Selasa, 20 Januari 2015

Gunung Lembu, Kecil - Kecil Cabe Rawit..

Jujur, saya pun baru tahu jika di Purwakarta yang jaraknya hanya berkisar 2-3 jam dari Jakarta ini terdapat spot baru yang juga seru untuk dikunjungi.
Terutama bagi kalian pecinta ketinggian yang ingin sejenak bersantai keluar dari Jakarta.

Mungkin kawan-kawan sudah sering mendengar keindahan dari waduk Jatiluhur, serunya rock climbing di Gunung Parang maupun Gunung Bongkok. Tapi apakah kawan-kawan sudah pernah mendengar tentang gunung yang satu ini ?

Yuk kita cek !!

17 Januari 2015
Berbekal info dari seorang kawan tentang info pendakian kali ini , ikutlah saya berkumpul di stasiun Kota Beos pada pagi hari pukul 08.00 WIB.
Setelah peserta sudah lengkap, dengan dikomandoi oleh Afrizal dan Tofan selaku penyelenggara acara, berangkatlah kami menuju Purwakarta dengan menggunakan kereta api.

Suasana Selfie di dalam kereta 3000 nuansa Express
Sekitar pukul 12.30-an, sesuai dengan jadwal, kami pun tiba di Purwakarta dan langsung disambut oleh hujan yang cukup deras. Namun, ada pemandangan unik ketika saya berjalan ke arah toilet, cek deh !  :

Tumpukan gerbong Kereta Api
Setelah hujan mulai reda, kami segera bertolak menuju Basecamp pendakian Gunung Lembu dengan menggunakan kendaraan berupa pick-up dan 1 unit Avanza yang sudah kami sewa dengan biaya Rp 400.000,-/mobil/PP. Umumnya, hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Desa Panyindangan, Kec.Sukatani tempat Gunung Lembu berada, namun berhubung perut kami sudah "demo", jadilah kami mampir makan siang di Rumah makan Sunda.

Fyi, untuk sewa kendaraan berupa Mobil bak bisa menghubungi ke  083816514583 (Kang Wawan)

Memulai Pendakian
Basecamp pendakian Gunung Lembu, warung sih tepatnya..
Sekitar pukul 15.30 WIB, kami pun tiba di Basecamp Gunung Lembu yang mungkin lebih tepatnya dibilang warung.

Biaya retribusi masuk Gunung Lembu belum ada tarif resminya, sehingga jika ingin masuk hanya tinggal membayar uang seikhlasnya saja melalui Lurah yang tinggal dekat dengan jalan masuk menuju Gunung Lembu. Tentunya dengan perjanjian hitam diatas putih agar uang tidak disalahgunakan.
fyi, kami bayar Rp 5.000,-/orang.

Setelah beristirahat sejenak sembari packing ulang barang bawaan, tepat pukul 16.15 WIB pun kami memulai pendakian.

Track awal Gunung Lembu
Track awal Gunung Lembu langsung dibuka dengan tanjakan disertai tanah becek akibat hujan. Sangat disarankan memakai sepatu atau sendal gunung yang anti selip. Selama 15 menit pertama, jalanan masih terus menanjak dan seakan-akan tiada bonus. Kemudian, jalanan menjadi agak lebar dan kami pun memasuki hutan bambu, jalanan pun masih tetap dan terus menanjak. Ibaratnya mendaki Cikuray via Pemancar atau Ciremai via Linggarjati. Untuk yang punya alergi, saya sarankan agar memakai sarung tangan ketika berpegangan pada pohon-pohon bambu yang berada di kanan kiri jalan. Kenapa ? karena pada pohon-pohon bambu tersebut terdapat beberapa bulu halus yang bisa membuat kulit gatal-gatal.



Memasuki hutan bambu, masih tetap menanjak
Berhubung medan yang juga bisa dibilang licin, beberapa dari kami pun banyak yang mengalami "selip" sehingga adegan tarik menarik pun menjadi hal yang sangat lumrah pada sore itu. Bahkan, ada juga beberapa yang sudah merasa lemas. Padahal, kami berjalan belum ada 1 jam.

Jika tidak ingin terpleset, saran saya ambil langkah secara zig-zag, atau jika perlu merapat ke kiri atau ke kanan dimana terdapat banyak rumput yang bisa diinjak agar mengurangi tingkat kelicinan.

Adegan tarik menarik
Setelah melewati 2 jam perjalanan dengan Track yang terus menanjak, kami pun beristirahat sebentar di lahan yang agak datar sembari menunggu adzan Maghrib. Belum lagi, hari sudah mulai gelap, dan kami harus menggunakan headlamp untuk kembali meneruskan perjalanan.

Track malam melewati semak-semak yang rapat
Rawan dengan jurang
Beruntungnya, setelah melewati lahan datar tempat kami istirahat tadi, track sudah agak "melunak", hanya saja harus tetap ekstra berhati-hati dikarenakan banyaknya semak dan jalan yang agak sedikit menanjak namun di sebelahnya terdapat jurang besar. Ada beberapa bagian juga dimana kami harus melewati jalan-jalan berbatu dan harus sedikit memanjat ke atas.

Saung Petilasan
Ketika sudah hampir memasuki Pos Helipad 1 (sebenarnya hanya berupa lahan datar yang agak luas untuk bangun tenda), kami melewati saung kecil, dimana didepannya terdapat banyak batu-batu seperti kuburan (kalau kata kawan saya si Tofan) dan terdapat sajadah yang digantung di saung.

Sebelum melewati tempat tersebut, kawan saya Tofan sudah mengingatkan untuk tidak berhenti disana, sehingga kami yang memang ingin mencari aman dan bukan hal aneh-aneh pun langsung meneruskan perjalanan tanpa berhenti disitu.
Meskipun, katanya ada juga beberapa diantara kami yang sempat duduk di saung tersebut karena telat mendengar infonya.

Camping
Sekitar pukul 19.30 WIB, tibalah kami di Pos Helipad 2 dimana kami akan mendirikan tenda, memasak makanan, sekaligus bermalam disini.
Disini pun kami membagi tugas, ada yang membangun tenda, menabur garam disekeliling tenda (menghindari PACET / LINTAH), dan ada juga yang langsung memasak makanan dan minuman untuk mengisi kekosongan perut kami yang sudah lelah karena perjalanan.

Oiya, untuk kawan-kawan yang membawa wangi-wangian seperti parfum, bisa juga disemprot disekeliling tempat camp untuk menghindari ULAR mendekat.
(Mitos tentang ular takut garam itu SALAH BESAR yak.. jangan diikuti.. Garam hanya berlaku untuk hewan berlendir, misal PACET atau LINTAH, sedangkan ULAR itu bersisik )

Dengan adanya bau seperti parfum, ular akan menjauh karena merasa indera penciumannya terganggu. Semoga bisa membantu untuk meluruskan logika yang salah selama ini yaa.

Malam itu, kami pun kedatangan saudara-saudara saya dari komunitas LPP (Langkah Para Petualang), yakni Dicky, Aim, dan 2 orang lagi yang baru saya temui hari itu. Sehingga semakin menambah keseruan kami hari itu.

Suasana Camp saat itu
Bersama "tamu" dari LPP (Langkah Para Petualang)
Setelah beristirahat sejenak, Dicky dan Aim pun mengajak beberapa diantara kami untuk mengunjungi batu besar sembari melihat keindahan lampu-lampu keramba di waduk Jatiluhur saat malam hari. Sayangnya, berhubung saya sudah terlampau lelah, hanya beberapa orang dari kami saja yang ikut. Kira-kira beginilah view-nya :

Tebak, ini orang sebenarnya lagi ngapain ? *peace Jal ! :p
Kami yang tetap berjaga di tenda pun kemudian makan malam bersama dan langsung tertidur tidak lama setelahnya dikarenakan memang sudah lelah.

18 Januari 2015

Kedatangan "Si Nyai"
Pagi itu, sekitar pukul 03.15, tiba-tiba seorang kawan kami, sebut saja "ST", mendadak bertingkah aneh seperti orang terkena gejala Hypo,sehingga Dicky yang tepat berada disebelahnya langsung bangun dan berteriak membangunkan ST dengan sesekali menampar pipinya agar gejala Hypo nya tidak makin parah.

ST pun terbangun saat itu, dan langsung dibawa ke tenda sembari digantikan bajunya, karena ternyata dia tidur dengan mengenakan baju yang basah

*PELAJARAN PERTAMA : JANGAN PERNAH TIDUR DENGAN BAJU YANG BASAH KARENA KERINGAT !! BISA MENYEBABKAN GEJALA HYPOTHERMIA (KEDINGINAN AKUT) , JANGAN BANDEL, JANGAN NGEYEL PLEASE !! -,-"

Tak lama, Dicky, Aim dan kawan-kawan LPP pun pamit pulang. Sebelum pulang, Dicky berpesan pada saya agar kawan-kawan tidak lupa membersihkan sampah-sampah berupa tissue basah yang dipergunakan untuk berbilas setelah BAB.

Saya pikir, situasi saat itu sudah aman, dan saya pun bersiap untuk kembali tidur. Namun, ternyata ST kembali mengingau, bahkan lebih parah karena dia sudah mulai meracau seperti layaknya orang yang kerasukan.

Kami semua pun sontak terbangun kembali dan berjaga disekitarnya. Saya merasakan dengan tangan saya sendiri ketika menahan kakinya agar tidak meronta, itu bukanlah ST, karena kekuatan kakinya bisa dibilang 3x tenaga manusia normal, sehingga tangan saya pun lama-lama terasa pegal hanya untuk menahan lonjakan kakinya.

Kali ini Ragel yang berusaha membangunkan ST dengan mengajak "Dia" (kami sebut dia "Si Nyai") yang didalamnya untuk berkomunikasi dan menanyakan apa maunya. Tofan yang juga berada di dalam tenda pun berusaha terus membisikkan kalimat-kalimat "Astagfirullah" dan "Allahu Akbar" untuk mengusir "Si Nyai" pergi dari tubuh kawan kami. Opie memegang kepalanya, saya dan Afrizal memegang kedua kakinya yang terus meronta-ronta dengan tenaga yang tidak biasa.

Sedangkan yang lain hanya bisa melihat sembari terus membacakan Ayat Kursi, dan asma asma Allah.

Hingga ketika kami berhasil berkomunikasi dengan Dicky yang sudah tiba di bawah, dia memberitahu bahwa mungkin yang merasuki ST adalah Harimau penjaga gunung Lembu, sehingga daritadi hanya bisa seperti mengaum dan tidak bisa bicara.

Dicky pun bertanya kira-kira apa ada hal-hal yang kami langgar selama pendakian seperti apakah ada yang BAK di Batu, Pohon, Kuburan dll ?
Kami pun langsung teringat akan sampah-sampah Tissue yang tidak dirapikan oleh kawan-kawan kami yang baru selesai BAB.

Kawan-kawan yang tersisa pun langsung bergerak membersihkan sampah-sampah tersebut. Dan benar saja, sekejap ST pun tenang kembali.

Namun yang berikutnya malah lebih parah,ST tiba-tiba tertawa dan menangis tanpa sebab, dan yang paling membuat kami merinding ketika ST tiba-tiba tersadar dan menunjuk ke arah semak-semak belakang tenda sembari berkata "ITU APA ??"
Langsung kami pun sontak terkejut dan terasa bulu kuduk sepanjang badan berdiri. Karena kami menyadari, kami tidak sendirian disana.

Berikutnya Erwan yang mengambil tempat Ragel untuk menyadarkan ST, dengan beberapa kali memegang pipi ST, sementara saya dan Afrizal terus menerus memijit jempol kakinya. Sepertinya, yang kedua ini agak-agak PHP yah, karena "Dia" beberapa kali berusaha untuk membohongi kami, padahal "Dia" belum keluar dari tubuh ST.

Dengan berbagai upaya, didoakan, diberi air yang dibacakan lafaz-lafaz Allah, akhirnya sekitar pukul 05.30 WIB, tragedi menyeramkan tersebut berakhir dan ST pun kembali tersadar dan bisa kembali bercanda seperti sedia kala.

Alhamdulillahi rabbil Alamiin...

*PELAJARAN KEDUA : INGATLAH SELALU UNTUK MENJAGA SIKAP DENGAN MENJAGA KEBERSIHAN DIMANAPUN KITA BERADA, INGAT, INI BUKAN RUMAH KITA, DAN KITA HANYALAH TAMU DISANA !!

Mencapai Puncak Gunung Lembu
Setelah kembali terbangun, kami pun bergerak ke arah tenda dimana banyak batu-batu bersusun dan naik sedikit ke atas untuk melihat pemandangan indah yang akan terbentang di depan mata kami sebentar lagi. Hanya berjarak sekitar 3 menit untuk melihat "surga" dari Gunung Lembu ini, sehingga dengan telanjang kaki pun (karena harus manjat-manjat batu), kami pun bisa mencapainya.

Dan inilah view Puncak Gunung Lembu, cekidot :

View Puncak Gunung Lembu

Backpacker Jakarta di Puncak Lembu
Menikmati pagi di Puncak Gunung Lembu

Setelah puas berfoto-foto mengabadikan keindahan alam yang tampak di depan mata, kami pun segera kembali ke tenda untuk segera sarapan dan packing untuk persiapan turun menuju Basecamp.

Sarapan pagi itu
Berhubung sudah pukul 10.00 WIB, kami pun segera bergerak turun, dan barulah pagi itu kami semua melihat jalur yang semalam kami lewati. Rupanya, untuk Gunung yang katanya hanya setinggi 729 mdpl, jalur Gunung Lembu ini termasuk dalam kata "Ekstrim". Kawan-kawan bisa buktikan sendiri jika suatu saat mencoba kesana.

Telah dibuka wahana Perosotan di Gunung Lembu !!
Hal yang ditakutkan pun terjadi, hujan pun turun sehingga membuat jalur semakin licin. Terpleset maupun jatuh tampaknya sudah menjadi hal yang jamak terjadi pada siang hari itu. Sehingga bisa dipastikan banyak celana maupun pantat yang akan "teraniaya" siang itu. hahahaha

But, disamping itu semua kami melalui jalur yang semakin ekstrim ini dengan penuh canda tawa, sehingga tanpa terasa pun kami sudah tiba di Basecamp dan langsung numpang bersih-bersih di rumah Lurah setempat.

Kotor sekotor-kotornya
ini team pawang hujan kali yak? hahaha

Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB dan kami harus mengejar kereta, kami pun segera bertolak menuju stasiun untuk kembali ke Jakarta.

Perjalanan menuju stasiun ini sekaligus mengakhiri petualangan kami di Gunung Lembu yang meskipun pendek, ternyata banyak menyimpan misteri didalamnya. Terutama track-nya yang tergolong ekstrim untuk Gunung berketinggian dibawah 1000 mdpl.

Selfie di atas Pick up

Di depan Stasiun Purwakarta sebelum pulang ke Jakarta
Dapat "Oleh2" dari perosotan alam

Jadi, tertarik untuk mencoba kesana ?? :)

In sya Allah selama niat kita baik dan tidak macam-macam, segala hal di atas tidak harus terjadi. Bagi yang sedang HAID atau sekiranya akan HAID , saya sangat menyarankan agar jangan kesana. Selain membahayakan untuk diri sendiri karena pasti stamina akan drop, membahayakan juga untuk kawan-kawannya yang tidak menahu kalau kalian sedang HAID.

Rincian Biaya* :
-Sarapan Ketupat Sayur di BEOS : Rp 10.000,-
-Beli Aqua, cemilan-cemilan pribadi : Rp 16.500,- 
-Sharecost Logistic,Gas, Sewa Tenda, Minyak Goreng, Tiket masuk : Rp 83.000/orang
included: 
*Gas : Rp 5.000,
*Tiket PP Kereta JKT-Purwakarta PP (@ Rp 3.000,- ) : Rp 6.000
*Tiket masuk Lembu Rp 5.000,-,
*Sewa Pick-up & Avanza : Rp 28.000,-/orang
*Sisa Rp 39.000,-/orang dipakai untuk sharecost Logistic, Sewa Tenda, beberapa untuk menambahkan uang sewa kendaraan dan uang seikhlasnya untuk numpang mandi di rumah Lurah
-Makan Siang RM Sunda : Rp 34.000,-  
-Jajan depan stasiun : Rp 5.000,-
---------------------------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp 148.500,-

*Biaya di atas tidak termasuk dengan biaya dari rumah masing-masing menuju Mipo PP..

Semoga informasi yang ada dapat bermanfaat bagi kawan-kawan yang ingin mencoba menjelajah ke Gunung Lembu yang terdapat di Desa Panyindangan, Kec.Sukatani, Purwakarta ini.


Cheers,

RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

39 komentar:

  1. info sangat menarik bang, viewnya keren laut langsung, kalo ada versi riding naik motor gtu ane mau donk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi Bro.. ternyata ga perlu jauh-jauh juga untuk menikmati View bagus.. btw, itu bukan laut sebenarnya, tapi Waduk Jatiluhur yang ada di Purwakarta. heheh

      Siiip, misal ada In sya Allah bakal gw ulas juga bro.. :)

      Hapus
  2. keeerrrrrreeeeeennnnn…… pengalaman yang fantastis brrraaayyy… nge-baca postingan ini tuh yah, ikutan merinding, menegangkan, berasa kaya lagi disana, so Spooky, so Wet, So Dirty, so Screammy, So Haunted, so Beautifuuulll pictures,, heheheheehehehe… salut deh, Alhamdulillah kalian semua selamat sehat walafiat...tks buat afrizal dkk utk sharing, next time should be there,,, hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Alhamdulillah kami semua bisa turun dan kembali dengan selamat mbak.. :)
      Thanks buat apresiasinya..

      Misal ada waktu, cobain ksana juga gpp kok. Tapi saran saya lebih baik pas musim kemarau agar lebih bisa menikmati perjalanannya. Kecuali klo mau coba perosotan alamnya yaaak.. eheheheh..

      Hapus
  3. wah salah saya baca malem-malem, tidur lampu harus nyala nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe memang begitulah apa adanya selama kami disana bro..

      Saya pun ketika kmarin menulis di bagian "Nyai" juga masih sempat merinding karena masih teringat langsung kejadian disana.. :)

      Hapus
  4. Ada nomor yang sewain mobil gak bang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan saya tidak pegang nomornya, tapi ketika bung Tipong tiba di stasiun Purwakarta, disana banyak pick up maupun angkot yang siap untuk dicharter guna mengantar ksana..
      saran saya sih lebih seru pick up.. ;)

      Kmarin saya kena Rp 400.000,- (PP) / mobil pick up dengan muatan maks.10-12 (belakang) dan 2 org di depan..

      Semoga bisa memberi pencerahan..

      Hapus
  5. oke, makasih bang..
    sangat membantu..

    BalasHapus
  6. Terima kasih telah berkunjung ke gunung lembu. kami sedang pengembangan dan membuka area gunung lembu. ada 12 lokasi yg akan kita kembangkan kedepannya. kami mohon ijin untuk mencopy paste artikel ini+ foto petualangannya pada website resmi kami. dengan mencatumkan sumbernya...

    website : www.gununglembu.com

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan kang/teh..

      Semoga artikel yang ada bisa bermanfaat.

      Sukses selalu juga untuk pengembangan area yang ada di Gunung Lembu
      ;)

      Hapus
  7. maaf kang digunung lembu ini ada parkiran mobil yang memadai gak ya kang? Kayaknya mau bawa mobil aja deh soalnya cuman berenam kang ngejar jadwal juga hehe makasih kang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau parkiran untuk amannya mungkin bisa numpang saja sama pak RW/ pak RT yang ada disana kang..

      Berhubung masih jarang yang kesana, jadi fasilitas masih sangat minim..

      Hapus
  8. Balasan
    1. Yang penting niat kita kesana baik dan ane-aneh mas.. In sya Allah gpp.. hehehe

      Hapus
  9. Insya Allah tanggal 16 mei ini, ane mau naik nih..
    Kira kira ada pantangan gak buat yang mau naik ke sana..???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengenai pantangan, sebenarnya tiap gunung hampir sama kok mas..

      jaga sikap dan omongan dimanapun kita berada, jangan menyorot ke atas pohon jika malam hari , jangan buang sampah sembarangan, permisi-permisi jika ingin buang air besar atau kecil, dan untuk yang sedang HAID / MENS sebaiknya jangan ikut naik.. ;)

      Hapus
  10. ketawa sampe puas dah kalo habis hujan . . :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahah betul..betul.. soalnya dijamin kotor dari bawah hingga ke atas...

      Hapus
  11. Mistisnya kuat,baru kemarin tanggal 27-28 november 2015,saya dan kawan2 mengalami hal yg sama,dan sampai sekarang si NYAI blm mau pulang.

    BalasHapus
  12. hehheh iya.. lebih kurang sama lah yaa sama yang saya jabarkan? ^^

    Tapi diantara kawan-kawan yg kmarin naik bareng ada yg lagi haid kah? klo iya mah itu bisa semakin memicu..

    BalasHapus
  13. Terimakasiih mas infony, sedikiit pencerahan dan insya allah sabtu ini mau kesana. Jdi dag did dug nh krn bca "nyai" padahal rencana ksana emang mau sorean jd smpe sn pst mlm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 mas..
      tidak bermaksud menakut-nakuti.. namun memang begitulah yang saya dan kawan2 alami saat pertama kesana..

      Tapi yg terpenting, niat kita baik, dan sebisa mungkin tetap menjaga tingkah laku dan tutur kata selama disana.. :)

      Hapus
  14. mas klo masalah nyarter mobil dari stasiun itu apakah bisa nego dan bareng dengan klmpok lain, krena saya niatan mau ksna hanya 2 orng saja. dan apakah tiap harinya banyak pendaki yg ke lembu agar kemungkinan bisa bareng saat nyarter mobilnya.(takut hari itu cma tinggal b2 saja)huhuhuu.. terimakasih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau untuk nego sih memang pasarannya sudah 500rb/mobil/PP.. tapi silahkan saja jika ternyata bisa dinego sedikit..

      Wah kalau tentang tiap harinya banyak yg ke Lembu atau ga sih saya kurang tau mas (karena saya pun bukan orang sana..haha)

      Tapi biasanya sih, weekend akan selalu rame, mengingat gunung ini terletak cukup dekat jg dengan Jakarta...

      jika memang ada peserta lain, ga ada salahnya juga kok menyapa mreka sejak di kereta(atau saat ktemu di stasiun), manatahu memang bisa bareng...

      Semoga bisa mencerahkan..

      Hapus
  15. Brow.. w d ajakin ksono bsok.. ngbaca postingan ni w jd mikir2 lg dulu.. haha.. takuut.. ga da prsiapan sm skali sh.. jd ga brani.. pdh ga da rncana nginep / camping.. mksh ya dh ngsh info

    BalasHapus
  16. Halo DEssy..
    Hmm, terlepas dari segala hal mistis yg memang dirasakan kawan2 yang pergi kesana, sebenarnya ga bisa dipungkiri Gn.Lembu punya pemandangan yang oke punya..

    Yang penting selama disana niat kita baik aja, dan jangan melamun yaaa...
    buat yg cewe usahakan jangan ada yg lagi Haid saat ksana.. ;)

    BalasHapus
  17. kalo untuk masalah camp di lembu kira2 tempat camp nya itu hampir rame apa masih sepi ya kang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga tentu sih yaa.. tapi saran saya hindari waktu2 yang pastinya akan ramai seperti 17an, tahun baru dan hari2 libur besar lainnya...

      Secara sebenarnya tempat camp di Gunung Lembu termasuk kecil juga..

      Hapus
  18. Bro Rezki, kalau untuk naik malam / subuh kira2 rekomen ndak, saya pengen ngejer sunrise nya aja nih, ndak ngecamp

    salam petualang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Iko,
      tidak apa2 kok... silahkan saja..
      tapi pastikan kondisi kawan-kawan yang ikut sudah terbiasa dengan track malam yaa..

      Setidaknya butuh waktu skitar 3 jam perjalanan untuk menggapai puncak Lembu. jadi kalian harus jalan paling telat skitar pukul 02.30 pagi dari basecamp untuk mengejar sunrise..

      Salam petualang.. :)

      Hapus
  19. Mas mau nanya untuk tendanya ada penyewaan di sana atau mas bawa sendiri ya? Makasih

    BalasHapus
  20. saya kemaren baru kesana min.. kerenn abis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. dengar2 sudah semakin bagus ya fasilitas saat ini disana? :)

      Hapus
  21. Moga saja tidak ada apa2 saya besok mau kesaana
    Moga juga ramai pas tahun baruan
    Kirain ada buat parkir nya
    Berarti ke rt atau rw setempat lapor sklian ikut parkir gitu yaa
    Nanti nya bingung ngasih nya berapa kalau ke pengurus heee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. semoga lancar untuk acaranya...
      Parkir sih mungkin ada, tapi lebih aman jika nitip ke Pak RT/RW setempat.

      Yaaa jika mau ke pengurus yg ada disekitar jg gpp kok, tinggal ditanyakan saja dulu harganya...

      Hapus
  22. Mas Brow, Buat Mendaki Gunung Lembu Dibukanya Jam Berapa???
    Terus Untuk Tenda, Bawa Atau Disananya Ada Tempat Menyediakan Tenda...!!?

    BalasHapus
  23. sekarang basecamp nya udah bagus bgt, terus tips jangan lupa bawa autan atau sofel ya.. cek nih ane juga ada cerita perjalanan ke Gunung Lembu Purwakarta

    BalasHapus