Hai..
Setelah sekian lama menghilang, akhirnya saya bisa menulis lagi, dan ini merupakan bagian ketiga dari perjalanan saya dan teman-teman selama di Pulau Maluku.
4 Mei 2018
Kembali ke Ambon
Melanjut dari bagian sebelumnya, setelah puas menjelajah di Ora Beach yang menjadi Icon di Pulau Seram, Maluku, pagi harinya setelah Subuh kami langsung bertolak menuju Pelabuhan Amahai untuk segera kembali ke Ambon.
Sebelumnya kami juga sangat berterima kasih kepada Bang Moge yang sudah mengantar kami selama di Pulau Seram, baik menuju Binaiya, ataupun Ora Beach, dan karena beliau jugalah kami bisa mendapat orang yang rela "menampung" kami selama di Ambon, yakni Bang Ichal yang secara ga sengaja juga saya jumpai saat track naik di Binaiya. Dan tak lupa sempat ditraktir nasi kuning juga sebelum kami naik kapal. Makasi banyak bang, semoga kita bisa segera berjumpa kembali ^^
Pukul 08.00 WIT tepat, kami berangkat menuju Pelabuhan Tulehu, dan tidak sampai 2 jam, kami sudah tiba dan langsung dijemput oleh Bang Levi (silahkan hubungi beliau di 0821 9953 2271, manatahu butuh mobil selama di Ambon).
Menuju Basecamp Paunusa
Setelah menaruh barang di mobil, kami langsung bertolak menuju Basecamp Paunusa (Pecinta Alam Untuk Nusantara) tempat dimana Bang Ichal sudah menanti.
Jujur sempat terharu juga saat tiba disana, kami sudah disediakan aneka makanan dan minuman serta disambut layaknya saudara lama. Padahal saya pun baru bertemu Bang Ichal 1x hanya saat di track, dan belum pernah juga berkomunikasi sebelumnya. Alhamdulillah... ;)
Setelah beristirahat sejenak, kami berdiskusi dengan Bang Ichal dan Bang Levi guna menentukan destinasi kami selama di Ambon, dan sekaligus nego harga untuk rental mobil bang Levi sebesar Rp 1.000.000,- untuk 3 hari (hitungan hari pertama 1/2 hari, hari kedua Full day, dan hari ketiga hanya antar ke Bandara)
A. Pantai Liang
Pantai Liang |
Pantai Liang menjadi destinasi pertama kami saat kembali ke Ambon. Berhubung letaknya yang tidak terlalu jauh dari Basecamp (Hitu). Kami berangkat pukul 14.15 WIT dan tiba di Pantai Liang sekitar pukul 15.30 WIT. Dikenakan biaya masuk untuk 6 orang beserta mobil sebesar Rp 32.000,- .
Pantai ini berkonsep pantai wisata dengan dermaga tempat saya berdiri di samping ini sebagai Ikon utamanya. Suasana di pantai ini yang banyak tenda dimana banyak pedagang menjajakkan ikan bakar mengingatkan saya akan Pantai Lampu'uk yang berada nun jauh di Aceh sana. Dan terbayang betapa nikmat rasanya bisa menikmati suasana pantai sembari ngopi dan makan ikan bakar di sore hari.
Dermaga Pantai Liang dilihat dari sisi lain |
Namun berhubung hari sudah semakin sore dan kami masih ada beberapa tempat, maka jadilah kami langsung bergerak ke destinasi selanjutnya.
B. Pantai Lubang Buaya Morella
Pantai Lubang Buaya Morella |
Destinasi berikutnya adalah Pantai Lubang Buaya Morella, sebuah pantai dengan berbagai Spot foto tebing-tebing tinggi dengan lautan dalam yang berwarna hijau tozca.
Dikenakan biaya masuk sebesar Rp 12.000,- untuk 6 orang, dan dikenakan lagi Rp 12.000,- untuk masuk ke "wahana" yang benar-benar berada di tepi laut sehingga foto di sebelah ini bisa tercipta. Biaya parkir Rp 5.000,-.
Menurut informasi dari Bang Ichal, disini merupakan salah 1 Spot yang bagus dimana wisatawan bisa melakukan Snorkling/Diving. Dan lagi-lagi karena keterbatasan waktu, kami pun hanya bisa ngiler mendengar informasi tersebut. (Saya sih tepatnya.. -,-")
View lain dari "wahana" tempat kami berfoto |
Malamnya kami berburu nasi kelapa yang tidak jauh dari sekret/Basecamp ditemani Bang Yoris, seorang kawan dari Paunusa juga dengan harga Rp 5.000,-/porsi saja. Rasanya? Mantap !!
5 Mei 2018
Berburu Oleh-Oleh
Sarapan Nasi Kuning |
Hari kedua setelah kembali ke Ambon, kami memutuskan untuk menyeberang ke kota Ambon dengan melewati jembatan panjang guna mencari oleh-oleh dan pastinya berburu kuliner khas Ambon, yakni Papeda !
Tapi sebelum itu kami berencana untuk sarapan nasi kuning dulu di rumah makan tidak jauh dari belokan menuju Basecamp. Nasi Kuningnya gurih banget! Porsinya besar, sudah lengkap dengan aneka Telur bulat, Daging ikan, sayuran, dan bisa dinikmati dengan Rp 12.000,- saja. Waw! jadilah rumah makan nasi kuning ini bolak balik disinggahi oleh kami yang memang sedang mencari makan murah meriah tapi mengenyangkan.. :D
Setelah kenyang sarapan, kami segera bergerak mencari oleh-oleh, di kota Ambon ini juga mengenal macet lhoh, dan suasana hari itu cukup ramai, ya dikarenakan memang itu hari Sabtu dan rata-rata orang pada libur.
Setelah kenyang sarapan, kami segera bergerak mencari oleh-oleh, di kota Ambon ini juga mengenal macet lhoh, dan suasana hari itu cukup ramai, ya dikarenakan memang itu hari Sabtu dan rata-rata orang pada libur.
Jembatan menuju Ambon |
Menyeberangi pulau juga lho.. |
Di Ambon, ada beberapa jenis oleh-oleh yang bisa saya rekomendasikan, yakni :
1. Gelang akar bahar (Di beberapa daerah seperti misalnya Kalimantan dan Belitung, atau daerah-daerah lain juga sebenarnya ada, tapi menurut saya di Ambon inilah yang bentuknya rapi dan halus, dan Alhamdulillah masih awet saya pakai hingga sekarang ). Saya membelinya di toko bernama "Hidayah" yang terletak di seberang Masjid Raya Ambon, letaknnya di pojok (hook), tepat di sebelah toko pengrajin sarang semut.
2. Aneka kerajinan yang berasal dari cangkang kerang, mutiara.
Salah 1 yang khas dari Ambon adalah Mutiara, disini kalian bisa membeli aneka mutiara yang cantik dengan berbagai ukuran, dan biasanya ditimbang berdasarkan beratnya untuk menentukan harganya. Selain Mutiara, ada juga aneka kerajinan yang berasal dari cangkak kerang seperti Tasbih dan gantungan kunci. Kami membeli beberapa mutiara ini di desa Batu Merah. (Maaf saya lupa nama tokonya, yang pasti penjualnya seorang Ibu tua)
3. Minyak Kayu Putih Pulau Buru
Minyak yang satu ini bisa kalian temukan di hampir tiap toko souvenir, sangat baik untuk mengobati gigitan serangga, menghilangkan pegal-pegal, masuk angin dll.
4. Manisan Pala, Kue Sagu, Gelang Tenun, Tas Etnik, Kopi Ambon
Ada sebuah toko bernama "Santos" yang kami kunjungi saat kesana, dan saya rasa berbagai jenis barang di atas bisa ditemukan semuanya di Santos. Bahkan mutiara pun juga ada. Soal harga? silahkan kawan-kawan bandingkan sendiri ya.
1. Gelang akar bahar (Di beberapa daerah seperti misalnya Kalimantan dan Belitung, atau daerah-daerah lain juga sebenarnya ada, tapi menurut saya di Ambon inilah yang bentuknya rapi dan halus, dan Alhamdulillah masih awet saya pakai hingga sekarang ). Saya membelinya di toko bernama "Hidayah" yang terletak di seberang Masjid Raya Ambon, letaknnya di pojok (hook), tepat di sebelah toko pengrajin sarang semut.
Gelang Akar Bahar |
2. Aneka kerajinan yang berasal dari cangkang kerang, mutiara.
Salah 1 yang khas dari Ambon adalah Mutiara, disini kalian bisa membeli aneka mutiara yang cantik dengan berbagai ukuran, dan biasanya ditimbang berdasarkan beratnya untuk menentukan harganya. Selain Mutiara, ada juga aneka kerajinan yang berasal dari cangkak kerang seperti Tasbih dan gantungan kunci. Kami membeli beberapa mutiara ini di desa Batu Merah. (Maaf saya lupa nama tokonya, yang pasti penjualnya seorang Ibu tua)
3. Minyak Kayu Putih Pulau Buru
Minyak yang satu ini bisa kalian temukan di hampir tiap toko souvenir, sangat baik untuk mengobati gigitan serangga, menghilangkan pegal-pegal, masuk angin dll.
4. Manisan Pala, Kue Sagu, Gelang Tenun, Tas Etnik, Kopi Ambon
Ada sebuah toko bernama "Santos" yang kami kunjungi saat kesana, dan saya rasa berbagai jenis barang di atas bisa ditemukan semuanya di Santos. Bahkan mutiara pun juga ada. Soal harga? silahkan kawan-kawan bandingkan sendiri ya.
C. Wisata Kuliner Papeda !
Mari mencoba Papeda |
Tidak jauh dari Masjid Raya Ambon (Alhamdulillah saya juga sempat mencoba beribadah di dalamnya), terdapat sebuah restoran yang menyajikan makanan khas Ambon, yakni Papeda. Sekilas dilihat, Papeda ini bentuk kental-kental lengket seperti lem korea, tapi warna putihnya sangat pekat. Cara makannya pun unik, karena harus dipintal-pintal ibarat orang menenun. Dan setelah beberapa kali percobaan gagal, akhirnya bisa juga saya makan Papeda. Ahahahaha
Saya lupa harga seporsinya, tapi yang jelas kami makan berenam itu dengan pesan 3 Papeda dan ditambah aneka menu makanan lain dan minuman, hanya habis Rp 230.000,- saja.
D. Pintu Ambon
Pintu Ambon |
Setelah selesai makan, berhubung saat itu waktu masi siang, kami melanjutkan perjalanan yang agak sedikit lebih jauh, yakni menuju Pintu Ambon, yang sebenarnya adalah sebuah pantai yang memiliki Tebing berlubang besar seperti sebuah pintu. Dikenakan biaya Rp 20.000,- untuk masuk mobil saat memasuki kawasan Bethesda Beach, dan dikenakan lagi Rp 12.000,- untuk 6 orang saat memasuki Pintu Ambon.
Dari tempat saya berfoto, kalian bisa naik tangga ke atas dan kemudian akan menemui berbagai warung dan tempat bersantai. Bahkan kawan saya si Raymond pun sempat-sempatnya tidur di Bale-Bale karena saking sejuknya disana. Ahahahaha
View dari atas Pintu Ambon |
Rejeki Anak Sholeh.. :P
Saat hari sudah menjelang gelap, kami berpikir akan makan malam dimana, karena bisa dibilang ini adalah makan malam terakhir kami sebelum esok siang pulang ke Jakarta. Dan tiba-tiba Bang Ichal menerima telepon dari kawannya yang seorang Polisi. Dan beliau mengundang kami semua untuk bertamu dan makan malam di rumahnya. Alhamdulillah!
Satu hal yang tak henti-hentinya saya syukuri selama di Tanah Maluku, tanah yang bisa dibilang sangat jauh dari rumah kami masing-masing, adalah kami selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, bahkan disaat kami hampir kebingungan mencari tempat tinggal dan siapa yang bisa menemani kami, selalu ada yang siap membantu. Alhamdulillah!!
E. Berendam Air Panas di Tulehu
Mandi air panas! Yey !! |
Setelah selesai bertamu dari rumah kawan Bang Ichal, kami berencana untuk mencari pemandian air panas, dan rupanya Bang Levi driver kami , punya rekomendasi tempat pemandian air panas yang asyik, dan gokilnya lagi, ternyata tempat tersebut masih kepunyaan saudara atau siapanya gitu. Terbukti saat dia masuk banyak orang yang langsung menyapanya. Waw hebat.. Alhamdulillah lagi deh buat kami judulnya.. :D
Untuk menikmati air panas ini, hanya dikenakan Rp 5.000,-/orang. Bahkan Bang Levi juga menyediakan sewa celana jika lupa membawa celana ganti.
Dan sembari berendam malam itu, kami sembari Flashback bagaimana perjalanan kami ini direncanakan,terjadi, mulai dari Pendakian Binaiya, Keliling di Ora Beach, City Tour Ambon dan akhirnya mandi air panas ini akan menjadi penutup petualangan kami selama lebih kurang 10 hari di tanah Maluku.
Makan Malam terakhir setelah berendam |
Dan esoknya, kami diantar Bang Levi dan Bang Ichal menuju Bandara Pattimura. Kami, terutama saya berharap agar semua kawan-kawan disini yang sudah sangat baik menemani kami selalu diberikan nikmat kesehatan, sehingga bisa berjumpa kembali di lain kesempatan. Aamiin!
Rincian Pengeluaran (Team) :
- Sewa Mobil Bang Levi (+/- 3 hari dengan nego) : Rp 1.000.000,-
- Masuk Pantai Liang (6orang) : Rp 32.000,-
- Masuk Pantai Lubang Buaya Morella : Rp 12.000,-
- Masuk tambahan Wahana di Morella : Rp 12.000,-
- Parkir Pantai Lubang Buaya Morella : Rp 5.000,-
- Makan Malam Nasi Kelapa (4 orang) : Rp 20.000,-
- Sarapan Nasi Kuning (6 orang) : Rp 72.000,-
- Parkir : Rp 3.000,-
- Makan Papeda dll : Rp 230.000,-
- Special Gift : Rp 145.000,-
- 3 Pulpy : Rp 10.000,-
- Pintu Ambon Bethesda Beach : Rp 20.000,-
- Pintu Ambon : Rp 12.000,- (6 orang)
- Air Panas (4 orang) : Rp 20.000,-
- Makan malam terakhir (Nasi Kuning, 6 orang) : Rp 72.000,-
- Makan siang sebelum ke Bandara : Rp 60.000,-
- Tips Bang Levi : Rp 100.000,-
- Wrapping di Bandara : Rp 200.000,-
- Ongkir balikin Carrier : Rp 30.000,-
------------------------------------------------------------------------------- +
Total : Rp 2.055.000,- dibagi 5 : Rp 411.000,-/orang.*
*Biaya tersebut tidak termasuk biaya jajan pribadi
Dan begitulah akhir dari perjalanan kami selama di tanah Maluku..
Oh iya, bagi yang ingin melakukan pendakian Binaiya, sekaligus menjelajah Ora Beach dan City Ambon, bisa menghubungi :
Bang Rizal Pelu (Ichal ) di 0813 4445 2910 (Wa/Telp)
Semoga informasi yang ada dapat bermanfaat.
Aamiin!
Salam,
RPR - Sang Petualang
(silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar