Senin, 16 Maret 2015

Mahameru : Puncak Tertinggi Pulau Jawa

Setelah sekian kali gagal mencapai Puncak Mahameru, pada 10 Oktober 2013 silam saya berkesempatan untuk kembali menjelajahi indahnya alam Gunung Semeru yang berada di Malang, Jawa Timur ini.

Seperti yang kalian tahu, Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur ini termasuk dalam 7 Summits Indonesia. Semenjak akhir tahun 2012 dan seterusnya kesini, ditambah dengan kemunculan film 5 cm,  Gunung Semeru semakin ramai dikunjungi. Pengunjungnya beragam, baik wisatawan lokal maupun asing, sehingga tak heran jika kalian kesana sekarang, tarif masuknya menjadi lebih mahal, bahkan dihitung per-harinya.

Terlepas dari itu semua, Gunung ini merupakan salah satu gunung yang wajib didatangi bagi kalian para pecinta dunia "ketinggian". Dan entah kenapa, walaupun sudah berkali-kali kesana, tidak ada kata "bosan" bagi saya untuk mengunjunginya kembali.

Disini, saya akan coba bercerita tentang perjalanan saya dan kawan-kawan menuju Puncak Mahameru, Puncak Para Dewa sekitar tahun 2013 silam.

Semoga bisa menginspirasi, monggo merapat..

10 Oktober 2013
Memulai Perjalanan
Persiapan menuju Gunung Semeru
Pagi itu, setelah persiapan selesai, saya segera bergerak naik bus metro mini 72 menuju perempatan Lebak Bulus, kemudian disambung dengan P20 (Kopaja) yang akan mengantarkan saya bertemu dengan kawan-kawan di stasiun Senen sebelum berangkat menuju Malang.

Tarif Kereta Matarmaja saat itu masih terbilang murah, saya masih mendapat harga Rp 130.000,- (Jakarta - Malang PP), kalau sekarang bisa sekitar Rp 115.000,- sekali jalan (silahkan cek lagi di web PT.KAI yak, supaya tidak salah).

Pendakian kali ini bagi saya terasa seperti reuni, karena merupakan gabungan dari kawan-kawan saya dari berbagai macam pendakian. Meskipun ada juga beberapa yang baru saya kenal di hari itu.

11 Oktober 2013
Tiba di Malang
Tiba di Stasiun Kota Baru Malang
Setelah melewati perjalanan selama lebih kurang 18 Jam, tibalah kami semua di Stasiun Kota Baru Malang. Jangan kaget, ketika kawan-kawan tiba di Stasiun Kota Baru Malang dan saat keluar gerbang akan banyak sekali yang menawarkan jasa untuk mengantar baik ke Bromo, Sempu, maupun Semeru.

Untuk menuju Pasar Tumpang, saya memilih untuk charter angkot dengan maksud agar lebih efisien dan tidak perlu naik turun angkot 2x. Akhirnya disepakati angkot dengan tarif Rp 130.000,- (muatan maksimal 12 orang dengan Carier diikat di atas )

Sebelum naik Jeep
Di depan Ps.Tumpang, kami sudah ditunggu oleh Mas Genthonk selaku orang dari paguyuban Jeep yang akan mengantar kami menuju desa Ranu Pani. Bagi yang ingin ke Bromo/Semeru atau hanya sekedaar keliling kota Malang, saya bisa rekomendasikan untuk menghubungi beliau, Mas Genthonk di 0858 5230 8530 , orangnya ramah dan cara bawa mobilnya juga sangat berhati-hati. Bilang saja dari saya (Rezki - Jakarta) juga gpp. hehehe :)

Saat itu kami dikenakan tarif Rp 500.000,- /jeep sekali jalan, dan perjalanan menuju Ranu Pani dapat dicapai dalam waktu 2 jam.

Kalian mesti rasakan sendiri serunya naik Jeep Off Road melewati lembah-lembah dengan jurang di kanan kiri, benar-benar menguji adrenalin !! hehehehe


Salah satu View yang bisa dilihat sepanjang perjalanan,

Tiba di Basecamp Ranu Pani, kami pun langsung mengurus Simaksi pendakian dan mengecek ulang perbekalan kami selama disana. Saat itu, tarif masuk per orang masih dikenakan Rp 10.000,-/orang dan tenda Rp 20.000,-/per tenda. Oh iya jangan heran di Pos perizinan ini kalian akan diminta untuk melist segala barang bawaan kalian. Dan jangan lupa juga untuk menyiapkan Surat Keterangan Sehat yang menyatakan kalian sehat untuk mendaki Gunung Semeru.

Untuk saat ini saya dengar berkisar Rp 22.500,- hingga Rp 27.500,- / hari untuk WNI, dan bisa ratusan ribu per-harinya untuk WNA.
Tepok jidat*

Memulai Perjalanan Panjang

Wajib banget foto disini bagi yang ke Semeru
Perjalanan dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo bisa dicapai dalam waktu 3,5 - 4 jam bagi yang konstan, dan jika santai mungkin sekitar 5 jam.

Track pendakian
Kondisi jalan menuju Ranu Kumbolo melewati bukit yang berkelok-kelok naik dan turun. Jalanan sudah bagus, rambu-rambu sudah jelas, di Pos 1 dan 2 pun bahkan ada Shelter sehingga kawan-kawan bisa duduk leha-leha sembari beristirahat. Hanya saja, siap-siap dari Pos III (ditandai dengan adanya bangunan/shelter yang rubuh), jalanan akan menanjak dan baru akan menurun kembali jika sudah mendekati Pos IV.

Tapi, saat itulah kalian bisa melihat Danau yang berada di atas Gunung, ya selamat datang di Ranu Kumbolo !!

Malam itu pun kami ber-12 sepakat untuk bermalam didinginnya Ranu Kumbolo, sembari menikmati Sunrise yang indah menanti esok hari.

Oiya, pastikan bagi kalian yang ke Semeru untuk membawa Sleeping Bag, memakai full gear mulai dari kaos kaki, sarung tangan, kupluk jika ada, dan tentunya jaket tebal. Ini hukumnya WAJIB !! ga pake ngeyel please..
Karena suhu di Ranu Kumbolo ini sedingin-dinginnya bisa antara -5 hingga -20 derajat Celcius.

Note :  Jangan coba-coba untuk berenang di Ranu Kumbolo, selain dinginnya yang serasa bisa mencabut nyawa, dijamin kalian akan kena diomeli para pendaki yang berada di sekitar situ, dikarenakan air di Ranu Kumbolo berfungsi juga sebagai tempat mengambil air untuk masak dan minum.


12 Oktober 2013
Dinginnya Ranu Kumbolo

Pagi yang dingin di Ranu Kumbolo
View Ranu Kumbolo di Pagi hari
Indahnya Ranu Kumbolo
Tanjakan Cinta
Tidak jauh dari Ranu Kumbolo, kawan-kawan akan melewati yang namanya Tanjakan Cinta untuk meneruskan perjalanan menuju Oro-oro Ombo, Cemoro Kandang, Jambangan hingga Kalimati. Mitosnya, jika kalian berjalan naik ke atas sembari membayangkan orang yang disayangi hingga tiba di atas tanpa menengok ke belakang, katanya sih cintanya bisa terkabul. Tapi, sepertinya mitos hanyakal mitos.. (pernah nyoba dan ga ada efek apa-apa tuh.. makin menjauh iya.. T-T )

Tanjakan Cinta
Setelah selesai sarapan dan beres-beres, kami segera meneruskan perjalanan menuju tujuan kami berikutnya yakni Kalimati dimana kami akan camp sembari menunggu waktu untuk melaksanakan Summit menuju Puncak Mahameru.

Ranu Kumbolo dilihat dari atas Tanjakan Cinta

Padang Oro-Oro Ombo, Cemoro Kandang dan Jambangan
Perjalanan menuju Kalimati dari Ranu Kumbolo bisa dicapai dalam waktu sekitar 3,5 jam dengan melewati Padang Oro-Oro Ombo yang sangat luas (jika sedang tumbuh, bunga lavender-nya akan terlihat sangat bagus berwarna ungu)

Padang Oro-Oro Ombo
Setelah melewati padang Oro-Oro Ombo sepanjang lebih kurang 2 Km, kawan-kawan akan menemui Pos Cemoro Kandang yang ditandai dengan banyaknya pohon cemara yang berjajar. Uniknya di pos ini ada warga setempat yang berjualan pisang goreng, dihargai Rp 2.000,-/ buah. Bahkan, ada juga beberapa minuman bersoda yang dijajakkan disini.

Pos ini juga cukup luas, sehingga kawan-kawan yang ingin beristirahat bisa lebih dengan leluasa. Karena bersiaplah, untuk menuju Pos Jambangan akan dilalui dengan jalan yang agak menanjak, turun lagi, dan kemudian menanjak lagi.

Pos Jambangan, dimana Puncak Mahameru sudah bisa terlihat

Dari Pos Jambangan menuju Pos Kalimati, tidaklah terlalu jauh dan bisa dicapai dalam waktu sekitar 10 menit saja.

Kalimati
Tiba di Kalimati, kami pun segera mendirikan tenda, beristirahat sejenak sembari memasak makanan demi mengisi kekosongan perut kami yang sedari tadi sudah "demo". Alhamdulillahnya, ada tetangga sebelah yang rela berbagi lauk berupa kacang hijau sehingga menambah keberagaman menu makanan kami saat itu.

Selamat makaaaan !!

Menu makanan kami saat itu
Suasana santai di sore hari
Mari makan
Berhubung kami sudah tiba di Kalimati saat sore hari, kami mempunyai waktu yang cukup banyak untuk beristirahat guna persiapan menuju Puncak Mahameru malam nanti. Karena, perjuangan sebenarnya itu baru akan dimulai dari Pos Kalimati menuju ke Puncak Mahameru.

Sebagian dari kami pun ada yang memutuskan untuk tidur, namun ada juga yang asyik mengobrol dan sharing tentang perjalanan-perjalanan yang pernah dilalui.

Menghangatkan diri dengan membuat api unggun

Menuju Puncak Mahameru, Puncak Para Dewa
Tepat pukul 21.00, seperti yang sudah disepakati bersama, kami segera bangun dari tidur kami dan langsung memasak makanan guna mengisi tenaga untuk pendakian kami yang sebenarnya menuju Puncak Mahameru. Setelah semuanya siap, mulai dari perlengkapan hingga bekal makanan dan minuman yang dibawa untuk sepanjang perjalanan, tepat pukul 22.00 pun kami bergerak menuju Pos selanjutnya, yakni Arco Podo.

Menuju Arco Podo
Arco Podo
Untuk menuju Arco Podo, kami harus melewati jalanan yang terus menanjak dan mulai berpasir, sehingga saya sangat menyarankan bagi kawan-kawan yang kesana untuk menggunakan masker agar tidak masuk debu.

Di Arco Podo, ternyata banyak juga kawan-kawan sesama pendaki yang mendirikan tenda, hanya saja memang datarannya banyak yang tidak rata, ditambah sama sekali tidak ada air disini.

Mungkin ada kawan-kawan yang bertanya kenapa Pos ini dinamakan "Arco Podo"? dalam bahasa Jawa, "Arco" itu berarti Arca/patung, dan "Podo" itu berarti mirip/serupa. Konon katanya di dekat Pos ini terdapat dua patung yang sangat mirip, dan gosip-gosipnya hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu saja. Meskipun, ada juga yang mengaku pernah menemukan dan berkata bahwa salah satu dari kepala patung tersebut hilang seperti terpenggal.

13 Oktober 2013

Jalan Panjang Berpasir Menuju Mahameru, Blank 75
Setelah melewati pohon-pohon dimana didekatnya terdapat banyak makam para pendaki yang sebelumnya meninggal disini, kami pun bertemu dengan jalan dimana kanan kirinya dibatasi oleh rantai. Dan saya pun langsung menyadari bahwa inilah yang dinamakan dengan Blank 75 yang sering menyebabkan para pendaki tersesat.

Blank 75 merupakan jurang pasir yang menganga lebar dengan kedalaman 75 meter , dan dipastikan akan sulit untuk kembali naik ke atas jikalau sampai terjebak di dalamnya.

Antrian Menuju Puncak, mulai jalan pasir
Mulai bisa ditemui batu-batu besar
Ketika sudah bertemu dengan pasir menuju Mahameru, biasanya kami mengenal "hukum 3-5", artinya ketika kita mengambil beberapa langkah ke atas, misal 3 langkah, bisa jadi kita akan merosot sebanyak 5 langkah ke belakang.

Belum lagi angin kencang serta udara yang semakin malam akan semakin dingin, membuat kita tidak bisa berdiam diri berlama-lama meskipun badan sudah sangat terasa lelah. Terkesan berat dan menyebalkan ? Ya, memang itulah ujian sebenarnya saat akan mendaki menuju Puncak Mahameru. Siapa bilang mendaki menuju Mahameru mudah ? :)

Note : saya punya sedikit trick agar kawan-kawan tidak mudah merosot saat berjalan di atas pasir, usahakan berjalan secara zig-zag sehingga sebelum kalian merosot, kaki kalian sudah pindah lagi ke sisi lainnya. Alhamdulillah sih cukup berguna. Silahkan saja jika mau dicoba.. Hehehhe..


Tiba di Puncak Mahameru, 3.676 mdpl !!
Setelah melewati perjalanan sekitar 7 jam lamanya dari Pos Kalimati, Alhamdulillah saya pun tiba di Puncak Mahameru 3676 mdpl. Tepatnya pukul 05.00 WIB dimana saat itu udara masih saja terasa dingin meskipun mentari sudah mulai keluar dari singgasananya. Kalau tidak salah mungkin suhu udara saat itu mencapai - 5 hingga -10 derajat Celcius.

Suasana di Puncak Mahameru saat itu sudah sangat ramai oleh para pendaki, padahal baru sekitar pukul 05.00 WIB, dan sudah terasa terang sekali di atas sana.

Sayangnya, pagi itu team kami tidak bisa tiba bersamaan, sempat terpecah menjadi beberapa bagian dikarenakan perbedaan kondisi fisik masing-masing. Saya pun termasuk yang berada di tengah saat itu, bersama dengan Ricky. Sementara Rizal, Raka dan Saddam lah yang mencapai puncak lebih dulu pukul 04.30 WIB. Sumi menyusul bersama Ghofar, begitu pula Shella bersama Juki, dan ditutup oleh Bro Andy. Sayangnya, Rizky dan Pebi tidak berhasil mencapai Puncak Mahameru.

Bagi yang belum tahu, Puncak Mahameru ini termasuk sangat luas dibanding puncak-puncak Gunung lainnya, dan lahannya yang sangat datar sangat memungkinkan jika dijadikan tempat untuk upacara bendera ataupun bermain bola.

Note :
Disarankan paling lama hingga pukul 09.00 WIB saja berada di Puncak Mahameru, dikarenakan lewat dari itu arah angin akan berubah dan membawa gas beracun yang keluar dari kawah Jonggring Saloko mengarah ke Puncak.

Bagi kalian yang ingin menanti erupsi kawah Jonggring Saloko, sabar-sabar saja menunggu tiap 10-15 menit sekali. Itu pun kalau kalian beruntung bisa menunggu tepat waktu. ehehehehe

Berikut adalah foto-foto kami selama di Puncak Mahameru 3.676 mdpl.

Menanti Sunrise di pagi hari
Menanti erupsi Jonggring Saloko

Duaaaaar, Akhirnya yang ditunggu muncul juga..
Sebenarnya sih ini hanya untuk nyari keringat biar ga kedinginan

Maha Besar Allah SWT dengan segala keindahan ciptaan-Nya..Berada di titik tertinggi Pulau Jawa, Puncak Mahameru 3.676 mdpl , 13 Oktober 2013
View lain
Mau berfoto dengan bendera pun harus antri
Ghofar & Sumi
Juki & Shella
Bro Andy Setiawan
Setelah puas berfoto-foto di Puncak, kami pun langsung melanjutkan perjalanan turun kembali menuju Pos Kalimati. Karena memang angin di atas sudah semakin kencang juga dan tidak bagus untuk berlama-lama di Puncak.

Perjalanan turun tidak selama daripada saat naik, bahkan kalian pun bisa berlari jika mau. Mungkin dalam kurun waktu 1-2 jam kalian bisa tiba kembali di Pos Kalimati.

Hanya saja tetap ingat arah ya, jangan sampai terlalu bersemangat dan kalian malah terpleset atau terjebak di Blank 75. Ini serius dan tidak ada maksud untuk menakut-nakuti, karena seringnya banyak pendaki yang tersesat di Blank 75 saat perjalanan turun dari Puncak Mahameru. -,-"

Setelah makan siang dan beristirahat sejenak di Pos Kalimati, kami pun segera bergegas turun untuk kembali menuju Pos Ranu Pani. Dan inilah foto yang sekaligus mengakhiri petualangan kami di Gunung Semeru..

Sebelum turun dari Pos Kalimati
Terima kasih kepada Allah SWT atas segala kemampuan dan kekuatan yang telah diberikan pada kami semua, Orang tua yang telah mengizinkan anaknya untuk berpetualang, Gunung Semeru beserta Puncak Mahamerunya yang gagah, dan tentunya...

Tulisan ini saya dedikasikan untuk 12 orang yang bersama-sama berada di Gunung Semeru saat itu, meskipun kita sampai (di Puncak) dalam waktu yang berbeda, namun tujuan kita saat itu tetap satu, yakni menggapai Puncak Mahameru.. I love you guys.. semoga bisa berjumpa lagi di lain kesempatan, dalam keadaan yang lebih pastinya.. ;)

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat membawa manfaat bagi kalian yang membacanya...


Cheers,

RPR - Sang Petualang
silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian


2 komentar:

  1. Keren,
    saya harus 2 kali supaya bisa berhasil memijakan kaki di tanah tertinggi Pulau Jawa.

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap bro...
      saya sendiri ini yang ketiga kalinya setelah dua kali gagal.. hahaha -,-"

      Hapus