Jumat, 06 Februari 2015

Ada apa di Cianjur ?

Gunung sudah, pantai sudah, Goa sudah....
Nah, pada kesempatan kali ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah Cianjur, sebuah daerah yang katanya banyak menyimpan objek wisata-wisata eksotis. 

Ada apa saja yaa disana ?

Yuk kita cek !

2 Februari 2015
Berbekal dari ajakan salah seorang kawan saya (Elde), malam itu kami berkumpul di bawah fly over Pasar Rebo guna menunggu bus Doa Ibu yang akan mengantar kami menuju Cianjur. Dengan membayar sebesar Rp 25.000,-/orang kami pun tiba di Cianjur setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan.

3 Februari 2015
Hari pertama, tidak banyak yang kami lakukan kecuali duduk-duduk santai sembari menikmati sejuknya udara pegunungan. Barulah pada malam harinya, kami memulai petualangan di Cianjur dengan ditemani oleh Ferdi (kawan Elde yang telah berbaik hati menampung kami di rumahnya. hehehe )


A. Kedai Sop Duren (Bukan Duda Keren , yak !! -,- )
Destinasi pertama kami malam itu adalah berkunjung sekaligus mengisi perut kami yang sudah lapar. Maka, melipirlah kami ke Kedai SOP DUREN yang beralamat di Jl.IR.H.Juanda, Panembang - Cianjur.

Kedai Sop Duren - Cianjur

Suasana makan malam itu
Bagi kalian pecinta buah yang baunya sangat menyengat ini, kalian harus coba Sop Duren , disediakan dalam ukuran reguler dan Jumbo. Kabar baiknya, bagi kalian yang anti duren, tidak perlu khawatir, karena disini banyak juga menu selain duren.

Berhubung saya juga anti duren, saya pun tertarik untuk mencoba Batagor selai kacang dan Croissant isi daging sapi. Hmm nyummy...

Bawah : Sop Duren, Atas : Batagor Selai Kacang

Croissant isi daging sapi

Fyi, harga makanan yang ada di kedai ini rata-rata dibawah Rp 20.000,-, sehingga sangat cocok untuk kamu-kamu yang ingin makan kenyang dalam jumlah banyak namun kantong anti jebol. Hehehehehe :P

Beberapa harga yang saya ingat :
Sop Buah : Rp 7.000,-
Sop Duren : Rp 11.000,-
Sop Duren (Jumbo) : Rp 16.000,-
Batagor : Rp 10.000,- (isi 4)
Croissant : Rp 11.000,- (ada pilihan isi Chicken Teriyaki, Daging Sapi, dll )

Murah meriah sekali kan ? :P


B. Masjid Raya Cianjur
Destinasi berikutnya, kami mengunjungi Masjid Raya yang terdapat di Cianjur. Namun sayang seribu sayang, kami tidak bisa numpang Sholat disana dikarenakan memang hari yang sudah cukup larut malam. Beberapa bagian dari masjid pun terlihat dalam proses renovasi, namun tidak mengurangi nilai-nilai artistik dan megah yang terkandung di dalamnya.

Masjid Agung Cianjur

Tampak Depan

Tampak samping yang menampakkan betapa megahnya bangunan ini















4 Februari 2015
Pagi itu, kami pun bangun lebih awal untuk menuju destinasi kami selanjutnya, yakni Situs Megalithikum Gunung Padang.

Tidak terlalu sulit untuk mengakses tempat yang satu ini, tapi memang saya akui jalan yang dilalui memang cukup jauh, berliku-liku dan beberapa kali melewati tanjakan dan turunan yang curam. Kami pun tiba di pintu masuk Situs Megalithikum Gunung Padang pukul 07.30 WIB, dimana kami lah pengunjung pertama di hari itu. Hehehe.


C. Situs Megalithikum Gunung Padang
Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 4.000,-/orang , kami segera bergerak masuk ke kawasan Situs Gunung Padang dengan menaiki barisan anak tangga yang saya rasa cukup membuat "ngap-ngap" bagi anda yang jarang berolah raga.

Pintu Masuk Situs Megalithikum Gunung Padang

Wilujeng Sumping !!

Barisan anak tangga yang harus kami lalui

Biar ga capek, mari foto-foto dulu..ehehehe
Setelah melewati barisan anak tangga yang mungkin sekitar ratusan jumlahnya, kami pun tiba di bagian bawah Situs Gunung Padang, dimana bisa dilihat bersama terdapat susunan batu yang membentuk segitiga menyerupai piramida di Mesir. Konon katanya, batu-batu yang terdapat di Situs Gunung Padang ini jauh lebih tua dari Piramida di Mesir. Sehingga, sangat dilarang keras mengetuk-ngetuk batu dengan cara apapun.

Tumpukan batu menyerupai piramida Mesir

Sepertinya ini tempat "sesajen"

Batu-batu bersusun menyerupai gerbang
Jika anda bergerak lagi ke arah atas, maka anda akan mencapai puncak dari Situs Gunung Padang ini. Di atas terdapat bangunan tinggi yang umumnya dipakai orang-orang untuk makan, sehingga jika naik ke atas sana bisa mendapatkan foto-foto seperti ini:

View dari atas

Bagian atas Situs Gunung Padang

Puncak Situs Gunung Padang
Bisa kita lihat, pada bagian atas susunan batu-batu yang ada terlihat semakin jarang dibandingkan di bagian bawah tadi.

Untuk yang merasa lapar dan haus, disekitar Puncak Situs Gunung Padang ini terdapat beberapa warung serta pedagang kaki lima yang selalu siap menjajakkan dagangannya. Harganya ? masih aman kooook. ^^


D. Curug Cikondang
Jalan menuju Curug Cikondang ini jujur terasa menyiksa pantat dan sangat mengocok perut, dikarenakan untuk kesana harus melewati jalan yang benar-benar rusak serta berair. Jadi, harap maklum saja jika setelah dari Curug Cikondang ban mobil kami terasa agak kempes dan harus segera mencari tukang tambal ban.

Tiba di dekat pintu masuk Curug, kami pun parkir mobil di dekat rumah warga, dan segera bergerak menuju pintu masuk Curug Cikondang dengan sebelumnya membayar Rp 5.000,- /orang.

Jalan lumpur berbatu

Melewati pematang sawah

Untuk menuju Curug Cikondang dari pintu masuk bisa dicapai dengan trackking santai dalam waktu 10-15 menit saja melewati jalan-jalan berbatu dan dilanjut dengan melewati jalan pematang sawah. Namun harus agak berhati-hati jika hujan atau setelah hujan, karena jalan yang ada akan terasa licin.

Curug Cikondang


Di depan Curug Cikondang

Tidak banyak yang bisa kami lakukan disini kecuali hanya berfoto dengan jarak yang cukup jauh dari Curug dikarenakan memang aliran airnya yang cukup deras.

Setelah puas berfoto, kami pun segera kembali ke kendaraan untuk melanjutkan ke destinasi berikutnya, yakni stasiun kereta api Lampegan dimana terdapat terowongan kereta api kuno yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.


E. Batu Akik Ati Ayam (Red Jasper)
Oiya, bagi kalian pecinta batu akik, di dekat tempat kami parkir terdapat gundukan batu-batu besar yang telah dipotong-potong. Saya yakin 100 % dari warna dan teksturnya itu adalah batu Ati Ayam (Red Jasper). Saya pun baru ingat, bahwa Cianjur merupakan salah satu penghasil batu-batu akik terbesar di Indonesia, dimana batu-batu akik ini nantinya akan dibawa ke kota-kota besar semacam Jakarta untuk kemudian dipotong, dibentuk, dihaluskan dan dijual di berbagai pasar batu mulia / akik.

Setelah berbincang-bincang sekilas dengan adik yang sedang membelah-belah batu (sumpah saya sempat ngeri jempolnya adik ini gepeng tertumbuk batu), saya pun diperbolehkan mengambil satu sebagai souvenir. hehehehehe


F. Terowongan Kereta Api Kuno
Tidak jauh dari pertigaan yang menuju ke Situs Megalithikum Gunung Padang, terdapat stasiun kereta api dengan terowongan kuno yang dibangun pada tahun 1879 hingga 1882.

Kami pun memarkir mobil di dekat warung yang tidak berada jauh dari dari terowongan. Dan benar saja, didalam warung terdapat gallery foto orang-orang yang sebelumnya pernah kesini. Bahkan ada juga potret terowongan tersebu tempo dulu.

Berhubung saat itu hujan, kami pun sejenak memesan beberapa minuman hangat sekalian makan siang guna mengisi kekosongan perut kami. Barulah saat hujan sudah sedikit lebih reda, kami pun berfoto-foto ria di sekitar bahkan masuk ke dalam terowongan dengan harapan tidak ada kereta yang datang. Hehehe.


Bagian dalam terowongan

Terowongan Kuno Stasiun Lampegan

Kereta yang ditunggu pun akhirnya lewat..

Tadinya, kami berencana untuk mengunjungi Curug di kawasan Batu Lempar untuk bermain-main air sekaligus menyegarkan diri. Tapi apa mau dikata, juga tidak kunjung berhenti sehingga kami yakin track menuju kesana akan sangat licin.

Dengan berakhirnya sesi foto-foto disekitar terowongan sekaligus mengakhiri petualangan kami selama di Cianjur.

NB : 
- Untuk kawan-kawan yang ingin mengunjungi daerah-daerah tersebut di atas, saya sarankan lebih baik pergi secara berkelompok misal 6-8 orang dengan menggunakan mobil pribadi, mengingat jika menggunakan kendaraan umum (angkot) agak susah.

- Untuk petunjuk jalan, disana sudah cukup jelas jika kawan-kawan datang dari arah Puncak, lurus menuju Tugu Cianjur, ambil kanan, dan selanjutnya tinggal ikuti petunjuk jalan atau bertanya kepada warga sekitar.

- Pastikan juga bensin di kendaraan cukup, mengingat sepanjang jalan dimana melewati pedesaan dengan jalur yang berkelok kelok jarang ditemukan pom bensin, yang ada hanyalah bensin yang dijual dalam botol dengan harga yang cukup mahal.


Rincian Biaya (Saya) :
Bus Metro Mini (H.Nawi - Blok M ) : Rp 4.000,-
Busway : Rp 3.500,-
Bus Doa Ibu Ps.Rebo - Cianjur : Rp 25.000,-
Makan pagi : Rp 5.000,-
Parkir & WC : Rp 6.000,-
PT-PT Bensin : Rp 40.000,-
Jajan : Rp 6.000,-
Tiket Masuk Gunung Padang : Rp 4.000,-
Tiket Masuk Curug Cikondang : Rp 5.000,-
Tubbles Angin : Rp 5.000,-
Makan siang : Rp 10.000,-
PT2 Sewa kendaraan : Rp 20.000,- *tergantung jumlah orang
Bus Marita Cianjur - Kp.Rambutan : Rp 25.000,-
Taxi dari Kp.Rambutan - Rumah : Rp 70.000,- *tergantung jarak rumah
--------------------------------------------------------------------------------------------------------+
Total : Rp  228.500,-

Akhir kata, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi kawan-kawan semua yang membacanya.. and Happy Travelling !!

Cheers,

RPR - Sang Petualang
(Silahkan difollow IG saya jika berkenan : @rezkirusian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar