^

Tujuan kami kali ini adalah Gunung Guntur, yang memiliki  ketinggian 2.249 mdpl, merupakan gunung yang bisa dibilang "mungil" karena diapit oleh Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray yang berdiri kokoh didekatnya.

So, let's the story begin... 

24 Juli 2015

Memulai Perjalanan
Malam itu, kami ber 9 , ditambah Kang Chuy yang ternyata juga jalan dari Jakarta sudah berkumpul di Terminal Kp,Rambutan sekitar pukul 21.00 WIB. Kami pun kedatangan dua orang kawan baru yang tidak sengaja berkenalan di terminal, yakni Bang Komeng dan Bang Aswin sehingga menambah Total jumlah kami menjadi 12 orang

Setelah nego harga dengan beberapa kenek, tercapailah harga Rp 55.000,-/orang untuk tujuan Jakarta - Garut (Terminal Guntur ). Maka, setelah memastikan semua barang-barang sudah terangkut dan kawan-kawan naik, berangkatlah kami ber 12 menuju Garut.


25 Juli 2015 

Tiba di Garut
Perjalanan malam itu terasa sangat singkat, karena Jakarta- Garut yang normalnya bisa ditempuh dalam 4-5 jam, hanya dicapai dalam waktu 3,5 jam saja. Mantap kang supiiiiir !!! prok prok prok....
*belum lagi ditambah adanya film laga "Undisputed" yang diputar di dalam bus, "sukses" membuat saya tidak bisa tidur -,-"

Siap-siap sebelum berangkat
Sesampai di Garut, kami langsung disambut oleh Ivan Bapenk dan Kang Irwan "Wiro Sableng" yang memang sudah menunggu disana. Setelah selesai belanja kebutuhan logistik, kami pun segera melipir ke "Saung" untuk segera beristirahat untuk persiapan pendakian nantinya.

Pagi harinya setelah bersiap-siap dan melakukan berbagai re-packing, kami pun bersiap untuk bertolak menuju Pos perizinan Gunung Guntur dimana kawan-kawan kami yang lain sudah menanti disana.


Gunung Guntur yang sudah menanti kami
Pendakian dimulai
Sesampai di Pos Perizinan, hal pertama yang kami lakukan selain menemui kawan-kawan kami adalah... mencari SARAPAN !! karena yaa, kami memang belum makan sama sekali (Baca : Belum bertemu NASI) selain kue pancong dan aneka gorengan yang disuguhkan di Saung.. ehehehehe..

Maka, setelah semuanya selesai, sekitar pukul 08.00 WIB, kami pun segera bersiap untuk "mencicipi" track ajib Gunung Guntur..

Foto sebelum berangkat di pos perizinan, ga lengkap nih..

dan perjalanan pun dimulai...
Jalur awal yang kami lewati lebih banyak didominasi oleh pasir berbatu dan debu, jalannya masih agak landai, namun sedikit demi sedikit terus menanjak. Bisa kalian saksikan juga nanti di sebelah kiri banyak terdapat kontraktor pengangkut pasir, yaa karena memang disini dijadikan lahan untuk tambang pasir. Nanti akan ada beberapa jalan percabangan, namun jangan khawatir, yang penting tetap ikuti saja papan arahan yang sudah ada.

Gundukan pasir besar di sepanjang jalan

Mulai memasuki jalur hutan
Setelah melewati jalan yang luas dimana banyak terdapat gundukan pasir berbatu yang besar, jalanan akan dilanjut memasuki hutan dengan jalan yang semakin menyempit. Jika haus, nanti akan kalian temukan pipa dimana airnya bisa kalian ambil untuk minum. 

Melewati jalur hutan, harap waspada ketika memegang pohon atau melewati dahan-dahan yang agak melintang, dikarenakan banyak terdapat semut besar dalam jumlah yang banyak.

Jalur hutan

Melewati dahan-dahan yang melintang
Curug dekat Pos1
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 09.22 WIB, tibalah kami di Curug yang berada tidak jauh dari Pos 1 Gunung Guntur. Silahkan bagi yang ingin sekedar mandi-mandi atau ingin menyegarkan diri disini, namun pastikan barang bawaan kalian ada yang jaga yaa.. Karena disini cukup ramai, dan bukan tidak mungkin bisa terjadi kemalingan.

Curug di dekat Pos 1, entah apa namanya...
Jalan Berbatu Besar
Setelah melewati Curug ini, kami pun bergerak ke sebelah kiri dimana akan bertemu dengan jalan bebatuan besar dan pastinya akan semakin menanjak. Saya sarankan untuk jauh lebih berhati-hati ketika melewati bebatuan besar ini, karena selain batunya besar, ada beberapa bagian tanah juga yang mudah merosot.

Jalan berbatu besar yang terus menanjak
Setelah melewati jalan berbatu yang terus menanjak ini, jalan akan semakin terbuka bahkan minim pepohonan sehingga jika siang hari akan terasa sangat panas melewati padang savana tersebut. Jika kalian perhatikan dengan jelas di sebelah kiri, akan tampak bekas lahan-lahan yang terbakar akibat kebakaran beberapa hari sebelumnya. Jika sudah melewati bekas-bekas kebakaran ini, artinya sebentar lagi akan mencapai Pos 3, dimana terdapat sumber air yang jernih untuk minum atau sekedar menyegarkan diri setelah berkutat dengan pasir dan debu. Hehehehe

Padang Savana yang panasnya sangat terik saat siang hari, bisa dilihat bekas kebakaran di kiri dan kanan jalan.
Pos 3 Pamulangan

Akhirnya sampai juga di Pos 3 !! (doc.Fikri-LPP Garut)
Sesampainya di Pos 3 Pamulangan, kami langsung disambut oleh para baraya LPP yang memang sudah tiba dan nge-camp sejak malam sebelumnya. Disana pun juga sudah tiba beberapa kawan saya dari LPP Jakarta. Berhubung memang sudah cukup lelah, kami pun segera mencari posisi yang "asik" untuk memasang Flysheet sembari memasak makanan demi mengisi kekosongan perut kami. Sekaligus, pergi ke sumber mata air untuk mengisi kembali persediaan air dan menyegarkan diri. Segeeeeeeer !!!!

Di Pos 3 ini, kami beristirahat cukup lama, karena memang niatnya sore nanti ketika matahari sudah turun kami akan melanjutkan perjalanan menuju Puncak 1 untuk kemudian Camp disana. Sembari menunggu waktu keberangkatan, saya pun "mutar" keliling tenda  para sedulur LPP sembari bersilaturahmi selepas Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

Sekitar pukul 16.00 WIB, kami pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Puncak Satu. Jalur yang kami lewati sekilas terlihat seperti mendaki tanjakan cinta yang ada di Gunung Semeru (bagi yang pernah pasti tahu), seakan-akan terlihat dekat, tapi ternyata jauh dan seperti tidak sampai-sampai. Selain itu, jalannya juga harus agak zig-zag agar tidak merosot. Satu hal yang pasti, semakin ke atas nanti kemiringannya akan semakin curam, dan mendekati puncak harus lebih berhati-hati dikarenakan akan ada batu-batu yang berjatuhan dari atas. Harap waspada selalu jika mendengar ada yang berteriak "Awas, Batu !". Lihat dulu arah jatuhnya, baru menghindar.

Jika hari sudah semakin gelap, segera siapkan Headlamp, dikarenakan menjelang Maghrib kabut akan turun dan membuat jalan semakin tidak terlihat.

Puncak 1
Alhamdulillah, setelah melewati 2,5 jam perjalanan, saya dan kawan-kawan pun tiba di Puncak 1. Oiya, harapa waspada, karena di Puncak 1 ini masih sering berkeliaran BABI HUTAN. Semalam itu pun kami bertemu seekor yang sedang mondar mandir tidak jauh dari tempat kami mendirikan tenda.

Setelah mendirikan tenda, kami pun segera memasak makanan dan segera menghangatkan badan dengan memasak air. Karena ya memang sudah memasuki jam makan malam juga. Udara di Guntur saat musim kemarau ini cukup dingin, jadi pastikan kalian mengganti pakaian yang basah saat tiba, memakai jaket, kaos kaki dan sarung tangan, serta tidur dengan Sleeping Bag demi menghindarkan dari kejadian yang tidak diinginkan.


26 Juli 2015
Di pagi hari yang cerah itu, saya pun terbangun dan langsung keluar tenda untuk melihat suasana sekitar. Dan ternyata benar kata kawan-kawan saya yang pernah kesini, memang indah pemandangannya .Bila diperhatikan, terlihat di kanan kiri saya sudah banyak kawan-kawan sesama pendaki yang mulai mengabadikan berbagai gaya mereka dengan fenomena Sunrise yang sebentar lagi akan terjadi.

Inilah hasil yang saya dapat di pagi itu...

My Silhoutte (captured by Agustin Bheyo)

Dimana-mana orang sibuk foto-foto

akhirnya sang mentari muncul

Kawah Gunung Guntur, bisa terlihat siluet di belakangnya adalah Gunung Cikuray















Dari Puncak 1 ini, kita bisa melihat dengan jelas Puncak 2 yang berdiri kokoh dibelakangnya. Untuk menuju kesana, ketika saya hitung diperlukan waktu sekitar 15-20 meni dengan melewati jalan menanjak, berbatu dan pastinya berpasir. Sembari berjalan, sering-seringlah menengok ke belakang jika tidak ingin menyesal, karena memang pemandangannya cukup memanjakan mata.

View pemandangan perjalanan menuju Puncak 2
Puncak 2
Sampai di Puncak 2, di sekeliling dapat kami lihat banyak juga orang yang camp, meskipun memang jika dibandingkan dengan Puncak 1, luas lahannya sangatlah kecil, dan bisa dipastikan jika siang akan terasa panas sekali karena memang tidak adanya pepohonan. Tapi, tampaknya saya paham kenapa mereka memilih untuk camp disini..

View dari Puncak 2 :

Lautan awan yang bercampur dengan kabut

Jalan menuju Puncak 3

Orang-orang bersantai sembari mengabadikan pemandangan

Berfoto sejenak di Puncak 2 (doc by Kamera Gemi Tasli)

Terlihat Gunung Cikuray di kejauhan
Bagi kawan-kawan yang ingin berfoto dengan plang "Top of Mt.Guntur 2.249 mdpl", pergilang ke Puncak 3 yang hanya berjarak sekitar 5-10 menit dengan menuruni dan kemudian menaiki lereng yang terlihat jelas dari Puncak 2. Namun saat itu entah kenapa saya cukup puas berada di Puncak 2, jadi tidak terlalu kepengen ke Puncak 3.

Setelah puas berfoto-foto, kami pun segera kembali turun ke tenda untuk menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh kawan-kawan kami . Makasi banget lho yaaa... semoga berkah.. kalian luar biasa !!

Suasana sarapan di pagi itu

Ketika hari sudah semakin panas, maka kami pun segera siap-siap packing untuk turun dimana jalur yang akan kami lewati untuk turun nanti akan sedikit berbeda dengan saat kami naik.

Perosotan Pasir Ala Guntur..
Turun dari Puncak 1, kami memilih jalan yang agak melipir ke kanan dimana akan ditemui track pasir yang curam. Pilihanya saat itu hanya 2, duduk merosot ala main perosotan dengan resiko celana robek atau setengah berdiri dengan posisi seperti Ski Salju.
Saya pun memilih opsi kedua dengan resiko sepatu bisa saja jebol sesampainya dibawah. hahahaha

Namun apapun opsi yang kalian pilih, bisa dipastikan muka, rambut dan segala apapun yang kalian kenakan akan penuh dengan debu.. :P

Sayangnya keseruan di track perosotan pasir ini tidak sempat saya abadikan dikarenakan memang sedang fokus dengan jalur yang ada di depan saya. Tapi enaknya, dengan melewati jalur ini, perjalanan yang harusnya 2,5 jam menuju Pos 3 bisa dipangkas menjadi 1,5 jam saja. :D

So, dengan berakhirnya jalur perosotan pasir ini sekaligus menutup petualangan seru kami di Gunung Guntur. Setelah selesai makan dan bersih-bersih di sumber mata air pos 3, kami pun melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Basecamp. Namun kali ini dengan jalur yang sedikit berbeda tapi bisa sampai dengan lebih cepat.

Jalur turun yang kami lewati

Sampai jumpa di petualangan berikutnya.. (doc by Kamera Septia Endang)

Rincian pengeluaran :

- Biaya acara Halal Bihalal  : Rp 100.000,-/orang
Included :
*Kaos Acara
*Sticker
*Slayer
*Tiket masuk Gn.Guntur
-Tiket Bus Jkt - Garut : Rp 55.000,-
-Logistik Kelompok : Rp 15.000,-
-Sewa Angkot PP : Rp 20.000,-/orang
-Sarapan pagi dibagi rata : Rp 5.000,-/orang
-Makan malam : Rp 25.000,- 
-Bus Pulang Garut - Jakarta : Rp 60.000,- 
-------------------------------------------------------------------------------------- +
Total : Rp 280.000,-

*Sisanya adalah biaya-biaya lain seperti jajan dan cemilan pribadi, serta ongkos dari rumah masing-masing menuju Terminal Kp.Rambutan dan sebaliknya yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Sampai jumpa lagi di petualangan berikutnya.. Semoga informasi yang ada dapat bermanfaat..
Terima kasih

Cheers,

RPR - Sang Petualang
(silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar